Menteri Agama Melantik Dr.Waryono Menjadi Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Menteri Agama Fachrul Razi melantik dan menetapkan Dr. Waryono, M.Ag. sebagai Direktur Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia. Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan berlangsung dengan menerapkan protokol Covid-19 di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin Jakarta. Jum’at (10/7) kemarin.

Jabatan baru ini diperoleh melalui seleksi terbuka calon pejabat pimpinan tinggi Kementerian Agama tahun 2020. Lelang jabatan eselon II dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi pelaksanaan seleksi terbuka untuk 19 calon pejabat pimpinan tinggi Kementerian Agama tahun 2020 dari Komisi Aparatur Sipil Negara(KASN). "Saya yakin dan percaya saudara dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya," kata Menag saat menyampaikan sambutan pelantikan.

Dr. Phil. Sahiron, M.A mengapresiasi atas prestasi dosen UIN Sunan Kalijaga, saya mengucapkan selamat kepada Dr. H. Waryono, M.Ag. atas dilantiknya sebaga Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Semoga beliau berhasil dalam menjalankan tugas baru di Kemenag. Selama menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama beliau bekerja sangat bagus dan memiliki komitmen yang sangat baik untuk kemajuan institusi. “Saya yakin, beliau akan berhasil memimpin direktorat di bawah Kemenag ini.” kata Sahiron.

Dr. Waryono, M.Ag. mengungkapkan bahwa dulu merasakan sebagai santri di pondok pesantren dan murid madrasah diniyah. Kemudian pernah sebagai pengguna dua lembaga pendidikan ini. Sekarang mendapat tugas untuk meningkatkan dan menguatkan kualitas keduanya. “Bahkan kini sebagai simbol kehadiran negara untuk kedua lembaga tersebut.”kata Waryono yang pernah menjadi Pengurus Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Kabupaten. Sleman tahun 2006.

Gambaran pendidikan Islam sudah Waryono rasakan ketika pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah selama 6 tahun di Guwa, tahun 1984. Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri, di Babakan Ciwaringin, sejak tahun 1987-1990. Bersamaan dengan itu juga telah mengkaji ilmu agama di pondok pesantren Assalafi Babakan Ciwaringin Cirebon, dari tahun 1984-1990 dan beberapa pesantren lainnya di Cirebon.

Kemudian Ia pada tahun 1996 hijrah ke Yogyakarta menempuh pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis IAIN Sunan Kalijaga, tahun 1996. Setelah menyelesaikan program Magister (S2) dengan Konsentrasi Hubungan Antar Agama Program Studi Filsafat Islam, Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, tahun 1999, Program Doktor (S3) juga berhasil selesai di UIN Sunan Kalijaga, tahun 2008.

Merasa ingin mengabdi di dunia pendidikan pondok pesantren, Waryono sebelum menjadi dosen di UIN Sunan Kalijaga sudah terjun di pondok pesantren untuk berguru dan mengajar diantaranya pondok pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, 1990-2001, pondok pesantren Al-Falahiyyah Mlangi Yogyakarta, 1993-1995 dan beberapa pondok pesantren lainnya di Yogyakarta.

Menurut Waryono mutu pendidikan diniyah dan pesantren harus ditingkatkan agar bisa berkompetisi dengan lembaga pendidikan lain. Perlunya pemetaan regulasi dan potensi pesantren sebagai produsen ulama yang berperan di masyarakat dan berkontribusi pada Negara. Kemudian membuka data profil pendidik untuk menyertakan dalam sertifikasi pendidik dan pendidikan lanjut. “Selain itu juga, dibuka peluang kerjasama menyiapkan anggaran dan sarpras untuk mendukung pengembangan pesantren.”kata Waryono yang pernah menjadi Wakil Syuriah NU Kota Yogyakarta di tahun 2006. (khabib/humas)