SESKO - Angkatan Laut Belajar Implementasi Islam Moderat ke Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Enam (6) orang Angkatan Laut yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (SESKO- AL)) berkunjung ke kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kunjungan mereka diterima oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, BA., BA., MA., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Waryono, M. Ag., para Dekan, dan pengurus Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara, di ruang pertemuan gedung Prof. Saifuddin Zuhri, 23/4/19. Kunjungan mereka terdiri dari Kolonel Laut Agus Karyanto, Letnan Kolonel Laut, yang juga aktif di Pusat Kajian Maritim, Imam Sukono, Mayor Laut Pelaut yang juga ahli strategi menangkal gerakan radikalisme-terorisme, Irianto Kurniawan, Mayor Laut Pelaut Alamsyah Putra Tanjung, Mayor Laut Pelaut Agus, Mayor Laut Pelaut Rully Trianggono, di bawah bimbingan Dosen Perencanaan Pertahanan, Kunto Wijoyo Agung Projonoto.

Kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga, Kunto Wijoyo menyampaikan bahwa kunjungan mereka akan berlangsung beberapa hari mulai 23/4/19. Kunjung kali ini dalam rangka menyelesaikan tanggungjawab pendidikan dengan melaksanakan riset dan berguru perihal implementasi pembelajaran Moderasi Islam di kampus UIN Sunan Kalijaga. Dijelaskan SESKO - AL merupakan lembaga pendidikan karier di lingkup TNI AL, diatasnya ada SESKO TNI, di atasnya lagi LEMHANAS.

Mereka ini merupakan para mahasiswa pendidikan reguler angkatan 2019. Salah satu mata kuliahnya adalah forum strategis sebagai wacana untuk menyusun rencana strategis pertahanan – keamanan dalam tugas kemiliteran. Dengan tugas-tugas perkuliahan antara lain mengamati, mengumpulkan dan mengolah data, serta menganalisis. Hasilnya menjadi sumber data informasi intelejen dan pedoman bagi Angkatan laut dalam memprediksi dan menanggulangi ancaman negara.

Dijelaskan, mengamati perkembangan terakhir pola keberagamaan, terutama umat Muslim yang saat ini semakin terpengaruh oleh pesan-pesan keagamaan dari internet, yang mengarah pada cara ber-Islam garis keras, hal ini menjadi perhatian serius dari TNI, termasuk juga TNI AL. Karena bisa mengancam tetap tegaknya NKRI. Di sisi lain, memahami kondisi khusus wilayah tertentu menjadi dasar untuk menetapkan rencana strategis pertahanan dan penanggulangan ancaman. Misalnya Tarakan adalah basis narkoba, Papua sebagai basis sparatis, Batam sebagai lalulintas penyelundupan dan seterusnya. Menurut Kunto Wijoyo, TNI mengakui, banyak yang telah dilakukan di kampus Sunan Kalijaga, sebagai Universitas Islam Negeri tertua dalam ikut menjaga Pancasila dan keutuhan NKRI, sejak merdeka sampai saat ini.

Pada dekade terakhir ini pun, di saat Islam garis keras tumbuh subur di negeri ini, UIN Sunan Kalijaga juga dengan sigap telah mendirikan Pusat Studi Pancasila dan bela Negara serta mengeluarkan kebijakan Ma’had Pesantren bagi mahasiswa dalam upaya moderasi Islam dan menangkal tumbuhnya pemahaman Islam garis keras di kampus, menanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air, serta ikut menjaga tetap tegaknya NKRI.

Kunjungan ke UIN Sunan Kalijaga kali ini untuk melakukan riset implementasi pembelajaran moderasi Islam di kampus UIN Sunan Kalijaga dan mendalami perkembangan terbaru gerakan radikalisme –terorisme dari para pakar yang ada di UIN Sunan Kalijaga. Selain itu juga melakukan pengamatan dari dekat kondisi sosial-keberagamaan masyarakat di Yogyakarta termasuk para mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia. Semua ini penting dilakukan agar mahasiswa SESKO-Al tidak hanya memahami komponen pertahanan di laut, tetapi juga akademik dan kondisi riil terkini masyarakat. Sehingga semuanya akan terangkum dalam pemahaman yang komprehensif, sebagai syarat untuk menyandang gelar Magister Operasi Laut. Karya akademik para Perwira SESKO - AL ini juga menjadi masukan yang sangat penting bagi kesatuan TNI AL dalam menyusun rencana strategis pertahanan dan keamanan Wilayah NKRI.

Di hadapan para Perwira SESKO-AL, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan kesiapannya untuk memberikan apapun yang dibutuhkan. Rektor juga memperkenalkan para pakar yang akan menanggapi semua pertanyaan dari para Perwira SESKO-AL, dan juga data-data yang diperlukan. Diantaranya Prof. Noorhaidi Hasan, S., Ag., M. Phil., Ph.D., sebagai Pakar Gerakan Radikalisme-Terorisme, Dr. Abdul Rozaki, sebagai Pakar Moderasi Dakwah, Dr. Moch. Sodik sebagai Pakar Sosiologi, Dr. Agus Muh. Najib sebagai Pakar Ushul Fiqih, Dr. Nurjanah sebagai Pakar Konseling Islam, Dr. Badrun Alaena sebagai Pimpinan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara.

Prof. Yudian menjelaskan, penanaman nilai-nilai ke-Islaman di kampus UIN Sunan Kalijaga didasarkan pada rasa syukur atas kemajuan yang telah dicapai Indonesia. Dan sedapat mungkin menanamkan nilai-nilai kemajemukan dan bagaimana merawatnya dengan baik, agar bangsa ini terhindar dari konflik besar yang mengancam keutuhan NKRI. Maka didirikannya Pusat Studi Pancasila dan Bela Begara, juga Ma’had Pesantren adalah sebagai upaya menggelorakan moderasi Islam, Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin, menanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air, tegas Prof. Yudian. (Weni/Doni)