Dari Kuliah Umum Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Creative People for Creative Industry

“Apa yang disebut dengan kreatif?”, demikian ungkapan pertanyaan Faris A. Pranata, S. Kom. I(Senior Production Assistant NET TV),selaku narasumber mengawali materi Kuliah Umum Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (12/10/17). Kegiatan yang dibuka Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Nurjanah, M. Si., Ph.D., di ruang Teatrikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini mengusung tema“Creative People for Creative Industry”.Audiens terlihat antusias dalam menerima materi yang diberikan, mengingat Faris merupakan alumni KPI 2013 yang telah sukses berkiprah di salah satu stasiun televisi nasional bergengsi, yakni NET TV. Prestasinya dalam meraih predikat karyawan terbaik tahun 2015 menggugah semangat audiens untuk mengikuti jejaknya di dunia pertelevisian nanti. “Kreatif”, menurut Faris adalah bagaimana membuat sesuatu yang berbeda, “Karena, sedikit lebih berbeda itu lebih baik dari sedikit lebih baik” tambahnya.

Faris melanjutkan, dalam menghadapi persaingan kerja, dituntut untuk berpikir kreatif. Karena realitasnya dalam dunia kerja, orang yang pandai secara akademik bisa saja kalah saing dengan orang yang yang kreatif. Orang yang kreatif juga akan semakin maju dan berada di gardu depan. Di stasiun televisi misalnya, orang kreatif akan diberi tanggung jawab yang besar, yakni ditempatkan pada posisi tinggi dan dilibatkan dalam kegiatan besar. Ketika berkiprah di dunia kerja nanti, lulusan KPI UIN Sunan Kalijaga tidak boleh merasa pesimis dalam bersaing dengan alumni dari kampus lain yang dianggap lebih unggul. Menurut Faris, proses pembelajaran dan praktik selama kuliah di kampus UIN Sunan Kalijaga telah menjadikannya terlatih dan terampil, sehingga mampu bersaing di dunia kerja. “Mahasiswa KPI UIN Sunan Kalijaga harus yakin dengan kemampuan yang dimiliki dan optimis dalam bersaing di dunia kerja, karena para Dosen sudah optimal dalam memberikan bekalsoft skilldanhard skill,” demikian imbuh Dr. Nurjannah, M. Si. Ph. D

Pada sesi dialog, Siti Ulfah Fadilah (Mahasiswi KPI 2016) menanyakan, “Bagaimana membuat sebuah kreasi dengan budget yang minim?”. Menurut Faris, untuk berkreasi tidak harus menggunakan budget yang besar. Minimnya dana tak lantas membuat kreativitas menjadi buntu. Apapun bisa dilakukan, disesuaikan dengan kemampuan. Asal memiliki jiwa dan pemikiran kreatif, hal sederhanapun akan menjadi luar biasa dan menjadi sebuah karya yang pantas dibanggakan.

Mahasiswa KPI, demikian kata Faris, harus bersyukur dan merasa bangga, karena Fakultas Dakwah dan Komunikasi merupakan satu-satunya fakultas yang memiliki fasilitas berupa alat-alat penyiaran, bertempat di gedung Pusat Pengembangan Teknologi Dakwah (PPTD). Di sini, mahasiswa bebas mengekspresikan kreativitasnya, yang di dalamnya menaungi tiga komunitas, yakni SukaTV, Rasida FM, dan DIFIKOM. Dari sana, mahasiswa diberi bekal keterampilan dalam bidang penyiaran /broadcastingsebelum memasuki dunia kerja. Kelengkapan fasilitas praktek yang dimiliki Fakultas Dakwah dan Komunikasi tersebut menurut Faris, membuat para alumni Prodi KPI sudah cukup terlatih, sehingga sangat membantu dalam mengatasi tantangan tantangan yang ditemukan dalam dunia kerja jurnalistik baik cetak, radio maupun pertelevisian. Oleh karena itu sarannya, para Mahasiswa Prodi KPI memanfaatkan fasilitas kampus semaksimal mungkin untuk mengasah keterampilan dan kreativitas yang dimiliki. Berlatih membuat suatu hal yang berbeda dan merealisasikannya menjadi sebuah karya. Sembari memperbanyak referensi tayangan program, baik nasional maupun internasional, dan dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan media seperti Youtube, Instagram, dan lain sebagainya. Dari situ akan mendapatkan ide-ide baru untuk berkreasi dan merealisasikan menjadi sebuah karya.(Nida Ma’rufah, Weni-khabib Humas)