Menikah! Satu Kata Penuh Rencana

Selasa (13/11) di Gedung Prof. RHA. Soenarjo UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terdapat beberapa anak muda yang menggunakan pakaian adat jawa dengan kebaya (perempuan) dan sorjan atau baju lurik (laki-laki). Suasana tersebut ternyata bukan wisuda, karnaval atau acara sejenisnya tetapi suasana ini adalah para mahasiswa yang sedang menyiapkan acara Seminar Nasional Pra-Nikah.

Kegiatan yang dipromotori oleh UKM Pusat Informasi dan Konseling – Mahasiswa (PIK-M) Lingkar Seroja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini bertajuk “Menikah ? Butuh Apa Sih ?!”. Diikuti oleh 500 peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Diselenggarakannya kegiatan Seminar Nasional Pra-Nikah ini karena masih banyaknya angka perceraian di Indonesia yang dilatarbelakangi oleh ketidak siapan seseorang dalam menghadapi kehidupan berumah tangga.

Menurut data Direktorat Jendral Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung bahwa kasus perceraian yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2017 mencapai 5.606 kasus baik cerai talak dan gugat cerai. Menurut Abdul Manaf mayoritas alasan perceraian yang terjadi adalah faktor ekonomi dan perselisihan yang tidak berkesudahan dalam membina rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum memiliki kesiapan matang dalam membangun kehidupan berumah tangga.

UKM PIK-M Lingkar Seroja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menghadirkan tiga pembicara ahli dibidangnya. Yakni, Diah Purwita Rini, S.Psi., M.Psi selaku Pakar Psikologi dan Inner Beauty Trainer menjadi pembicara pertama dalam Seminar Nasional Pra-Nikah. Dalam penyampaiannya, Rini, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa “Menyiapkan pernikahan itu dimulai sejak masa pubertas. Dengan cara merawat diri sendiri, mengenali kesehatan reproduksinya, membersihkan tempat tidurnya serta berbagai hal-hal kecil lainnya yang sebenarnya tanggung jawab kita tetapi kita sering mengabaikannya”. Rini juga menyampaikan bahwa kita belajar penyiapan kehidupan berkeluarga diusia 20-an itu sudah termasuk telat.

Perlu diakui bahwa terkadang hal-hal kecil seperti itu sering luput dari perhatian dan rasa tanggung jawab kita. Padahal hal kecil itulah yang nantinya akan membawa kebiasaan hingga dewasa nanti. Tentunya ketika sudah menikah kebiasaan-kebiasaan yang sering kita lakukan juga akan berpengaruh dengan kehidupan berumah tangga.

Narasumber yang kedua adalah seorang dokter spesialis Andrologi juga sebagai salah satu Pakar Kesehatan Reproduksi di RSUP Dr. Sardjito yaitu Dr. dr. Dicky Moch. Rizal, MKes., Sp. And. Sesuai dengan kapasitas dr.Dicky, beliau banyak menjelaskan tentang kesehatan reproduksi dengan sudut pandang persiapan menikah. dr.Dicky juga menjelaskan bahwa memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi dimulai sejak usia dini, masa pubertas atau remaja hingga dewasa. Beliau juga berpesan bahwa “Jangan pernah menyamakan pendidikan seksualitas dengan mengajarkan berhubungan seksual,” tuturnya.

Suasana Seminar Nasional Pra-Nikah menjadi cukup meriah karena juga mengahdirkan sosok enterpreneur muda yaitu Ahmad Syihabuddin Zankie, S.T. Pemuda sukses satu ini telah memiliki sebuah coffee shop di Yogyakarta. Uniknya selain menjadi fresh graduate di salah satu Universitas di Yogyakarta dan ia juga mempunya sertifikasi internasional sebagai barista (penyeduh kopi).

Syihabuddin Zankie atau yang dikenal dengan panggilan Didin ini menceritakan tentang pengalaman dia selama membangun dan merintis usahanya. Lagi-lagi usaha yang dibangun pemuda ini juga dilatar belakangi oleh keadaan ekonomi orang tua yang tidak stabil. Namun Didin berpesan bahwa “Jangan pernah menunggu dalam keadaan kepepet baru berusaha. Jika sudah ada kesempatan dan / kemauan untuk memulainya maka mulailah”.

Rosa Kusuma Dewi Azhar sebagai salah satu presenter TV Nasional di Yogyakarta ini memandu jalannya Seminar Nasional Pra-Nikah. Melihat antusias yang dimiliki oleh peserta sangatlah besar, moderator dan narasumber dibuat kebingungan ketika sesi tanya jawab dibuka. Dari berbagai pertanyaan yang diberikan peserta semuanya tertuju kepada tiga narasumber. Para Peserta pun puas karena disuguhi “paket komplit” dalam seminar yang diadakan oleh UKM PIK-M Lingkar Seroja ini. (Nurul)