UIN Sunan Kalijaga Gelorakan Haji Pintar-Umroh Cerdas

Dirjen Haji dan Umroh, Kementerian Agama RI, yang juga Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Nizar Ali berkunjung ke kampus UIN Sunan Kalijaga, Selasa, 6/11/18. Dalam kunjungannya kali ini, Prof. Nizar Ali didampingi Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Waryono, mengadakan dialog dengan para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi seputar penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Seperti diketahui, Fakultas Dahwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga memiliki Prodi Manajemen Dakwah yang salah satu konsentrasinya adalah Manajemen Haji dan Umroh. Dirjen Haji dan Umroh menggandeng Cable News Network (CNN) Indonesia, stasiun televisidan situs berita milikTrans Mediabekerjasama denganTurner International, agar agenda dialog di kampus UIN Sunan Kalijaga kali ini bisa tersiar luas seantero negeri.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Prof. Nizar Ali menyampaikan materi tentang kepemimpinan dan kewirausahaan. Sebelum menyampaikan materi pokok, Prof. Nizar Ali menyampaikan rasa bangganya kepada kampus UIN Sunan Kalijaga. Banyak alumni UIN Sunan Kalijaga yang dipercaya mengemban jabatan-jabatan strategis di seluruh wilayah nusantara ini. Pihaknya berharap tidak hanya menjadi pejabat, alumni UIN Sunan Kalijaga harus membuka wawasan baru untuk terjun menjadi wirausaha yang sukses. Khususnya wirausaha terkait penyelenggaraan haji dan umroh.

Prof. Nizar Ali juga memotivasi para mahasiswa untuk tidak ragu-ragu merintis usaha biro perjalanan haji dan umroh, atau bidang-bidang usaha lainnya yang terkait penyelenggaraan Haji dan Umroh. Menurut Pak Dirjen, bidang usaha ini masih menyisakan peluang cukup luas. Namun diperlukan kematangan keilmuan bidang manajemen haji dan keuletan melakukan inovasi dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan haji dan umroh yang semakin baik, sehingga memudahkan para jemaah haji dan umroh mendapatkan makna ibadah makbrur. Kepada para alumni yang konsentrasi keilmuannya Manajemen Haji dan Umroh di lingkup PTKIN-lah, termasuk yang ada di UIN Sunan Kalijaga pihaknya bertumpu agar penyelenggarakan Haji dan Umroh menjadi semakin berkualitas

Pak Dirjen menjelaskan, Indonesia patut bersyukur terus mendapatkan jatah kuota haji yang terus meningkat . Tahun 2016 kuota haji untuk Indonesia kurang dari 200.000, tahun 2017 211.000, tahun 2018 221.000. Namun upaya untuk mendapatkan kuota haji yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak akan berarti apa apa, bahkan justru akan menimbulkan kekecewaan para jemaah haji, jika penyelenggaraan ibadah haji tidak dilakukan sebaik mungkin.

Oleh karena itu pihaknya terus melakukan terobosan-terobosan perbaikan penyelenggaraan dan inovasi-inovasi dalam rangka menciptakan kepuasan bagi seluruh jemaah. Indikator keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji dilihat dari indeks kepuasan jemaah haji. Tahun 2017 indeks kepuasan mencapai 84,85% (memuaskan). Tahun 2018 indek kepuasan menembus 85% (sangat memuaskan). Dari pengamatan di lapangan dan analisa data yang dilakukan Dirjen Haji dan Umroh ketidak puasan terjadi dalam hal penyediaan menu makanan yang tidak sesuai dengan selera jemaah, yang menyebabkan jemaah haji tidak makan sehingga banyak yang sakit.

Oleh karena itu dilakukanlah inovasi menu makanan dengan cita rasa Indonesia, sehingga bisa mendongkrak indeks kepuasan hingga menembus 85%. Haji Haji dan Umroh Untuk Tahun 2019 mendatang, selain menetapkan inovasi menu makanan ke arah cita-rasa kedaerahan seluruh nusantara, Dirjen Haji telah menetapkan 8 inovasi untuk perbaikan penyelenggaraan, yakni: 1. Sistem zona untuk mengurangi jemaah haji yang tersesat, 2. Proses verifikasi yang dulu dilakukan di Arab Saudi sekarang dilakukan di Indonesia, 3. Formasi tempat duduk pesat dan tempat tinggal di Makkah dikelompokkan sesuai keinginan jemaah dalam upaya menciptakan kenyamanan jemaah, 4. Penerapan Sistem fat track/jalur cepat imigrasi di 13 embargasi, 5. revitalisasi satuan tugas operasional di Arafah, Muzdalifah dan Mina, 6. Sistem laporan haji terpadu, dan seterusnya. Semua itu disampaikan kepada para mahasiswa untuk memberikan wawasan tentang sistem penyelenggaraan haji di Indonesia, sebagai motivasi untuk berwirausah berbagai bidang terkait penyelenggaraan ibadah haji dan umroh.

Prof. Yudian Wahyudi menambahkan, sebagai ibadah yang termasuk dalam salah satu rukun Islam disamping Syahadat, Shalat, Puasa dan Zakat, Haji juga merupakan implementasi yang turut andil dalam pembangunan peradaban manusia. Setiap pemeluk Islam pastilah bercita-cita untuk berhaji. Dalam memperjuangkan cita-citanya itu dukungan finansial dipersiapkan, lahir batin dipersiapkan agar memperoleh haji yang mabrur. Secara matematis, berapa juta setiap tahun, tentunya kumpulan anggaran yang telah mereka keluarkan untuk berhaji akan memberikan dukungan dalam membangun peradaban. Di sisi lain, semakin banyak umat Islam yang berhaji, juga akan menyumbang semakin baik akhaq manusia. Oleh karena itu perlu didukung manajemen penyelenggaraan haji dan umroh yang semakin baik.

Menurut Prof. Yudian, bagaimana pentingnya ibadah haji terhadapa pembangunan peradaban manusia sudah dipikirkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, dengan memindahkan pusat peribadatan umat Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram. Dahulu sebelum zaman Rosulullah, pusat peribadatan umat Islam termasuk ritual ibadah haji berada di Baitul Maqdis, wilayah yang saat ini diperebutkan oleh Israel dan palestina. Bisa dibayangkan apabila saat itu Rosulullah tidak berpikir visioner, maka ritual ibadah haji maupun ibadah shalat yang dilakukan umat Islam tidak akan bisa berjalan baik karena terpusat di wilayah konfik. Di sisi lain melihat pola pikir bangsa Israel, bisa dibayangkan apabila penyelenggaraan ibadah haji dikomersialkan atau dikacaukan oleh bangsa Israil. Maka Umat Islam akan mengalami banyak kesulitan untuk melaksanakan ibadah haji.

Oleh karena itu menurut Prof. Yudian Wahyudi, umat Islam hendaknya mensyukuri apa yang telah diperjuangkan oleh Rosulullah, dengan meneruskan pelaksanaan ibadah haji melalui upaya-upaya manajerial penyelenggarakan ibadah Haji dan Umroh yang semakin baik. Sehingga ke depan, pelaksanaan ibadah haji dan umroh terus bisa menyumbang semakin baiknya peradaban dan perekonomian umat manusia, dan juga menjadi wahana terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat bagi umat Islam, demikian harap Prof. Yudian Wahyudi. (Weni/Habib)