Sosialisasikan Pemilu Damai dan Berintegritas, SEMA FISHUM Adakan Talk Show Pemilu Ceria

Pemilihan umum (Pemilu) damai merupakan keinginan semua pihak. Pada setiap pemilu kita berharap pesta demokrasi dapat terselenggara secara damai, aman, tentram, dan menyenangkan. Oleh karena itu, Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan PW. Lakpesdam NU DIY mengadakan Talk Show Pemilu Ceria, Rabu (27/02) di Interactive Center FISHUM.

Talk Show yang bertajuk “Antisipasi Konflik dalam Membangun Pemilu yang Damai dan Berintegritas di DIY” ini dimoderatori oleh Inggrid Putri Diandini dan dihadiri oleh beberapa narasumber, antara lain Dr. Badrun Alaena , M.Si. (Direktur Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga), Bagus Sarwono , S.Pd,. M.PA (Ketua Bawaslu DIY), Ahmad Anfaasul Marom, M.A (PW. Lakspesdam NU DIY) dan Kombes Pol. Nanang Juni Mawanto, SIK.

Dalam sambutannya, Muhammad Wafi, Ketua SEMA FISHUM menyampaikan bahwa Talk Show kali ini penting diselenggarakan khususnya bagi mahasiswa. Banyak masalah pemilu yang perlu didiskusikan dan segera diselesaikan. “Diskusi ini untuk mengantisipasi konflik yang ada di Pemilu kali ini. Sehingga pemilu dapat berjalan dengan demokartis, jujur, adil dan aman. Kami berharap dalam diskusi kali ini mahasiswa dapat ikut andil dan berpartisipasi dalam mereduksi konflik yang terjadi,” jelas Wafi.

Sementara itu, Muhammad Ainul Yaqin, S.Pd. M.Ed., Ketua P.W. Lakpesdam NU DIY mengatakan bahwa Talk Show ini bagian dari pendidikan politik bagi mahasiswa. “Acara ini merupakan bagian dari pendidikan politik. Pada saat ini sering terjadi segregasi antar dua kelompok sehingga muncul fitnah, hoax, bully. Hal ini perlu kita minimalisir dengan cara bagaimana kita menanggapai hoax ataupun fitnah yang terjadi antara kedua kelompok,” tandasnya.

Senada dengan Ainul Yaqin, Dekan FISHUM, Dr. Mochamad Sodik S.Sos., M.Si. juga menyambut baik adanya Talk Show kali ini. Beliau berharap, FISHUM bisa menjadi rumah diskusi berbagai jenis isu yang beragam. Beliau berharap, dengan adanya diskusi yang dilakukan mampu melahirkan solusi dari masalah yang ada.

Menurut Kombes Pol. Nanang Juni Mawanto, SIK dari Polda DIY, Pemilu 2019 yang akan digelar secara serentak tanggal 17 April 2019 ini merupakan Pemilu yang cukup rumit dibandingkan Pemilu 2014. Karena Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden digelar di hari yang sama, kita akan mendapatkan lima surat suara sekaligus untuk memilih DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR RI, DPD RI, dan presiden. Sehingga, kotak suara pun berjumlah lima di setiap TPS. Pemilih harus teliti saat memasukan surat suara agar surat suara masuk ke kotak yang tepat.

Selain itu, pembagian daerah pemilihan pada Pemilu 2019 lebih banyak, jumlah Parpol dan TPS pun bertambah. Meskipun begitu, kita tetap harus menciptakan Pemilu yang berdaulat sesuai dengan tagline Komisi Pemilihan Umum (KPU), yakni 'Pemilih Berdaulat Negara Kuat'. Ini merupakan cara untuk menggencarkan Gerakan Sadar Pemilu kepada masyarakat.

Lebih lanjut, Nanang memaparkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi, yakni potensi ancaman konflik seperti protes, unjuk rasa, bentrokan antar kedua kubu, sabotase, black campaign, money politic, penyebaran konten hoax dan hate speech.

“Semoga Pemilu 2019 berjalan dengan sukses dan lancar, bersih dan bermartabat, jauh dari praktek kecurangan. Bersama-sama kita mendorong partisipasi masyarakat dalam menciptakan Pemilu yang berintegritas dan berkualitas,” pungkasnya. (Nurul)