Puncak Acara Mensyukuri Kelahiran ke 67, UIN Sunan Kalijaga Menggelar Orasi Ilmiah Menampilkan Pemenang International Writing Contest

Dalam rangka mensyukuri kelahiran yang ke 67, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Orasi Ilmiah menampilkan pemenang International Writing Contest II, yakni: Mr. Omar Edaibat, Ph.D., Candidate, Mc. Gill Institute of Islamic Studies Montreal Canada. International Writing Contest II ini diselenggarakan UIN Sunan Kalijaga, sebagai upaya untuk terus mengenalkan pengembangan keilmuan UIN Sunan Kalijaga di kancah Global, sebagai percepatan cita-cita menjadi universitas berkelas dunia dalam bidang Islamic Studies. Agenda orasi ilmiah ini dilaksanakan di Gedung Prof. H.M. Amin Abdullah (Multipurpose), 26/9/18. Omar Edaibat menyampaikan orasinya berjudul Fostering World Peace Through ‘Cultures of Meaning’: A Case Study of Shaykh Hamdi Ben Aissa and the Sanad Collective.”

Rektor UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya mengawali orasi antara lain menyampaikan, penyampaian orasi ilmiah kali ini, Omar Edaibat adalah pemenang International Writing Contest II, yang diselenggarakan UIN Sunan Kalijaga. Omar berhasil menyisihkan para profesor dari berbagai negara di dunia. Panitia kontes menerima naskah tulisan peserta yang kesemuanya sangat bagus. Dari semua naskah yang masuk ke panitia, diriview oleh riviewer kemudian dirangking untuk diambil pemenang yang terbaik. Namun semua naskah ilmiah yang masuk akan di terbitkan di jurnal internasional Sunan Kalijaga bidang perdaban islam dengan tepat waktu, agar segera bisa dibaca masyarakat dunia. Kata Prof. Yudian Wahyudi.

Menurut Yudian Wahyudi, Internasional Writing Contest yang kedua kalinya ini diselenggarakan sebagai upaya untuk terus mengenalkan pengembangan keilmuan dan upaya menembus jaringan akademik internasional. Sementara di lingkup Indonesia, ke-Islaman UIN Sunan Kalijaga, selain berkiprah dalam lingkup kajian akademik, juga dalam lingkup persoalan ideologi politik.

Ada dua langkah strategis yang dilakukan, yakni: Yang pertama, menggelorakan Islam moderat, Islam yang berkemajuan, Islam yang mengakui Pancasila, kemajemukan dan NKRI harga mati. Melaksanakan nilai-nilai ke-Islam-an secara berdampingan dengan lima agama yang lain (Kristen, Katolik, Hindu, Buda, Konghucu) yang hidup di Indonesia secara berdampingan. Pengembangan Ke-Islaman di kampus UIN Sunan Kalijaga mengakui Ijma’ Indonesia, dimana penafsiran al Qur’an dan Hadis dilakukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Yang kedua, ke-Islaman di kampus UIN Sunan Kalijaga adalah Islam yang menolak gerakan radikalisme. Maka salah satu kewajiban mahasiswa baru untuk mengikuti Ma’had Al-Jami’ah adalah untuk mempelajari Islam moderat secara intens, mendalami kenegaraan, nasionalisme, bela negara dan cara menjadi Muslim yang Pancasilais, agar tidak mudah terpapar pemikiran Islam radikal. Selain itu Rektor juga akan menambah lagi program penguatan karakter mahasiswa melalui diklat yang setara dengan diklat Lemhanans secara bertahap. “Ini adalah program Kementerian Agama RI untuk kepentingan nasional, bukan untuk kepentingan Rektor,” kata Prof. Yudian.

Menjawab tentang protes masyarakat, kenapa UIN Sunan Kalijaga mewajibkan mahasiswa baru mengikuti ma’had di pesantren selama satu tahun, dengan membayar mahal, Prof. Yudian Wahyudi mengatakan, nilai 4,8 juta rupiah terlalu murah dibandingkan dengan nilai untuk membayar kos di lingkungan kampus UIN. Juga terlalu kecil dibandingkan dengan ilmu yang akan didapat para mahasiswa selama di pesantren. Kecuali jika memang ada sementara mahasiswa yang keberatan karena orang tua mereka tidak mampu untuk membayar, mereka bisa mengajukan surat permohonan keringanan kepada Rektor, demikian jelas Prof. Yudian.

Sementara itu, Omar Edaibat dalam orasinya antara lain memaparkan karyanya yang mengupas bagaimana membina perdamaian dunia melalui 'budaya makna.’ Di awal orasinya Omar menyampaikan, persiapan mengikuti kontes ilmiah di UIN ini, ia melakukan penelitian yang panjang baik itu studi pustaka di PerpustakaanInstitute of Islamic Studies - McGill Universitydan studi lapangan. “ Paper sudah disiapkan sejak lama dan matang, agar hasilnya maksimal” tutur Omar. Berbagai penelitian yang dilakukan Omar membuktikan bahwa, Islam dan tradisi lokal telah hidup berdampingan dengan damai sejak Islam diturunkan oleh Allah untuk pertama kalinya melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad di Mekah pada 610 M. Menurut pemikiran Mohammed A. Muqtedar Khan, dalam perkembangan selanjutnya Islam dilingkupi dengan tradisi dan etika Islam, yang oleh sebagian umat Muslimdirancukan dengan asal-muasal syari’ah, hingga menjadi salah paham umat Muslim sampai sekarang. Di Indonesia kesalah pahaman umat Muslin tentang tradisi dan etika Islam lokal yang disalah artikan sebagai Syari’ah salah satunya dikupas oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan teorinya tentang Pribumisasi Islam dan Khalil Abdul Karim dengan teorinya tentang eksistensi awal dari Islam dan syari’ah. Kedua ulama ini mengungkapkan, ada kesalahpahaman yang telah menganggap bahwa tradisi Arab pra-Islam sebagai cetak biru Islam dan syari’ah yang dianut sebagian umat Islam sampai di era kini. Maka kedua ulama ini melahirkan pemikiran/ teori kelangsungan Islam untuk semua waktu dan tempat. Berdasarkan teori kedua ulama ini, maka Islam dan syari’ah memberikan apresiasi yang tinggi dan menghormati tradisi Arab. Maka di negara-negara dimana Islam berkembang tentunya juga akan mengapresiasi tradisi dan kearifan setempat.

Dari teori pemikiran kedua ulama tersebut, Omar memberi kesimpulan tentang praktek Islam Kejawen. Omar menegaskan bahwa, praktik keagamaan di Jawa sangat beragam dan tidak bisa disebut sebagai kepercayaan Kejawen (sinkretis). Praktek kepercayaan Kejawen dalam praktik keagamaan di Jawa adalah bentuk Islam yang merupakan pembelajaran kontekstual. Praktek Islam Kejawen adalah proses untuk mendekatkan kesempurnaan dalam ber-Islam. Oleh karena itu Islam perlu untuk terus menghormati tradisi komunitas Jawa yang telah dipraktekkan oleh leluhur mereka. Islam Kejawen bisa menjadi contoh dunia bagaimana menyempurnakan implementasi nilai-nilai Islam yang merupakan Wahyu dari Allah SWT, dengan mengakodasi tradisi dan kearifan lokal agar penganut Islam bisa lebih mudah mendekat kepada Sang Khaliq.

Pada pucak acara mensyukuri kelahiran UIN kali ini, UIN Sunan Kalijaga memberikan anugerah mutu untuk berbagai katerori, antar lain: 1. Kategori Dosen Teladan Mutu Kiprah Internasional diberikan kepada: Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., Dra. Labibah, M. LIS, Dr. Hj. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA. Kategori Dosen Teladan Mutu diberikan kepada: Fatimah Husein, MA., Ph.D., Dr. Widayanti, S. Si., M. Si., Dr. Arif Maftuhin, M. Ag., Dr. Andi Prastowo, S. Pd.I., M. Pd.I. Kategori Tenaga Kependidikan Teladan Mutu diberikan kepada : Gunadi, SH., MH., Puji Sri Rahayu, SE., Wahyani, S. Ag., SS., M. IP., Siti Robaniyah Dwi Harsiwi, S.IP., Abdul Aziz Widagdo, Sunardi, S.IP., Muhammad Mauludin, S. IP., Subekti Ambarsari, Salim Athari, S. Kom., Taufik Burhanudin Azis, S. Ag., MA., Supriyono, SIP. Kategori Mahasiswa Teladan Mutu diberikan kepada: Hamdi Putra Ahmad, Elvara Norma Aroyandini, Hayatul Khairul Rahmat, Suheri, Alif Jabal Kurdi, Syukron Jazila, Meldi Latifah Saraswati, Karina Isnaini Putri. Kategori Fakultas Teladan Mutu diberikan kepada: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Kategori Prodi Teladan Mutu diberikan kepada:Prodi Ilmu al Qur’an dan Hadis, Aqidah dan Filsafat, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Program Magister Interdisiplinary Islamic Studies.

Sementara, Agenda mensyukuri kelahiran ke-67 UIN Sunan Kalijaga dimeriahkan dengan kegiatan pekan olah raga, yaitu; seperti pertandingan futsal, badminton, tenis lapangan, tenis meja, catur, dan volly ball, ada jalan sehat dan sepeda gembira. Juga pekan budaya; ada pameran kewirausahaan alumni, penampilan kreativitas mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, pemilihan duta kampus UIN Sunan Kalijaga.

Juga kuliah umum “Mencegah pengaruh ideologi ektrimisme di kalangan anak muda indonesia,” seminar kaji ulang GBHN untuk sistem perencanaan pembangunan nasional kerjasama IKASUKA dengan MPR RI dan gelar seni budaya daerah, serta festival budaya ikasuka dengan menampilkan Ki Ageng Ganjur Performance dan bintang tamu Anji Drive. (Tim Humas)