Kehidupan Multikultur Mendukung Perdamaian Dunia

Kehidupan multikultur merupakan problem besar bagi peradaban ke depan. Semua negara harus memberi prioritas terhadap konsep multikultur masyarakatnya. Oleh karena itu Azarbaijan Delier Universitate (ADU) menggelar seminar internasional Multiculturalisme yang dihadiri oleh kalangan akademisi, dan aktifis sosial dari berbagai negara di kampus setempat, Senin (11/9) kemarin.

Seminar ini dibuka oleh Rektor Azarbaijan Delier Universitate (ADU), Prof.Kamal Abdullayev dan dihadiri oleh Duta besar Indonesia, Dr.Husnan Bey Fananie dengan narasumber Prof.Mahmud, (Rektor UIN Sunan Gunung Djati) Dr.Munawar Ahmad(Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Prof.Dr.Habib Zarbaliyev, Ravan Hasanov, dan Dr. Rasyad Ilyasnov.

Dr.Husnan Bey Fananie menyatakan sikap politiknya terhadap dukungan persaudaraan Indonesia-Azarbaijan yang telah berjalan 25 tahun, serta memberi dukungan politik bagi perjuangan Azarbaijan dalam menangani konflik politik Nagaro-Karabakh. Hal ini penting untuk langkah bersama menciptakan perdamaian dunia.

Selanjutnya, narasumber dari Indonesia, yang pertama Prof.Mahmud, (Rektor UIN Sunan Gunung Djati) memberi materi tentang permodelan multikultur di Indonesia. Kemudian, Dr.Munawar Ahnad (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) menyampaikan makalah " The Mapping Of Social Capital For Strengthening Multiculturalism In Azarbaijan Dan Indonesia" yang menjelaskan bahwa melalui imaginasi "wadah permen (candy's bowl), indonesia ingin mengembangkan model multikulturnya sendiri tidak mengikuti melting pot Amerika.

"Semua orang harus dihargai dan diberi ruang eksis tetapi harus dibatasi agar tidak mengganggu identitas yang lain, masalah multikultur di Indonesia lebih rentan karena sentimen agama terlalu lekat dalam politik. Mungkin ke depan Indonesia perlu membuat Undang-undang ketahanan multikultural" kata Munawar dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.

Kesempatan tersebut Munawar menawarkan konsep ketahanan multikultur sebagai kebutuhan peradaban ke depan. Hal senada juga didukung oleh Prof.Dr.Habib Zarbaliyev, Ravan Hasanov, dan Dr. Rasyad Ilyasnov, pembicara dari Azarbaijan yang menyatakan bahwa gerakan multikuktur di Azarbaijan merupakan prototype politik multikuktur kontemporer sebagai tandingan dari Eropa.(Khabib-humas)