Magister PMI UIN Suka Produksi Pengetahuan Pengelolaan SDA Bertanggungjawab

Meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat global akan komoditas menyebabkan tingginya pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA). Eksploitasi SDA yang berlebihan selama ini telah memicu degradasi dan kerusakan alam, seperti tanah longsor dan pencemaran. Hal ini tentu merugikan berbagai pihak, sehingga melahirkan kesadaran global untuk melakukan pencegahan. Mensikapi hal ini, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, bekerja sama denganCetre of Social Excellence (CSE)- The Forest Trust (TFT) Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Produksi Pengetahuan Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) yang bertanggung jawab.”(19/10/17)

Ketiga pemateri pada kegiatan ini adalah Robin Barr (The Forest Trust-TFT), Dr. Zukri Saad (Golden Agri Resources/ GAR Group), dan Moch Nur Ichwan, Ph. D (Koordinator Program S3 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), beserta 11 orang peneliti. Dalam forum ini Robin Barr menyampaikan bahwa, TFT bekerja sama dengan lebih dari 15 negara di dunia terus melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa berbagai pabrik/ perusahaan mengelola komoditas seperti minyak kelapa sawit, kertas, kayu, arang dan tambang, dengan menggunakan prinsip pengelolaan SDA yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Artinya, dalam pengelolaan SDA tetap dapat dipastikan adanya kelestarian lingkungan dan kuatnya aspek sosial. Dua hal tersebut penting adanya demi penghidupan dan kemanfaatan bagi generasi selanjutnya. GAR, merupakan salah satu contoh perusahaan besar di dunia (di Indonesia bernama Sinarmas) yang telah bekerja sama dengan TFT dalam melakukan produksinya. Dalam hal ini terdapat peran yang sinergis antara GAR dengan TFT untuk mengelola SDA dan terus memperbaiki kualitas sistem pengelolaannya.

Moch Nur Ichwan menambahkan, agama sampai saat ini belum dipakai sebagai pedoman dan aturan dalam pengelolaan dan pengembangan SDA. “Agama menjadi hal yang tabu dalam pembangunan”, Ujar Moch Nur Ichwan. Dalam teori pembangunan, agama termasuk bagian yang termarjinalkan dan dianggap tidak penting. Padahal jika ditelaah lebih jauh, banyak aspek dari agama yang bisa dilibatkan dan diterapkan dalam pembangunan, misalnya ketika menghadapi konflik antara perusahaan dengan masyarakat. Oleh karena itu dari kalangan akademisi diharapkan bisa memberikan pemahaman paradigma baru bahwa secara faktual, agama memiliki kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional. Sebut saja berbagai lembaga seperti sekolah-sekolah, panti asuhan, dan rumah sakit yang setiap tahunnya dapat mencetak generasi madani sebagai agen-agen perubahan bagi pembangunan. UIN Sunan Kalijaga, kampus unggulan berbasis Islam, khususnya mahasiswa Program Pascasarjana dan Prodi PMI Fakultas Dakwah dan Komunikasi memiliki potensi yang besar untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan. Dengan kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan, khususnya pada pengelolaan SDA yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. (Nida Ma’rufah/ Doni TW- Humas)