Short Course : Perluas Pemahaman Islam di Indonesia

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Short Course Islam in Indonesia 2021 dengan tema “Building Global Civic Harmony: Issues and Experiences in Indonesian Muslim Society” mulai hari Senin hingga Jumat (15-19/11/2021).

Shortcourse yang dilaksanakan secara Hybrid di Interactive Centre FISHUM kali ini menghadirkan Rektor UIN Sunan, Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. sebagai Keynote Speaker, Prof. Dr. Fritz Schulze (Georg-August-Universitat Gottingen) dan Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, M.A (Senior Advisor at The Executive Office of The Presidential Staff) sebagai pembicara pada sesi panel hari pertama yang dimoderatori oleh Ambar Sari Dewi, Ph.D. (Dosen FISHUM UIN Sunan Kalijaga).

Dalam sambutannya, Dekan FISHUM Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si., menyampaikan terima kasih dan rasa bangga terhadap kegiatan ini karena dihadiri lebih dari 156 partisipan dari berbagai negara seperti Iran, Belgia, Turki, Singapura, Hungaria dan masih banyak dari negara-negara Asia lainnya. Harapannya dengan adanya Short Course ini mampu memberikan pengalaman bagi masyarakat muslim di Indonesia dan mampu memperluas pemahaman tentang islam di Indonesia. Melalui agenda tahunan Short Course, kaum muda bisa mengikuti step by step dari perkembangan islam di Indonesia. Tidak hanya itu beliau berharap untuk terus mempererat silaturahmi dan menghimbau seluruh peserta untuk tetap mengikuti Short Course dan bisa membuat forum grup alumni untuk project riset kedepannya.

Selanjutnya Rektor, Prof. Al Makin mengapresiasi atas suksesnya kegiatan ini. Beliau menyampaikan terkait pengalamannya dalam bidang riset di UIN Sunan Kalijaga terutama di bidang islam secara mendalam di Indonesia. Beliau juga menyapa partisipan dari berbagai negara, berharap setelah pandemi selesai dapat datang dan bertemu langsung di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menurut beliau, permasalahan saat ini yang harus direnungkan baik di Indonesia maupun di luar yaitu permasalahan yang berkaitan dengan sejarah kemanusiaan, karena beliau menganggap permasalahan yang bersejarah lainnya sejauh ini masih terbilang baik.

Beliau menyampaikan berdasarkan riset yang telah ditelitinya, di Indonesia dari mulai TK hingga Perguruan Tinggi di wilayah Medan, Ambon, dan wilayah lainnya terkait sejarah kemanusiaan tidak terlalu dipelajari/dipahami dengan baik. Sehingga beliau menghimbau bahwa sebagai professor, dosen, peneliti, di seluruh Indonesia senantiasa kembali mengenalkan sejarah dunia dan menempatkan kemanusiaan dengan baik, dengan melakukan hal tersebut mampu menciptakan kesadaran akan pluralitas di dunia sehingga tidak ada perbedaan akan kemanusiaan walaupun hidup di tengah perbedaan.

Baca Juga : Workshop on Strengthening the Road Map of Research and Outreach Program, Bentuk Usaha FISHUM

Selanjutnya beliau memaparkan terkait praktis demokrasi di Indonesia, “Hal ini patut kita banggakan karenaIndonesia merupakan satu-satunya negara mayoritas muslim yang mempraktikkan demokrasi secara terbuka”, tutur Al Makin.

Demokrasi dunia dan Islam tidak bertentangan, demokrasi dan Islam adalah sesuatu yang bisa kita sebut serasi. Namun jika kita cermati secara mendalam, ternyata demokrasi yang telah dipraktikkan di Indonesia ini beberapa hal mengecewakan. Untuk itu, sebagai muslim di Indonesia, komentator, intelektual, dan pemuka agama harus senantiasa menyadari bahwa praktik demokrasi ini seharusnya merupakan sesuatu yang sangat esensial dan bermoral, lanjutnya.

Di akhir sambutannya, beliau berharap agar peserta mengikuti konferensi tahunan ini dengan produktif dan bisa berkolaborasi. (Nurul)