International Office UIN Sunan Kalijaga Menerima Kunjungan dari Kedutaan Besar Azerbeijan

Sekretaris III Kedutaan Besar Azerbaijan, Intigram Huseynov berkunjung ke UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 17/12/2020. Kunjungan Intigram diterima Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D. di ruang pertemuan Gedung Prof. Saifuddin Zuhri. Di hadapan Intigram, Prof. Yudian Wahyudi mengenalkanbahwaUIN Sunan Kalijagasaat ini sedang mengintensifkan kajian-kajianglobal, yang meliputipenelitian sosial dan agama. UIN Sunan Kalijaga juga terus merintis Prodi-Prodi berkelas internasional dengan mesosialisasikan Berbagai Prodi ke mancanegara untuk menggaet sebanyak mungkin mahasiswa asing. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendapatkan pengakuan global sebagaiWorld Class University.UIN diakui secara nasional bahkan internasional yang memiliki hubungan baik dengan beberapa negara seperti Malaysia, Afghanistan, Thailand, Australia, Canada, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, Intigam Huseynovmenyampaikan tentang kondisi sosial ekonomi Negara Azerbeijan dalam usianya yang sudah 100 tahun. Ia juga menceritakan tentang program-program kegiatan kedutaan besar dalam rangka membangun citra Negara Azerbeijan. Disampaikan, sebagai salah satu stafKedutaan Besar Azerbeijan, pihaknyaaktif menulis puisi tentang perdamaian, sekolah, dan keberagaman. Menceritakan seputar Negara Azerbeijan yang terletak di antara Eropa dan Asia yang merupakan pecahan Unisoviet serta beberapa kehebatan, ciri khas, serta budaya yang ada di Azerbeijan.

Intigam Huseynovmenjelaskan, Azerbaijanadalahnegara di Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya.Azerbeijanberbatasan dengan Rusia di sebelah utara, Georgia dan Armenia di barat, dan Iran di selatan. Republik Otonomi Nakhichevan berbatasan dengan Armenia di sebelah utara, Iran di selatan, dan Turki di barat. Azerbeijan terkenal dengan sumber minyaknya yang melimpah sehingga memiliki sebutan “Tanah Api”. Mayoritas penduduknya beragamaIslam, kurang lebih 90% penduduknyaIslam, sisanya beragama yahudi, dan Nasrani.

Azerbeijan merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai toleransi dengan menjunjungtinggikebudayaan sekitar. Azerbeijan memiliki strategi konflik dengan mengadopsi korban terdampak yang diserang negara Armenia. Tahun ini Azerbeijan merayakan diplomasinya dari tahun berdirinya sejak 1918.Namun demikian, sampai kini Azerbeijanmasihmenyisakankonflik dengan Armenia.Akibat konflik yang belum terselesaikan hingga kini, banyakMuslim di azerbeijanterbunuh oleh tentaraArmenia. Setiap tanggal 26 di setiap bulannya selalu diperingati dengan peristiwa pembunuhan yang pernah terjadi. Korban pembunuhan setiap harinya hingga puluhan jiwa melayang sia sia.

Azerbeijan juga masih memilikipermasalahan sosial, seperti;satu juta orang disana lari dari rumah, tidak tinggal dengan orangtua.Hal ini sebagai imbah darikonflik ekonominya yang memiliki kekayaan migas dan sering diperebutkan sehingga banyak yang tidak menikmati kekayaan tersebut. Permasalahan politik tidak terlalumendominasi dibandingpermasalahan ekonomi.

Seperti juga Negara Indonesia,Azerbeijan adalah negara multikultural danmengedepankantoleransi.Masyarakat disana sama juga di Indonesia yakni memiliki prinsip yang sama tentang perdamaian, tidakmendukungradikalisme dan masih bisa berdoa serta beribadah dengan mudah.Menurut Intigram, toleransi menjadi strategi yang pas untuk penegakan perdamaian.

Pihaknya berharap, kunjungan ke kampus UIN Sunan Kalijaga dapat memberikan wawasan akademik dan praktek-praktek di Indonesia tentang resolusi konflik berlandaskan nilai-nilai Islam yang rahmah. (Weni)