SDM Indonesia yang Tangguh, Cerdas, dan Berkarakter, Jawaban Tantangan Global

Pendidikan di Indonesia harus mampu melahirkan SDM Indonesia yang tangguh, cerdas dan berkarakter, agar dapat menang di percaturan dunia maupun di rumah sendiri. Jangan sampai malah tenaga kerja dari negara lain masuk ke Indonesia dan akibatnya orang Indonesia tidak mendapatkan perkerjaan di rumahnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu membutuhkan pendidik/guru yang bermutu, yang mampu membantu siswa menjadi pribadi yang cerdas, bermutu, berkarakter, termasuk guru fisika yang bermutu.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Paul Suparno dihadapan para mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, dalam forum kuliah umum, bertempat di ruang teatrikal kampus Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis, 15/3/18. Selain Prof. Paul forum ini menghadirkan juga narasumber Ardimas, M. Sc (alumni Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Saintek, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta danPrince Songkla University.

Lebih jauh Prof. Paul memaparkan kiat-kiat agar para mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika bisa menjadi mumpuni dan tidak gamang menghadapi masa depan setelah lulus. Beberapa keterampilan abad 21 yang harus dikuasai agar menang dalam persaingan global adalah: (1)Critical thinking and problem solving(Keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan persoalan dengan analisa di luar kebiasaan. Maka yang diperlukan bukan hanya orang pandai dengan nilai IPK tinggi, tetapi apakah orang itu mampu berpikir kritis, mengkritisi persoalan dan memecahkannya.(2)Communication and collaboration (Keterampilan untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain). Orang yang egois dan tidak dapat berkomunikasi, akan sulit menangani persoalan yang kompleks dalam hidup sekarang ini. Beberapa manajer perusahaan yang waktu kuliah sangat tinggi nilainya, tetapi karena tidak dapat bekerjasama, akhirnya tidak dapat memimpin perusahaan.(3)Creativity and innovation(kreativitas dan pembaharuan). Zaman ini menuntut orang yang bukan hanya mampu melakukan perintah tetapi yang dapat menciptakan gagasan baru untuk dilakukan orang lain demi kemajuan.(4)Digital literacy skills.Dengan penguasaan teknologi informasi gagasan akan tersebar dan dapat juga diperkaya oleh gagasan yang lain lewat dunia digital. Bahkan mempermudah bekerjasama dengan banyak orang dari berbagai sudut dunia dari tempat kita berada, tidak harus secara fisik bertemu.(5) Integritas – kejujuran. Perusahaan bahkan negara sangat menekankan integritas demi eksistensi dan kemajuan yang diimpikan. Oleh karena itu banyak pelamar ditolak karena integritasnya lemah. Dengan integritas tinggi, orang lain dapat percaya dan dapat bekerjasama dengan jelas.

Kedepan para guru fisika akan menghadapi anak zaman Z, yang mempunyai sikap, gaya hidup dan cara bertindak yang berbeda dengan kita saat ini. Jika ingin menjadi guru yang mampu mengembangkan generasi zaman Z, maka harus mampu mengembangkan metode, gaya, cara mengajar kita dengan situasi mereka. Anak zaman Z memiliki 13 ciri khas: 1) Lahir 1995 s/d 2010 disebutiGeneration, generasi net atau generasi internet. 2)banyak komunikasi lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter, line, whatsapp, telegram, instagram, atau SMS, bebas berekspresi dan berpikir spontan. 3)Tergantung denganSmartphone. 4)berkarakter tidak fokus, tapi lebih serba-bisa; lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja. 5) lebih mandiri daripada generasi sebelumnya. 6)Cenderung toleran dengan perbedaan kultur. 7)cenderung egosentris dan individualis, ingin serba instan, tidak sabaran. 8)Memiliki ambisi besar untuk sukses. 9)Berperilaku instan.10)Cinta kebebasan. 11)Percaya diri. 12)Menyukai hal detail.13)Keinginan mendapat pengakuan.

Oleh karenanya menurut Prof. Paul, para calon guru fisika perlu memahami beberapa hal.Diantaranya; Peran guru fisika di abad 21 bukan hanya mengajarkan bahan fisika, tetapi terutama adalah membantu siswa menjadi pribadi yang cedas, berkarakter, dan berkembang keterampilan abad 21 mereka. Harus mau berjuang keras untuk berkompetensi tinggi, cerdas, bermutu, berkarakter, dan berketerampilan abad 21. Harus mampu menjadi fasilitator anak zaman Z. Perlu mengembangkan pendekatan, metode mengajar, pembelajaran yang berbeda yang lebih sesuai dengan anak zaman Z. Harus mengembangkan sikap mencintai anak didik, sehingga dalam situasi berat apapun dan penuh tantangan, tetap rela mencari jalan yang terbaik untuk membantu siswa berkembang sebagai manusia. Penting juga menguasi bahasa asing agar semakin dapat membantu siswa.

Sementara itu, Ardimas, M. Sc. Menambahkan materi tentang Trik mengatur waktu untuk mencapai kesuksesan kompetensi keilmuan, merintis jejaring dan menjalin hubungan yang dekat dengan Allah SWT, agar bisa diraih masa depan yang baik, yang membawa kebahagiaan hidup dunia dan kherat. Menurut Ardimas kompetensi akademik dan sosial yang harus berbarengan diasah semasa kuliah diantaranya; menulis proposal riset dan proposal berbagai kegiatan, menggali riset berkesinambungan, menggali topik-topik riset, menggali berbagai pengalaman dan melakukan riset dari yang sederhana dan terus meningkat, berlatih dalam hal pengumpulan dan analisa data, berlatih menulis tesis dan jurnal, aktif dalam berbagai seminar dan konferensi, serta mengasah kemampuan bahasa asing secara terus menerus. Tidak lupa ibadah ritual dan terus berdo’a. Sementara sikap antar mahasiswa yang harus ditumbuhkan adalah sikap yang menganggap sesama mahasiswa sebagai teman kolaborasi, bukan sebagai pesaing. Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika berharap, forum ini membuka pemikiran baru para mahasiswanya, sebagai calon guru abad 21. Ke depan mereka harus mampu membawa anak didiknya tidak hanya memahami keilmuan fisika yang diajarkan. Tetapi juga mampu membentuk karakter positif siswa, menterjemahkan ayat-ayat kauniah melalui analisa fenomena alam yang bermanfaat bagi kemajuan keilmuan Fisika di Indonesia, sekaligus melatih ketakwaan siswa kepada Allah SWT melalui ketauladan guru. (Weni)