UIN Sunan Kalijaga Gelar Syawalan Dan Pelepasan Jamaah Haji

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, BA., BA., MA., Ph.D., mengatakan, dalam waktu dekat ini UIN Sunan Kalijaga akan melaksanakan agenda-agenda penting dalam rangka pengembangan akademik UIN Sunan Kalijaga. Agenda-agenda penting tersebut adalah; UIN Sunan Kalijaga akan mengukuhkan 3 guru besar dalam rapat senat terbuka pengukuhan Guru Besar (penyampaian pidato ilmiah). Ketiga guru besar yang akan segera dikukuhkan adalah Prof. Dr. H. Kamsi, MA., Prof. Dr. Euis Nurlaelawati, MA., Prof. Dr. Phil Al Makin, S. Ag., MA. Ketiganya akan dikukuhkan dalam waktu yang tidak bersamaan, agar masyarakat kampus maupun masyarakat luas bisa lebih memahami capaian keilmuan yang telah digeluti ketiganya hingga mencapai Guru Besar di didangnya masing-masing. Tantangan, rintangan dan pergulatan keilmuan ketiganya yang merupakan proses jihat ilmiah tentu penting dipahami masyarakat, sehingga pengukuhannya harus dilaksanakan secara sendiri-sendiri.

Hal tersebut disampaikan Prof. Yudian Wahyudi dalam prosesi Halal Bi Halal yang diselenggarakan UIN Sunan Kalijaga, bertempat di Gedung Prof. Dr. HM. Amin Abdullah, kampus setempat, Senin, 25/6/18. Lebih jauh Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan, agenda pengembangan akademik yang lain adalah; UIN Sunan Kalijaga membuka kompetisi untuk para Dosen agar menulis karya-karya riset ilmiah dan mengikutsertakan dalam kompetisi publikasi di tingkat Internasional. Bagi Dosen yang karya riset ilmiahnya bisa terpublikasi di Jurnal Internasional Q1 (Jurnal Ilmiah Internasional Rangking 1Dunia) dihadiahkan Rp. 100.000.000,- di Q2 Rp. 75.000.000,- di Q3 Rp. 50.000.000. Kampus UIN Sunan Kalijaga juga memberikan beasiswa pelatihan bahasa Inggris kepada para Dosen, Karyawan dan para Alumni terbaik secara bertahap. Pada tahap I telah terlaksana beasiswa pelatihan bahasa Inggris untuk 30 Dosen, 33 Karyawan dan 60 alumni.

Dalam waktu dekat ini, setelah Rektor UIN Sunan Kalijaga ditetapkan sebagai Presiden AIUA, dan kampus UIN Sunan Kalijaga ditetapkan sebagai Sekretariat Pusat Pengembangan Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Islam Asia, UIN Sunan Kalijaga dipercaya untuk melaksanakan konferensi internasional membahas tentang pandoman dan kriteria Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Islam Asia yang akan dihadiri tidak kurang dari 100 Perguruan Tinggi Islam se-Asia.

Di sisi lain pada acara Halal Bi Halal ini UIN Sunan Kalijaga kali menyelenggarakan Walimatus Safar 22 calon jemaah haji (Dosen dan Pegawai) UIN Sunan Kalijaga. Pada acara ini, Prof. Yudian Wahyudi menyerahkan cendera mata dan menyampaikan doa keselamatan untuk para calon jemaah haji dari UIN Sunan Kalijaga. Pihaknya berharap, para jemaah haji dari UIN Sunan Kalijaga dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar hingga kembali ke tanah air, serta memperoleh haji mabrur.

Sementara itu Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum, Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA., yang menyampaikan Hikmah Syawalan antara lain menyampaikan bahwa, perintah syawalan disebutkan dalam Q.S. Ali Imron ayat 133 dan seterusnya. Makna ayat tersebut antara lain memerintahkan kepada manusia untuk bersegera meminta maaf kepada sesama dan senantiasa meminta ampunan dan maghfirah kepada Allah SWT, untuk meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Hal ini disebabkan dalam hubungan dengan sesama dan alam semesta ini manusia tidak lepas dari dosa. Tanpa meniadakan sisi positif manusia yang memiliki hati nurani, dalam kehidupan sehari-hari , manusia dihadapkan pada 70 pintu dosa dan kelipatannya. Mata dan lisan yang tak terjaga, sikap dan emosi yang tidak terkendali dan seterusnya mengarahkan manusia kepada kesalahan dan dosa-dosa yang tidak disadari. Oleh karenanya Allah SWT memerintahkan kepada manusia bersegera saling memaafkan dan selalu memohon ampunan kepada Allah SWT. Karena sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat kepada Allah SWT, demikian jelas Prof. Syamsul Anwar.

Di sisi lain, bukti kasih sayang kepada umatnya, Allah SWT juga memerintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa ramadhan satu bulan diakhiri dengan Idul Fitri pada 1 syawal dengan salin memberi maaf antar sesama, sebagai sarana untuk meraih taqwa dan memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang diperbuat manusia. Kepada umatnya yang bisa melaksanakan rangkaian ibadah puasa ramadhan karena taqwanya kepada Allah SWT, Allah telah menyediakan balasan surga.

Sementara itu, implementasi untuk meraih derajad taqwa dalam kehidupan sehari hari, manusia harus terus mengasah dimensi keimanan kepada Allah SWT dan dimensi sosial. Implementasinya; menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, mudah berbagi risqi dengan sesama, menjaga sikap dan lisan, bisa mengendalikan amarah dan mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Orang yang bisa meraih derajad taqwa, tidak akan menjadi orang yang bangkrut. Rasulullah muhammad SAW dalam salah satu sabdanya menjelaskan, orang yang bangkrut adalah orang yang memakan harta orang lain yang bukan haknya, orang yang mudah mencaci maki orang lain, orang yang menyakiti orang lain dan seterusnya. Nanti pada hari kiamat, pahala-pahalanya habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya. Ketika pahalanya tidak cukup untuk menutupi dosa-dosanya yang dilakukan terhadap orang lain, maka dosa-dosa orang lain itu akan dipikul oleh orang yang berbuat dzalim tersebut. Itulah esensi kebangkrutan manusia di akherat. Oleh karenanya saling memberi maaf dan selalu meminta ampunan/maghfirah kepada Allah SWT bisa menjadi jalan agar tidak menjadi orang-orang yang bangkrut di akherat kelak. Inilah salah satu pesan al Qur’an, demikian kata Prof. Syamsul Anwar.

Kepada para Dosen di lingkungan UIN Sunan Kalijaga, Prof. Syamsul Anwar berpesan, agar selalu mendialogkan pengajaran dan pengembangan keilmuannya dengan nilai-nilai Keislaman dalam al Qur’an dan Hadis sebagai wujud implementasi konsep keilmuan Integratif-Interkonektif yang dikembangkan di UIN Sunan Kalijaga. Pengalaman sejarah telah membuktikan, memperdebatkan keilmuan dengan agama telah banyak menimbulkan petaka di alam semesta ini. Oleh karenanya para ilmuwan UIN Sunan Kalijaga harus banyak memberi masukan di sekeliling kita, bagaimana mengintegrasi dan interkoneksikan keilmuan umum dan Keislaman sebagai sebagai produksi keilmuan Indonesia, sehingga tidak tergantung lagi pengembangan keilmuan dari luar negeri, demikian pesan Prof. Syamsul Anwar. (Weni)