Respek Kondisi Lingkungan, Mahasiswa Saintek Peroleh Medali Emas Di PIONIR IX Tingkat Nasional

Kepedulian terhadap kondisi kesehatan lingkungan perlu di gaungkan kepada kaum muda. Di mana menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal merupakan kewajiban semua orang dan tidak mengenal usia. Masyarakat hebat merupakan cerminan dari lingkungan yang sehat.

Pertumbuhan industri logam di Indonesia tak lekang dari masalah lingkungan. Persoalan limbah hasil pabrik yang tidak mudah terurai oleh tanah menjadi problem serius dan perlu ada solusinya. Oleh karena itu, lewat riset yang dilakukan Galih Padmasari mahasiswa Prodi Fisika mengenai batuan zeolit alam Tasikmalaya yang sudah dimodifikasi bisa berfungsi sebagai penyerap limbah logam cair di pabrik pengolahan logam dan industri biji besi.

Galih Padmasari dara kelahiran Bantul ini memodifikasi batu alam zeolit menjadi bahan penyerap limbah logam cair untuk mengurangi pencemaran lingkungan di sekitar pabrik pengolahan logam dan industri biji besi di Yogyakarta. Logam berat yang sulit terurai di tanah akan terserap masuk ke batu zeolit alam yang termodifikasi.

Galih menjelaskan proses modifikasi batuan zeolit alam dilakukan di laboratorium terpadu UIN Sunan Kalijaga dan LIPI Tangerang Selatan untuk memperoleh komposisi yang maksimal. Bahan seperti NH4OH (Amonium Hidroksida) , KOH (Kalium Hidroksida) digunakan sebagai bahan utama untuk mengubah pori-pori zeolite alam.

Ia menerangkan modifikasi pori zeolit alam dari Tasikmalaya ini menggunakan beberapa variasi perlakuan. Perlakuan yang dilakukan diantaranya zeolit di steam dalam H2O, KOH 1M, NH4OH 1M dan proses ini bertujuan untuk memperbesar pori zeolit agar menjadi partikel nanopori. Kemudian diimpregnasi menggunakan Fe(NO3)3.9H2O (besi nitrat) agar memiliki sifat magnetik sehingga dalam penyerapan limbah logam lebih efektif.

Lebih lanjut Galih mengatakan dari percobaan dan data hasil analisis yang diperoleh diketahui bahwa pori terbesar dimiliki pada zeolit steam H2O dan yang memiliki pori terkecil adalah zeolit dengan steam NH4OH. Semakin kecil ukuran pori maka luas permukaanya semakin besar sehingga daya adsorbnya juga semakin baik. Pada percobaan ini pori terbaik dimiliki oleh sampel zeolit steam NH4OH karena memiliki luas perrmukaan yang paling besar.

Dari hasil penelitiannya itu Galih Padmasari yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga berhasil meraih medali emas pada ajang Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) IX 2019 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama 16-20 Juli 2019.

Galih berharap agar kampus melengkapi alat dan instrument penunjang penelitian. Sehingga di kalangan mahasiswa tidak takut lagi untuk penelitian, karena kendala biaya percobaan alat yang mahal. “Kedepannya hasil penelitian ini akan dikembang lagi agar lebih maksimal dan tetap menjaga kelestarian lingkungan”kata Galih saat dikampus, Rabu (24/7).

Sementara itu, Kepala Prodi Fisika Dr. Thaqibul Fikri Niyartama, S.Si., M.Si merasa bersyukur dan mengapresiasi atas prestasi mahasiswa prodi Fisika. Ini tidak lain karena dukungan Prodi, Fakultas dan Universitas untuk memberi ruang bebas berdiskusi di laboratorium. Mereka bisa betukar ide kreatif dengan grup risetnya membahas penelitian dan tema tugas akhir.

“Selama ini di prodi Fisika ada tiga grup riset yaitu Instrumentasi, Fisika Material dan Geofisika. Dan masing-masing bidang minat itu ada dosen pengampunya, untuk mengarahkan mahasiswa mengembangkan budaya riset sesuai keinginannya sendiri. Biasanya mereka punya jadwal rutin diskusi dan tukar menukar ide kreatif untuk penelitian.”kata Fikri. (Khabib/humas)