Workshop Campus Waste Management : Upaya Mewujudkan Green Campus
Guna menanggulangi dan ikut bertanggungjawab atas kondisi darurat sampah di Yogyakarta akhir-akhir ini, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengikuti workshop Campus Waste Management yang dilaksanakan pada (1/11/2023 s/d 3/11/2023) di Hotel Dafam, Semarang.
Wakil Rektor I, bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Iswandi Syahputra, menyampaikan bahwa managemen pengelolaan sampah di lingkungan kampus yaitu mengenai bagaimana kampus dikelola dengan harus mengutamakan kebersihan kampus. Selain itu, UIN yang termasuk ke dalam green campus, meminimalisir limbah seperti kertas kampus dan limbah sampah rumah tangga. Green campus merupakan tema besar dalam membangun kampus II di Pajangan Bantul. Universitas bertransformasi dari BLU ke PTN-BH. Prof. Iswandi Syahputra juga menjelaskan bahwa UIN Sunan Kalijaga didorong untuk menjadi PTN-BH Bersama UIN Jakarta, UIN Malang, UIN Bandung, dan UIN Surabaya.
Sementara Dr. Ananto Aji, subdit Konservasi Lingkungan UNNES, menyampaikan bahwa pihaknya sudah menapak konservasi dari 2015 sampai 2018 yang ditarik ke jurusan dan 2020 kemarin untuk lab geografi. Dalam konservasi ini terdapat tiga pilar wawasan, yaitu nilai dan karakter, seni dan budaya, serta sumber daya alam dan lingkungan. UNNES juga mempunyai unit pengolahan limpah di fakultas MIPA dan Pusat Bisnis. Kampus hanya merancang dan desain saja dan kemudian kerja sama dengan pihak penyedia jasa. Selain itu, UNNES juga sudah tiga tahun mencanangkan zero waste dan sudah sejak 2020 UNNES tidak mengirimkan sampah ke TPA. UNNES juga sudah mengikuti program UI Geen Metric satu decade.
Kegiatan workshop ini diikuti oleh 40 tenaga kependidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rombongan kemudian dibawa untuk berkeliling kampus seluas 40 hektar dengan mobil listrik yang ramah lingkungan. Banyak pelajaran yang diambil dari kegiatan workshop ini, yakni pertama untuk dapat mewujudkan kampus hijau bebas sampah diperlukan leadership vision atau visi kepemimpinan yang berwawasan lingkungan. Kemauan untuk mewujudkan Green Campus harus dimulai dari atas, dari top leader, dalam hal ini Rektor dan diikuit oleh pimpinan di semua level. Dari UNNES mereka belajar cara UNNES mengintegrasikan konservasi lingkungan ke dalam visi universitas.
Kedua, UNNES membentuk lembaga atau unit khusus yang secara spesifik ditugasi oleh Rektor mengawal konservasi lingkungan. Ketiga, UNNES mendaftar sebagai anggota UI Green Metric World University. UI Green Metric ini merupakan sistem pemeringkatan perguruan tinggi pertama di dunia yang fokusnya menjaga keberlanjutan lingkungan kampus agar tetap hijau dan bebas sampah sehingga keberadaan kampus dapat memberikan kontribusi nyata pada pelestarian lingkungan dalam rangka merespon fenomena global warming.
Keempat, semua kebijakan rektor harus ramah lingkungan. Dr Ananto Aji menjelaskan bahwa setelah UNNES menjadi PTN BH ada beberapa kebijakan yang perlu diselarakan, seperti Unit Tata Boga yang memiliki bisnis air dalam kemasan. Ini perlu dievaluasi. Begitu juga bisnis snack dan makanan dalam kotak seharusnya selaras dengan kebijakan ramah lingkungan. Kelima, perlunya edukasi kampus hijau berkelanjutan. UNNES mengajarkan kepada semua mahasiswa mata kuliah konservasi sebagai Mata Kuliah yang wajib diambil oleh semua mahasiswa. Edukasi juga dilakukan melalaui pelatihan-pelatihan dan sosialisasi kepada semua civitas akademika kampus. (Tim Humas)