Prof. Dr. Erni Munastiwi, M.M., Dikukuhkan sebagai Guru Besar

Prof. Dr. Erni Munastiwi, M.M., dikukuhkan sebagai Guru Besar oleh Ketua Senat UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan. Prof. Dr. Erni dikukuhkan sebagai Guru Besar berdasarkan SK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI nomor 26486/MPK.A/KP.05.01/2022. Pengukuhan tersebut dilaksanakan secara daring dan luring pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Kamis (01/12) di Gedung Prof. H.M Amin Abdullah atau Multipurpose UIN Sunan Kalijaga.

Pada orasi ilmiahnya yang bertajuk "Model Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada Abad XXI dalam Perspektif Keindonesiaan", Prof. Erni menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, penyesuaian tata kelola dibutuhkan dalam praktik pendidikan anak usia dini. Pada abad XXI, penyesuaian tersebut dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di berbagai aspek kehidupan, seperti perubahan model, tujuan dan luaran pendidikan, perubahan kondisi bentang alam, serta kondisi sosial dan budaya. Oleh karena itu, model pendidikan yang lebih modern dibutuhkan untuk dapat meninggalkan ketertinggalan. Di sisi lain, praktik pendidikan, khususnya pada anak usia dini juga harus mempertimbangkan karakter khas Indonesia dengan kebhinekaannya.

Prof. Erni juga menegaskan bahwa dibutuhkan sistem pendidikan yang responsif dan adaptif pada abad XXI. Di tengah ancaman globalisasi, sektor pendidikan, khususnya PAUD, perlu dikelola dengan sebaik mungkin, secara efektif dan efisien untuk membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi global, namun berkarakter lokal yang kuat. Disrupsi dalam bidang pendidikan menuntut adanya adaptasi dalam berbagai komponen pendidikan. Yang pertama, tujuan pendidikan perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kondisi lingkungan sosial dan budaya. Penguatan kerangka kurikulum pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pendidikan yang baru. Di sisi lain, kebhinekaan merupakan kekhasan yang perlu ditonjolkan dalam praktik pendidikan di Indonesia sehingga perlu dipertahankan keberlanjutannya. Contohnya pada kurikulum PAUD abad-21 dalam sistem Pendidikan di Indonesia perlu mengintegrasikan nilai-nilai sosio-kultural untuk menguatkan karakter lokal. Bilingualisme (Bahasa daerah) dalam kegiatan PAUD perlu dipertahankan dan dikenalkan pada anak sejak dini sebagai bagian dari kehidupan sosial. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana juga tidak boleh luput dari perhatian.

Disampaikan Prof. Erni, model manajemen yang sesuai dengan kebutuhan PAUD pada abad-21 diperlukan untuk menghadapi tantangan ekosistem pendidikan, sehingga diperlukan adanya tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan/evaluasi yang memadai. Disampaikan pada orasi ilmiahnya, yang perlu direncanakan dalam penyelenggaraan PAUD antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, sumber daya manusia, lingkungan pembelajaran, sarana dan prasarana serta tata laksana.

Kemudian dalam tahap pengorganisasian tidak hanya bertumpu peran guru dan lembaga pendidikan saja tetapi juga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan dalam praktik PAUD kaitannya dengan peran pendistribusian. Pihak terkait antara lain pemerintah, organisasi/asosiasi terkait PAUD (HIMPAUDI, IGRA, dan GOPTKI), pemilik PAUD, guru, siswa dan orang tua.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, satuan PAUD bertugas untuk menjalankan kegiatan pendidikan dengan berpedoman pada kurikulum yang telah disusun pemerintah melalui kementerian dan dinas terkait. Satuan PAUD juga memiliki tanggung jawab mempersiapkan lingkungan belajar dan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak serta mempersiapkan staf yang berkompeten.

Dan tahap pengendalian, Prof. Erni menuturkan bahwa perlu dilakukan sebagai bentuk evaluasi secara berkala untuk menjamin bahwa model pendidikan yang diterapkan berjalan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan, Evaluasi dilakukan secara bertingkat, mulai dari guru satuan PAUD hingga pemerintah hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki tata kelola pendidikan.

Prof. Erni contoh tauladan kawan-kawan Dosen yang ingin meraih Guru Besar. Prof. Erni sudah hampir pensiun, tetapi masih gigih melakukan riset. Masih aktif menjalin network dengan siapa saja. Bu Erni banyak melakukan riset tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Dari riset-risetnya, Prof. Erni menekankan, seiring dengan berkembangnya globalisasi, anak secara otomatis menjadi bagian dari warga dunia. Prof. Al Makin sepandangan dengan Prof. Erni, bahwa perlu adanya kesadaran baru terkait globalisasi, yang telah menjadikan seluruh manusia, tidak terkecuali anak anak usia dini, semua terhubung dengan tekonologi. Oleh karena itu Pendidikan juga harus fleksibel. Pada era globalisasi, kurikulum pendidikan harus siap akan perubahan, serta sarat akan kemungkinan dalam hal desain, penyampaian dan luaran.

Pendidikan hendaknya menekankan kemandirian. Siap belajar dimana saja, kapan saja, dan tidak pernah berhenti belajar. Pendidikan yang menekankan kemandirian menitik beratkan pada keterampilan penyelesaian masalah (problem solving) dan konsep belajar untuk belajar. “Saya juga setuju dengan konsep belajar bekerja sama, saling support, saling mendukung, saling maju bersama. Sudah tidak saatnya, kita ingin muncul nama baik dengan menjatuhkan orang lain. Seperti kata Harari, yang menang adalah yang mampu bekerja sama dan maju bersama bukan yang saling mengalahkan, apalagi saling menjatuhkan. Sudah tidak saatnya mencari kelemahan, dan menjatuhkan kawan. Saatnya adalah maju bersama dan saling menguntungkan, demikian tegas Prof. Al Makin. (Tim Humas)