Nanda Ahmad Basuki, Keaktifannya berkegiatan sosial, berbuah beasiswa Studi Lanjut ke Turki

Nanda Ahmad Basuki,Fresh Graduate Prodi Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga ini berhasil meraih beasiswa studi lanjut tingkat Magister ke Turki pada bidang kajian Hadis. Ia mendapatkan beasiswa penuh dari Turkiye Burslari Scholarship(YTB) atau dikenal dengan Beasiswa Pemerintah Turki.

Beasiswa ini didapatkanya berkat kegemarannya melakukan kegiatan sosial dan berorganisasi, baik organisasi intra ataupun eksta kampus. Dari 6000 peserta yang mendaftar beasiswa ini, Nanda Ahmad Basuki bersama 80 orang orang lainnya dari berbagai jenjang pendidikan universitas seluruh perguruan tinggi se-Indonesia, berhasil mengalahkan peserta lainnya.

Putra kelahiran Jambi ini merupakan alumni Prodi Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga. Di jenjang sarjana 1, ia juga merupakan mahasiswa double degree dan di kedua Universitas mendapatkan beasiswa. Di UIN Sunan Kalijaga, ia mendapatkan beasiswa santri berprestasi (PBSB) dariKementrian Agama Republik Indonesia.Ia berhasil menyelesaikan studi S1-nya tidak lebih dari 4 tahun dengan IPK 3,83. Dan di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) ia mendapatkan 2 beasiswa S1, yaitu beasiswa Santripreneur Indonesia dan beasiswa Aktivis Salman, namun sayang harus ia tinggalkan untuk lanjut studi ke Turki.

Dalam bincang-bincang dengan humas UIN Kalijaga, belum lama ini, Nanda mengatakan bahwa beasiswa studi Magister ke Turki ini didapatkannya melalui kompetisi yang sangat ketat. “Ada 2 kali tahapan seleksi,” kata Nanda, hingga ia berhasil mendapatkan beasiswa ini. Seleksi yang pertama adalah seleksi berkas di bulan Februari 2019. Setelah lolos, Nanda mengikuti seleksi tahap 2, yakni wawancara yang menghadirkan 4 interviewer, dan diantaranya adalah ahli bidang psikologi, ahli keindonesiaan, ahli sejarah dan petugas verifikasi dokumen yang semuanya didatangkan dari Turki.

Semasa kuliah S1, Nanda aktif berorganisasi. Organisasi yang diikutinya antara lain adalah; UKM Pramuka sebagai sekretaris umum, organisasi santri di Pondok Aji Al-Muhsin sebagai ketua tahun 2017, dan juga sebagai anggota aktif organisasi HMI komisariat fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

Selain itu, ia juga aktif berkegiatan dalam berbagai komunitas, seperti Komunitas Santri Tulen yang digagasnya sendiri, Komunitas AIS (Arus Informasi Santri Nusantara), Komunitas Bela Indonesia (KBI), dan segudang kegiatan lainnya. Nanda juga sebagai CEO website dan Instagram Santri Tulen, alamat web-nyawww.santritulen.com dan instagramnya @santri.tulen, dan sampai tulisan ini terbit, follower Instagram sudah mencapai 92 ribu.

Selain aktif di kegiatan sosial dan organisasi, ia juga aktif mengikuti berbagai kompitisi tingkat nasional, sehingga banyak sekali prestasi yang telah berhasil Nanda raih. Diantara prestasi itu adalah: Juara I Nasional Esai Nasional yang diselenggarakan di Universitas Nahdlatul Ulama, Juara I Nasional lomba Esai Nasional yang diselenggarakan di UIN Walisongo Semarang, Juara II Esai Nasional yang diselenggarakan Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga. Juara 1 lomba poster Nasional yang diselenggarakan Devisi Kesehatan Pangan BPOM, Juara II Nasional lomba poster bertema Pemuda Millenial yang diselenggarakan oleh UNDIP dan Juara I Nasional lomba poster Nasional yang diselenggarakan MMTC Yogyakarta.

Menurut Nanda, sebagai santri, ia berpendapat bahwa santri tidak hanya berkutat pada belajar ilmu agama saja, namun ia juga ingin menterjemahkan semua yang diperintahkan dalam ajaran Islam kemudian diimplementasikan dalam bentuk kegiatan positif dan mengajak kebaikan. “Santri hendaknya tidak hanya rajin mengaji saja, tetapi juga memahami makna al Qur’an Hadis secara kontekstual dan mengimplementasikan secara riil. Caranya tidak dengan melakukan berbagai kegiatan akademik, namun ranah sosial juga, termasuk memahami teknologi dan menjadi bagian masyarakat masa kini. Bahkan, kalau bisa santri harus lebih unggul dari berbagai bidang dibanding mereka yang tidak pernah mondok di pesantren,” kata Nanda.

Alumni Pondok Pessantren Sumatera Thawalib Parabek, Bukittinggi, Sumatera barat ini berharap, selepas lulus dari studi lanjutnya di Turki, ia bisa melanjutkan studi Doktoral lagi. Ia optimistis dan berharap dapat menjadi penerus ahli hadis di Indonesia, yang menjadi rujukan dunia dalam hal studi ke-Islaman, dan dapat mengimplementasi nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil alamin. (Weni)