Tanamkan Rasa Kebangsaan dan Cinta Tanah Air Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Suka Selenggarakan Lomba Tata Upacara

Sebagai bentuk tanggung jawab UIN Sunan Kalijaga dalam melindungi generasi muda dari pengaruh burukNarkoba, perilaku seks bebas, kejahatan media sosial, dan indoktrinasi kalangan radikalisme untuk meruntuhkan pikiran kalangan muda untuk tidak mencintai NKRI dan lebih respek pada faham khilafah, Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga merasa penting untuk terus menerus melakukan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan kembali rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan semangat belajar yang membara sebagai implementasi ketaqwaan kepada Allah (Sang Pencipta). Kali ini Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan lomba tata upacara pengibaran bendera. Lomba tingkat nasional dalam rangka memperingati Hari Santri yang ketiga ini diikuti 35 regu Paskibraka pilihan perwakilan Sekolah MA/SMA/SMK dari propinsi seluruh Indonesia, dengan masing-masing regu berjumlah 22 orang.
Pelaksanaan lomba Tata Upacara Bendera dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., dihadiri para tamu undangan dari Pemda Propinsi DIY, pimpinan perguruan tinggi di wilayah DIY, Pengurus NU dan Muhammadiyah, Polda DIY, Koren 072/Pamungkas, DAN LANUT, DAN LANAL, BPO Dinas Dikpora DIY, PW NU DIY, PW Muhammadiyah. DR. Hj. Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, yang dijadwalkan hadir membuka acara ini, tetapi tidak bisa hadir, dan diwakili dari DPD DIY, Eko Suwanto, dan dari DPP, H. Idam Samawi. Hingga akhirnya kegiatan ini dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D.
Prof. Yudian Wahyudi dalam sambutannya saat membuka agenda ini menyampaikan; UIN Sunan Kalijaga merasa bertanggungjawab ikut membina generasi generasi muda (generasi milenial) sebagai penerus masa depan bangsa Indonesia. Undangan untuk membuka kegiatan ini disampaikan kepada Megawati Soekarnoputri adalah sebagai penghormatan karena dulu Bu Megalah yang menandatangani prasasti perubahan IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN. UIN Juga menaruh rasa hormat kepada Ibu Mega sebagai simbul ibu bangsa Indonesia, yang memiliki kharisma kekuatan rakyat Indonesia untuk memilih putra-putra terbaik Indonesia menjadi pemimpim di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih lanjut Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan, ajang ini deselenggarakan sebagai penghargaan atas ditetapkannnya Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo, yang pada tahun ini sudah sampai pada peringatan Hari Santri yang ketiga. Hari Santri merupakan pengakuan kepahlawanan Santri yang telah memberikan kontribusi terhadap kemerdekaan NKRI. Melalui peringatan Hari Santri yang ketiga, demikian kata Prof. Yudian Wahyudi, sebagai peneguhan kembali betapa besar peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini santri masih dituntut perannya untuk terus menjaga NKRI dari rongrongan fahan radikalisme-terorisme.
Disamping itu kegiatan ini bermaksud menggelorakan kembali kesadaran berbangsa dan bernegara, memperteguh semangat nasionalisme dan patriotisme, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan sikap tertib, disiplin, kerjasama dan kekompakan, rasa tanggungjawab, serta kemampuan memimpin di kalangan generasi muda (generasi milenial). Selain itu menanamkan rasa cinta yang dalam terhadap keutuhan NKRI dan mencegah agar kaum muda tidak terpapar pahan radikalisme-terorisme. Melalui lomba tata upacara, Prof. Yudian Wahyudi ingin memberikan pemahaman kepada umat muslim, bahwa hormat bendera dalam tata upacara merupakan simbul persatuan dan penghargaan terhadap NKRI. Penghargaan terhadap NKRI juga merupakan implementasi ketaqwaan umat Muslim yang hidup di Indonesia. “Jadi umat Muslim di Indonesia tidak perlu canggung melakukan penghormatan bendera merah putih saat upacara bendera. Di kalangan generasi muda harus mensyukuri dan mengoptimalkan kenikmatan, dengan giat belajar, melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan menghindari kegiatan kegiatan yang menghasut dan merusak, kata Prof. Yudian Wahyudi.
Sementara itu Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela NegaraUIN Sunan Kalijaga, Dr. Badrun Alaena, M. Si., dalam laporannya saat pembukaan lomba menjelaskan, lomba tata upacara dilaksanakan 16 s/d 20/10/19. Sementara dewan juri terdiri: Sinungwati, SH., M.I.P. (Polda DIY), Edy Wibowo (Korem 072/Pamungkas), Yatim Widodo (LANUT), Sarjito (LANAL), Subarmin (BPO Dinas Dikpora DIY), Nurjamil Dimyati (PW NU DIY), Edy Prajaka, S. Pd., (PW Muhammadiyah DIY), Kartono (DISDIKPORA), Dra. RTM Maharani, MM (UIN Sunan Kalijaga). (Tim Humas)