SPAN-UM PTKIN 2021, Menag: Perlu Inovasi Hidupkan Kajian Ke-Islaman
Menage RI saat menyampaikan sambutan Launching SPAN UM PTKIN di UIN Lampung
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas merilis Seleksi Prestasi Akademik Nasional Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN UM PTKIN) 2021 di kampus UIN Raden Intan Lampung, 14/1/2021. Menag mengingatkan pimpinan PTKIN untuk berinovasi dalam mengembangkan kajian keislaman. "Saya minta para rektor UIN/IAIN dan ketua STAIN berinovasi dalam mengafirmasi kajian keislaman atau Islamic Studies yang merupakan core competencies PTKIN," tegas Menag di hadapan segenap pimpinan PTKIN.
"Besarnya minat mahasiswa terhadap program studi umum di PTKIN perlu diapresiasi. Ini harus diimbangi dengan upaya untuk terus menghidupkan kajian-kajian strategis dalam bidang Islamic studies," sambungnya.
Peluncuran SPAN-UM PTKIN 2021 digelar di lapangan terbuka kampus UIN Raden Intan Lampung dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan dan penularan Covid-19. Tampak hadir, Gubernur Lampung, Wakil Menteri Agama, Penasihat DWP Kemenag RI, Sekjen Kemenag, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin, sejumlah pejabat Kemenag pusat, Forkopimda serta segenap pengurus dan anggota Forum Rektor PTKIN. Peluncuran SPAN-UM PTKIN ditandai dengan pemukulan alat musik tradisional Lampung oleh Menag didampingi Gubernur Lampung.
Menurut Menag, ada dua fakta yang harus menjadi perhatian pimpinan PTKIN. Pertama, menurunnya minat pendaftar terhadap sejumlah prodi ilmu ke-Islaman (Islamic Studies), antara lain: Ilmu Hadis, Manajemen Zakat dan Wakaf, dan Bimbingan Penyuluhan Islam. Minat terhadap Perbankan Syariah dan Manajemen Keuangan Syariah memang meningkat, namun masih kalah dengan Kedokteran, Psikologi, Sains dan Teknologi. "Ini harus dipikirkan inovasinya," pesan Menag.
Fakta kedua, input pendaftar PTKIN hampir 50 persen didominasi alumni SMA/SMK. Sebagian besar dari mereka lemah dalam Islamic Studies. Karenanya, perlu penguatan wawasan keagaman yang moderat. "Ini juga harus diinisiasi programnya. Agar sejalan dengan penguatan moderasi beragama yang sedang digalakkan Kemenag," pesannya.
Di hadapan forum Rektor, Menag kembali menegaskan tentang integritas, baik civitas akademika maupun alumni. "Jangan sampai ada civitas akademika dan alumni PTKIN yang terlibat perbuatan tercela seperti korupsi. Sebab menyandang status sebagai alumni PTKIN itu tidak lah mudah karena ada kata Islam," tegas Gus Yaqut.
Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani dalam laporannya mengatakan SPAN-UM PTKIN 2021 hadir dengan semangat meningkatkan peran PTKIN dalam membangun peradaban. SPAN-UM PTKIN ini sudah digelar sejak 2010. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam pada PTKIN strata 1 (program sarjana).
"SPAN-UM PTKIN dilakulan dengan mengunakan sistem seleksi elektroik atau computer based test (CBT) online tahun 2021," kata Ali Ramdhani. Ia menambahkan SPAN-PTKIN merupakan pola seleksi yang dilaksanakan secara nasional oleh seluruh UIN /IAIN /STAIN dalam satu sistem yang terpadu dan diselenggarakan secara serentak oleh panitia nasional yang ditetapkan oleh Menteri Agama. Seleksi prestasi akademik nasional, lanjutnya, dilakukan berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi lain, tanpa ujian tertulis.
"Biaya pelaksanaan SPAN-PTKIN ditanggung oleh pemerintah, sehingga peserta tidak dipungut biaya pendaftaran. Pelaksanaan SPAN-PTKIN secara nasional yang diikuti 58 PTKIN dan 1 Fakultas Agama Islam Perguruan Tinggi Negeri, harus memenuhi prinsip adil, transparan, dan tidak diskriminatif dengan tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri," ujarnya.
Sementara, pola seleksi lain selain SPAN adalah UM-PTKIN di mana biaya pendaftaran ditanggung oleh para peserta sebesar Rp 200.000,- Meski pandemi Covid-19, minat pendaftar PTKIN tidak mengalami penurunan. Bahkan, ada sedikit peningkatan, baik melalui jalur SPAN atau UMPTKIN. Untuk jalur seleksi Prestasi Akademik atau SPAN PTKIN pada tahun 2020, ada 263.061 pendaftar, dengan komposisi 192.783 adalah perempuan dan 70.278 laki-laki. Sedangkan UMPTKIN dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) tercatat ada 132.429 pendaftar. Sehingga, jumlah yang ikut SPAN-UMPTKIN pada tahun 2020 adalah 395.490 peserta. (Tim Humas)