Sebanyak 68 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2024 pada satuan kerja UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan kegiatan penanaman pohon di Zona Hortikultura Kampus II UIN Sunan Kalijaga, Pajangan, Bantul, Senin (2/6). Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi penguatan nilai-nilai ekoteologi yang menjadi arahan strategis Kementerian Agama Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA.

Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang pembelajaran kontekstual bagi para CPNS, bahwa tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak semata terbatas pada kerja administratif atau pelaksanaan tri dharma yang elitis dan terpisah dari realitas, tetapi juga menuntut kehadiran aktif dalam merespons tantangan sosial-ekologis yang dihadapi masyarakat.

Eric Kunto Aribowo, salah satu CPNS sekaligus peserta kegiatan penanaman pohon, menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam kegiatan ini menjadi pengalaman yang bermakna. “Saya merasa bangga dapat menjadi bagian dari keluarga besar Kementerian Agama, dan dapat memulai langkah kecil kolektif dalam membangun budaya peduli lingkungan. Ini menjadi pengalaman awal yang menggugah,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh CPNS lainnya, Zulfikar Ismail. Ia menekankan bahwa kegiatan penanaman pohon ini seyogianya tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial. “Kami melakukannya dengan penuh kesungguhan dan kami senang dengan hal ini. Harapan kami, kegiatan ini menjadi kebiasaan, bahkan budaya baru dalam ekosistem ASN yang berwawasan lingkungan,” ujarnya.

Kegiatan ini mengandung makna penting dalam kerangka transformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Agama, bahwa ASN dituntut untuk tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga berdaya secara etis dan ekologis. Dengan demikian, ASN diharapkan mampu menjadi agen perubahan, yang tidak hanya melayani publik, tetapi juga menginspirasi dalam konteks keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.

Melalui aksi tanam pohon ini, para CPNS UIN Sunan Kalijaga tidak hanya menanam bibit, tetapi juga menanam nilai, harapan, dan komitmen terhadap masa depan bumi dan generasi mendatang. Sebuah langkah awal yang sederhana namun sarat makna, sejalan dengan semangat ekoteologi Islam yang holistik dan transformatif.(humask)