Tingkatkan Awareness Pemilih Pemula, UIN Sunan Kalijaga Selenggarakan Sosialisasi Pemilu tahun 2024 Bersama Bawaslu, KPU dan Kominfo
Suasana Forum Diskusi Sosialisasi Pemilu Tahun 2024, Pemuda Sadar Pemilu
Pemilu 2024 menjadi kesempatan yang istimewa bagi bangsa dan negara Indonesia untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang berkualitas sehingga hasil yang positif selama lima tahun ke depan dapat dinikmati seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Oleh karena itu, Pemerintah perlu meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu 2024 sebagai puncak pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 di mana masyarakat akan memilih calon anggota legislatif di tingkat DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota serta akan memilih presiden dan wakil presiden.
Penguatan penyelenggaraan Pemilu 2024 akan dititikberatkan pada Diseminasi Informasi Pemilu Tahun 2024 dengan tujuan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat, meningkatkan akses informasi tentang peserta Pemilu hingga meningkatkan kualitas dan kuantitas konten yang bersifat mendidik, mencerahkan, memberdayakan dan menjaga nasionalisme. Selain itu pula kegiatan akan difokuskan pada aktivitas pendidikan politik, literasi demokrasi, etika dan norma pemanfaatan media sosial hingga penanggulangan hoaks. UIN Sunan Kalijaga menjadi mitra penting dalam Diseminasi Informasi Pemilu Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Acara bertajuk "Sosialisasi Pemilu 2024, Pemuda Sadar Pemilu" digelar pada tanggal 5 Mei 2023 di Gedung R.H.A. Soenarjo, S.H. (Convention Hall) UIN Sunan Kalijaga.
Acara tersebut dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin, S.Ag., M.A., Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Kemkominfo RI, Dwi Dianingsih, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos, M.Si., beserta jajaran pimpinan, Ketua Pusat Moderasi Beragama dan Kebhinekaan, Dr. Mokhamad Mahfud, S.Sos.I. M.Si., dan Direktur Center of Communication Studies and Training, Dr.. Bono Setyo, M.Si. Adapun narasumber dalam kegiatan ini antara lain Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY, Hamdan Kurniawan, SIP., M.A., Ketua Bawaslu DIY, Sutrisnowati, S.H., M.H., M.Psi., Kreator Digital/Influencer, Vania Yolanda, serta Presiden Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Ahmad Makarim Pramudita, dibersamai oleh moderator Okfied Sosendar. Acara yang digelar secara luring dan daring ini juga dihadiri oleh peserta dari kalangan mahasiswa.
Rektor Al Makin dalam sambutannya menegaskan bahwa dalam Pemilu yang berintegritas, penting bagi pemilih untuk memilih dengan kesadaran dan bukan karena hadiah atau iming-iming lainnya. Lebih lanjut, Rektor juga mengingatkan agar politik identitas tidak menjadi fokus dalam Pemilu. Menurutnya, agama dan politik tidak relevan, dan sentimen kelompok keagamaan dan politik justru bisa memunculkan perpecahan dan konflik.
Rektor juga menekankan bahwa "good man doesn't need law" dan bahwa orang buruklah yang menggunakan hukum untuk melegitimasi perbuatannya. Oleh karena itu, persoalan ini tidak dapat diselesaikan secara hukum, tetapi secara moral.
Rektor menggarisbawahi bahwa kampus, seperti halnya pesantren dan institusi keagamaan lainnya, memiliki fungsi sebagai control group dan moral compass. Fungsi keagamaan harus dimainkan oleh kampus untuk mengontrol moral dan mengingatkan tentang etika dan integritas. Dalam hal ini, moral compass kampus dapat membantu menciptakan pemimpin yang jujur dan baik dalam Pemilu.
Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Kemkominfo RI, Dwi Dianingsih, S.Sos., M.Si., sekaligus membuka acara. Pihaknya menekankan bahwa acara ini difokuskan pada aktivitas pendidikan politik, literasi demokrasi, etika dan norma pemanfaatan media sosial, hingga penanggulangan hoaks. Sehingga para peserta diharapkan dapat aktif bertanya dan tujuan meningkatkan awareness peserta terkait Pemilu 2024 dapat tercapai.
Agenda dilanjutkan dengan dibukanya forum diskusi Sosialisasi Pemilu 2024 dimoderatori oleh Okfied Sosendar. Mengawali pemaparannya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY, Hamdan Kurniawan, SIP., M.A., memberikan informasi seputar preferensi anak muda terhadap kesiapan pemilu 2024. Ada lebih dari 20% anak muda yang menyatakan tidak siap dengan Pemilu 2024. Padahal anak muda gen Z ini akan berperan besar dalam pemilu 2024. Untuk itu, Ketua KPU DIY mengajak anak muda untuk dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam Pemilu 2024, diantara hal-hal yang bisa dilakukan anak muda untuk meningkatkan partisipasi mereka adalah 1.) mengecek apakah sudah terdaftar sebagai pemilih atau belum melalui laman cekdptonline.kpu.go.id, 2.) Menjadi penyelenggara Pemilu dengan menjadi bagian dari KPU, KPU Provinsi, KPU Kab/Kota, PPPK, PPPS dan KPPS. Juga Bawaslu, Bawaslu Prov, Bawaslu Kab/Kota dan Pengawas Pemilu, 3.) Menjadi Pemantau Pemilu, melakukan pemantauan jalannya tahapan Pemilu, dan 4.) dengan membantu Sosialisasi Pemilu Mengkampanyekan Pemilu Bersih antara lain Gerakan Anti Politik Uang, Aksi Lawan Hoax, Jauhi Politik Pecah Belah, dan Nir kekerasan. Selain itu, Ketua KPU DIY juga menegaskan agar anak muda lebih selektif dalam menerima informasi dikarenakan masih ada tantangan berupa hoaks atau berita bohong terkait Pemilu.
Pada agenda ini, kreator digital atau influencer, Vania Yoanda, juga digandeng menjadi narasumber. Vania menyampaikan hal-hal untuk memotivasi kawula muda agar berpartisipasi aktif dalam pemilu dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilih. Dalam kesempatan tersebut, Vania juga membagikan tips bagaimana menentukan pilihan yang bijak dan tidak ragu-ragu dalam menggunakan hak suara. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu dan memastikan terpilihnya pemimpin yang baik dan berkualitas.
Mendukung Vania, Ketua Bawaslu DIY, Sutrisnowati, S.H., M.H., M.Psi, memaparkan strategi mereka (Bawaslu) dalam mengawal pemilu yang sukses dan kondusif, yang melibatkan peran penting anak muda sebagai garda terdepan. Ketua Bawaslu DIY menjelaskan bahwa anak muda merupakan penentu baik tidaknya negara ini dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, karena mereka akan menjadi pengganti dan memimpin mengambil alih tongkat kepemimpinan. “Oleh karena itu, anak muda harus tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga turut serta dalam memastikan pemilu berlangsung secara luber jurdil dengan mengamati dan menganalisis proses-proses pemilu”, jelasnya. Ketua Bawaslu DIY juga menekankan pentingnya peran Bawaslu dalam menjaga integritas pemilu, dan mengajak semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan pemilu karena di tangan kita semua ditentukan.
Sebagai Presma UIN Sunan Kalijaga, Ahmad Makarim Pramudita narasumber berikutnya menyampaikan tentang memahami pentingnya peran pemuda dalam pemilihan umum yang berintegritas. Menurutnya, anak muda harus memahami nilai-nilai inti seperti inklusivitas, toleransi, dan pemikiran kritis dalam partisipasi politik.
Inklusifitas adalah tentang memperjuangkan hak setiap individu untuk dilibatkan dalam proses politik tanpa diskriminasi atau kekerasan. Toleransi adalah tentang memahami dan menghargai perbedaan pendapat dan keyakinan, serta memilih cara damai dan persuasif untuk menyelesaikan konflik. Pemikiran kritis adalah tentang kemampuan untuk menganalisis informasi dengan kritis dan objektif, serta mengambil keputusan yang didasarkan pada fakta dan bukti.
Dalam konteks pemilihan umum, nilai-nilai ini sangat penting untuk memastikan bahwa pemilih pemula dapat memilih dengan bijak dan mendorong integritas pemilu. Dengan memahami nilai-nilai ini, pemuda dapat menjadi agen perubahan yang membawa perubahan positif dalam demokrasi dan masyarakat secara keseluruhan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan menciptakan kondisi yang kondusif di tengah-tengah masyarakat pada saat penyelenggaraan Pemilu 2024, Obyek utama dari penyelenggaraan sosialisasi aturan-aturan pelaksanaan pemilu (Electorate Information) dan edukasi pemilih (Voter Education) adalah Warga Negara Indonesia yang memiliki hak memilih dalam Pemilu 2024, di sisi lain pemerintah juga berkewajiban untuk membekali seluruh masyarakat Indonesia dengan pesan/informasi yang membentuk sikap mental dan perilaku yang menjunjung tegaknya nilai-nilai demokrasi dalam mensukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024 dan penguatan semangat kebangsaan untuk mengeliminir potensi terjadi konflik sosial dan disharmonisasi di tengah-tengah masyarakat, baik saat pra dan pasca pemilu 2024 nanti.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memberikan perhatian penuh pada pendidikan Islam dan kemanusiaan, UIN Sunan Kalijaga menunjukkan peran aktifnya dalam mendukung agenda nasional dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemilu yang berkualitas. UIN Sunan Kalijaga berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang sadar akan hak dan kewajiban politiknya, serta mampu berpartisipasi secara aktif dalam demokrasi di Indonesia.
Dr. Bono Setyo, Direktur Center of Communication Studies and Training mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan peran Pemilu, terutama bagi pemilih pemula. Selain itu, nilai-nilai ke-UIN-an juga dapat digunakan dalam pesta demokrasi. “Nilai ke-UIN-nan ini contohnya dalam Pemilu adalah sikap harus dihargai dan dijaga toleransinya agar tidak menimbulkan konflik.” Dr. Bono Setyo juga menekankan bahwa semua calon pemimpin adalah orang terbaik, sehingga tidak perlu menimbulkan konflik atau kekacauan jika ada yang berbeda pandangan. “Bagaimanapun juga semua yang ada pemimpin ini adalah orang orang terbaik. Jadi siapapun itu yang terpilih adalah yang terbaik. Jadi tidak perlu menimbulkan konflik, tidak perlu menimbulkan chaos.” Dr. Bono juga mengapresiasi langkah KPU, Bawaslu dan Kominfo dalam menyelenggarakan Sosialisasi Pemilu 2024. “Sosialisasi semacam ini harus sering diberikan kepada masyarakat sebagai bentuk literasi pada masyarakat”, pungkasnya. (Ihza/Alfan)