Prodi Manajemen Keuangan Syariah, UIN Suka Menyelenggarakan Webinar “Quo Vadis UMKM Indonesia di Tengah Wabah Covid-19”

Program Studi Manajemen Keuangan Syariah (Prodi MKS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Webinar The Series, yang kali ini merupakan seri ke-7, 28/4/2020. Webinar kali ini mengambil topik “Quo Vadis UMKM Indonesia di Tengah Wabah Covid-19” dengan narasumber Pengusaha dan juga politisi sukes di Indonesia yaitu H. Sandiaga Salahuddin Uno dan dimoderatori oleh Dr. (Cand). Abdul Qoyum, M.Sc.Fin. Webinar yang dibuka Plt. Rektor, Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, MA. ini diikuti 739 orang yang berasal 207 instansi yang ada di Indonesia.

Dalam sambutan pembukaan, Dr. Phil Sahiron mengapresiasi adanya acara Webinar yang telah terlaksana sebanyak tujuh kali ini dan bersamaan adanya pandemi Covid – 19, sehingga bagi mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum lainnya tetap bisa memanfaatkan waktunya pada saat Work From Home atau Study From Home dengan kegiatan yang positif. Menurut Sahiron, sistem kuliah online ini sudah dirancang jauh hari sebelum adanya Covid-19 oleh PTITD UIN Sunan Kalijaga, namun, program-program tersebut hanya digunakan oleh beberapa dosen UIN Sunan Kalijaga. Oleh karena itu, walaupun Covid-19 ini memiliki banyak dampak negatifnya namun tidak dipungkiri juga ada dampak positifnya, salah satunya adalah program-program yang sudah dirancang tersebut akhirnya bisa digunakan sebagai sarana perkuliahan secara online.

Abdul Qoyum memulai sesi diskusi menyampaikan, data sederhana yang diperoleh melalui survei secara langsung, yaitu dari Baitul Mal wa-Tamwil (BMT), pembayaran angsuran pada bulan Maret hanya mencapai 70% dan per 28 April 2020 bahkan baru mencapai 50%. Hal ini tentu ada kaitannya dengan kondisi UMKM terdampak pandemi Covid – 19, yang mana mayoritas nasabah BMT adalah UMKM.

Sementara itu, Sandiaga Uno memaparkan, adanya Covid-19, tingkat inflasi walaupun terjaga namun harga bahan pokok tetap naik dan lapangan pekerjaan yang tersedia semakin terbatas. Pertumbuhan indeks penjualan ritel yang menjadi andalan karena ekonomi Indonesia mayoritas pertumbuhannya didukung oleh sisi konsumsi, selama dua bulan terakhir juga turun jauh ke bawah yang mana sudah berada pada angka -5,4% dengan tingkat keyakinan konsumen sebesar 113,8. Dari sisi supply, PMI Manufaktur Indonesia berada pada titik 45,3, Survei Kegiatan Dunia Usaha khususnya pada Saldo Bersih Tertimbang (SBT) berada pada angka-5,56, dan posisi cadangan devisa negara menurun dan jauh dari yang diharapkan.

Agar UMKM atetap kuat, Sandiaga Uno memberikan lima tips, yang disebutnya dengan vitapreneur. Lima tips ini merupakan tips yang dipelajarinya untuk menghadapi krisis sebelumnya. Pertama, Cash is king berarti bahwa uang tunai adalah raja. Untuk menghadapi krisis yang disebabkan oleh Covid-19, UMKM harus segera beralih pada konsep Cash is King, bahwa pengelolaan dana tunai harus diperketat dan bijaksana. Dalam melakukan pengeluaran UMKM harus benar-benar berbelanja pada hal yang sangat penting. Kedua, Adapt to the new normal, yakni; beradaptasi dengan kondisi normal yang baru. Salah satu bentuk new normal ini adalah sebuah realita baru. Misalnya, kuliah secara online merupakan bentuk dari new normal, karena selama ratusan tahun dunia pendidikan belum pernah terdisrupsi. Namun saat ini dunia pendidikan terdisrupsi secara masif yang mana dalam kegiatan belajar mengaja tidak boleh terjadi physical meeting namun harus secara online. Selain itu bentuk new normal yang lain adalah masyarakat akan menggunakan masker di mana yang sebelumnya terjadi penggunaan masker hanya digunakan oleh orang yang sedang sakit saja, akan memunculkan usaha baru terkait dengan Alat Pelindung Diri (APD) karena sektor kesehatan akan menjadi prioritas masyarakat setelah Covid-19. Hal ini membuat masyarakat akan sangat peduli dengan kesehatan. Investasi masyarakat di sistem kesehatan yang promotif dan prefentif itu kurang karena gaya hidup sehat pada masyarakat belum diterapkan seperti mengkonsumsi makanan sehat, makanan bernutrisi, berolahraga secara teratur dan lainnya. Selain dalam hal pendidikan dan kesehatan, akan ada usaha-usaha sektor teknologi dan digital akan berkembang pesat karena alat teknologi banyak dibutuhkan saat Work From Home maupun Study From Home. Usaha-usaha harus beradaptasi dan mempercepat transformasi industri mereka untuk menghadapi era industri 4.0.

Ketiga, survive through ecosystem, yakni bagaimana cara UMKM itu bertahan hidup melalui ekosistem. Di sini peluang bagi ekonomi syariah berkembang. Ekonomi syariah berarti kebersamaan, hampir sama dengan Ekonomi Pancasila dengan asas kekeluargaan. Sistem ekonomi syariah tidak merasa bahwa beban mereka bertambah dengan adanya penurunan pencapaian pembayaran angsuran, berbeda dengan ekonomi kapitalis. Ekonomi Syariah bersifat elastis yang memberikan keleluasaan untuk lebih berinterkasi dengan nasabah. Selain itu pemerintah membantu dengan program-program yang sudah dan akan diluncurkan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan lainnya. Pemerintah dan masyarakat memerlukan riset untuk menemukan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan. Ekonomi Syariah dan Keuangan Syariah merupakan pilihan utama sistem ekonomi yang harus diterapkan setelah wabah Covid-19. Keempat, invest in this time maksudnya saat ini adalah waktu bagi kita untuk lebih mengenal diri kita atau mendekatkan diri kepada keluarga kita. Mungkin dengan adanya Covid-19 ini adalah cara Allah SWT mengingatkan kita memperbaiki hubungan kita dengan keluarga karena setiap anggota keluarga saat ini mempunyai waktu yang banyak untuk tetap berada di rumah.

Kelima, be calm in the storm/tetap tenang, karena kita bisa belajar di rumah dan bekerja di rumah yang mana memiliki keleluasan dan kemewahan, namun banyak yang tidak bisa bekerja di rumah karena penghasilan yang mereka dapatkan berupa penghasilan harian seperti usaha UMKM. Masyarakat harus tetap tenang dan tetap waspada karena badai pasti berlalu dan kepada sesama kita harus saling membantu. Selalu percaya bahwa Allah SWT tidak akan menguji suatu kaum di luar batas kemampuannya. Hal yang perlu kita antisipasi adalah terkait dengan Skenario L-U-V. Skenario L merupakan skenario yang harus dihindari yaitu terkait dengan recovery atau pemulihan yang stagnan karena Covid-19 melakukan kerusakan secara struktural pada sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan. Kerusakan yang diakibatkan dari Covid-19 adalah pada sisi supply yaitu banyak lapangan pekerjaan yang hilang dan banyak perusahaan yang tutup. Skenario L ini akan sangat berbahaya bagi UMKM jika UMKM tidak cepat melakukan survive dan melakukan adaptasi terhadap kondisi normal yang baru.

Skenario U merupakan skenario yang dihindari juga karena kurva yang terbentuk dari skenario U ini adalah kurva U yang turun dengan landai, dan baru naik secara perlahan. Hal yang mungkin terjadi pada skenario U adalah pertumbuhan ekonomi tidak bereaksi positif setelah adanya Covid-19, dimana pasar tetap lesu, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu cepat, memakan waktu lama, kerusakan permanen pada sisi supply, dan tentunya akan berakibat pada UMKM. Saat ini UMKM harus melakukan alokasi dana dengan sangat hati-hati dan mengupayakan bagaimana usaha bisa survive serta memperbaiki rencana bisnis dengan melihat kapan ekonomi akan mulai naik. Jika dampak dari adanya Covid-19 adalah skenario U maka UMKM harus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan untuk mendapatkan likuiditas dan solvabilitas.

Skenario V merupakan skenario yang kita harapkan bisa terjadi di Indonesia. Karena krisis turun pada titik rendah tertentu kemudian naik. Pada skenario ini bahwa pasar dan ekonomi akan segera kembali pulih, serta masyarakat yang meliliki usaha bisa membuka usahanya kembali. Pada kehidupan selanjutnya hal yang diperlukan adalah cinta kasih. Oleh karena itu, kita harus memperbesar cinta kasih kepada sesama. Saat ini kita harus saling membantu dan gotong royong. Pemerintah tidak bisa menghadapi ini sendiri sehingga pemerintah membutuhkan dukungan dari masyarkat untuk ikut serta dalam menghadapi wabah Covid-19. Ada lima gerakan yang dilakukan oleh organisasi Relawan Indonesia Bersatu yaitu melakukan rapid test sebanyak 2.500, membagikan 10 juta masker di daerah yang tergolong sebagai zona merah, membagi sembako untuk masyarakat terdampak, pembagian tabung desinfektan dan APD serta melakukan sosialisasi dan edukasi, demikian papar Sandiago Uno.

Meskipun agenda ini dilakukan secara daring, peserta begitu antusias merespon materi yang dipaparkan Sandiago Uno. Berbagai pertanyaan disampaikan peserta, sehingga Sandiago Uno banyak berkesempatan untuk menyampaikan penjelasannya.

Dijelaskan, berpijak pada kurva L-U-V, dengan melihat data perkonomian yang ada pada saat ini bisa diperkirakan bahwa perekonomian Indonesia bisa pulih kembali bulan Oktober. Jika pemerintah mampu melakukan recovery maka pemerintah mampu untuk mendorong tingkat konsumsi masyarkat dengan BLT, Kartu Pra-Kerja. Terkait kontroversi akan adanya Kartu Pra-Kerja sebisa mungkin porsi untuk pelatihan diminimalkan kemudian dimaksimalkan untuk bantuan uang tunai. Karena jika masyarakat meiliki uang tunai maka mereka akan tetap bisa untuk melakukan konsumsi terhadap kebutuhan dan akan memakan waktu selama 3-6 bulan.

Sementara itu, terkait dengan pandemi Covid – 19, dampak dari kebijakan PSBB memang besar terhadap UMKM. Namun, kebiijakan PSBB yang diputuskan oleh pemerintah ini diperlukan untuk mencegah wabah Covid-19 dan memutus rantai peyebaran. Dengan diterapkannya kebijakan PSBB di Jakarta jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Jakarta mulai menurun. Jumlah pemakaman di Jakarta pada bulan April yang melalui protokal Covid-19 lebih sedikit daripada bulan Maret. Bisnis UMKM harus mampu untuk beradaptasi dengan kondisi normal yang baru serta keberadaan ekosistem yang tersedia.

Melihat hal ini, Sandiago Uno berharap agar masyarakat tidak menghamburkan energi untuk saling berdebat dan saling menyalahkan. Pemerintah sudah mengambil langkah PSBB, penerbitan UU darurat dan sudah menerbitkan PerPu No 1 Tahun 2020 mengenai anggaran sebesar empat ratus lima triliun rupiah (Rp. 405.000.000.000.000,-) yang kemudian dibagi untuk beberapa penanganan. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah sudah ada di rel atau jalan yang tepat namun kecepatannya juga perlu di bantu. Paket BLT yang ditransfer melalui program bantuan seperti Program Keluarga Harapan, Program Bantuan Sosial maupun program-program yang lain harus didistribusikan secepatnya. Karena dengan begitu efektifitasnya akan lebih cepat dirasakan. Paket ekonomi ini akan sangat memiliki konektifitas dengan penanganan kesehatan. Semakin cepat penanganan kesehatan yang dilakukan maka semakin kecil paket ekonomi yang dibutuhkan. Indonesia mempunyai sifat gotong royong yang tidak dimiliki oleh komunitas yang lain. Untuk itu, masyarakat dan pemerintah perlu saling mendukung dalam menghadapi wabah Covid-19 saat ini. Jangan sampai ada penumpang dalam program-program yang telah ada. Utamakan kepentingan rakyat, dan sektor pengembangan ekonomi UMKM, pungkas Sandiago Uno. (Weni)