UIN Sunan Kalijaga Menjadi Sponsor Penyelenggarakaan Duta Santri 2021
Peserta Duta Santri Nasional 2021. (Foto: www.nu.or.id)
UIN Sunan Kalijaga menjadi salah satu sponsor penyelenggaraan Pemilihan Duta Santri Nasional tahun 2021. Saat ini agenda Pemilihan Duta satri sudah sampai pada tahap seleksi dan akan dilanjutkan dengan proses karantina. Kegiatan yang selenggarakan oleh Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU DIY ini didukung sepenuhnya oleh UIN Sunan Kalijaga, Universitas Nahdhatul Ulama Yogyakarta, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), Garda Fatayat NU DIY, PT Sri Rejeki Isman, dan Mardliyah Islamic Center UGM.
Saat ini, 70 peserta Duta Santri Nasional 2021 berhasil lolos ke tahap Bootcamp. 70 peserta duta santri ini berasal dari 140 peserta yang lolos dalam tahap sebelumnya, yakni tahap seleksi berkas. Ke-70 peserta ini telah melalui seleksi wawancara yang begitu ketat. Kegiatan Bootcamp dilaksanakan secara daring dengan pemateri yang ahli di bidang masing masing. Untuk menunjang publikasi dan sosialisasi, UIN Sunan Kalijaga juga menjadi media partner.
Ketua PW Fatayat NU DIY, Khotimatul Husna dalam siaran persnya kepada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1/10) antara lain menyampaikan, penyelenggara Duta Santri Nasional kali ini terkonsentrasi dalam isu perempuan dan anak. Terkait dengan hal tersebut, Duta santri 2021 ini diharapkan memiliki kecakapan dan kepekaan terhadap Relasi Gender dalam Islam serta Ulumul Qur’an dan Hadits dalam konteks keberpihakan terhadap isu isu perempuan dan anak.
Adapun materi Bootcamp yang berlangsung Kamis 30 september 2021 hingga Sabtu 2 Oktober 2021 ini adalah Kesantrian, Social Impact, Public Speaking, Personal Branding, Relasi Gender dalam Islam, Ulumul Qur’an dan Hadits, Entrepreneurship Mindset, Socio-preneurship, Creativity and Innovation, Inovasi Teknologi, Literasi Digital, Demokrasi dan Kepemimpinan, Konflik dan Perdamaian, Pemberdayaan Masyarakat dan Transformasi Sosial, Kemanusiaan dan Empati Sosial, Seni sebagai media dakwah, Kepemudaan dan Sportifitas, Strategi Melestarikan Budaya Lokal, Health Protection in pandemic, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Mental dan terakhir Green Environment, demikian papar Khotimatul Husna.
Sementara itu, segudang ilmu yang dipersiapkan dengan matang oleh para narasumber handal beserta panitia ini tentu akan menjadi bekal wawasan yang penting bagi Duta Santri Nasional 2021. Materi Social Impact disampaikan oleh Henny, Project Associate Platform Usaha Sosial (PLUS). Dalam materi ini, peserta Bootcamp diberikan pemahaman tentang bagaimana menjadi manusia yang berdampak dan bermanfaat, mengapa masing masing harus ikut membantu dan mengambil peran, meskipun berangkat dari lingkup terkecil. Ada banyak hal yang dapat di lakukan, diantaranya adalah aktif terlibat dan berkontribusi dalam masyarakat, memulai proyek sosial sederhana, ataupun membangun sebuah bisnis maupun usaha sosial sederhana. Tidak perlu takut untuk memulai, karena hal besar datang dari hal hal kecil yang kita lakukan, kuncinya adalah just do it!
Selanjutnya, materi Enterpreneurship Mindset, disampaikan oleh Ulun Nuha, seorang Enterpreneur sekaligus pengurus RMI PBNU. Ulun Nuha memaparkan bahwa seorang entrepreneur adalah orang dengan anti kemapanan. Ia harus punya kegelisahan, harus selalu lapar dan harus selalu merasa bodoh. Seorang entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai dan mengelola sumber daya agar dapat memberikan nilai tambah. Semua orang memiliki kesempatan yang sama, namun tidak semua bisa memanfaatkan kesempatan secara optimal. Seorang entrepreneur selalu mampu melihat tantangan dan masalah menjadi peluang dan kesempatan. Dan 4 Hal yang harus dimiliki seorang entrepreneur yakni Knowledge, Attitude, Skill, dan Habit.
Sementara kelas keadilan Gender dalam Islam, disampaikan oleh Dr. Nur Rofiah. dipaparkan bahwa semua kehidupan sosial diatur oleh nilai tertentu, tidak ada yang netral nilai. Selalu ada relasi sistem kekuasan yang melekat. Sistem tersebut ada yang berdasarkan ajaran Islam ada yang tidak. Manusia tidak hanya sebagai makhluk jasmani tapi juga makhluk ruhani, yang membutuhkan kasih sayang, dihormati, dan dihargai. Status melekat yang dibawa manusia sejak lahir yaitu sebagai Hamba Allah. Yang konsekuensinya adalah tidak boleh menghamba selain kepada Allah; menghamba popularitas, maupun menghamba kepada harta dan tahta. Dan tidak boleh saling memperhamba satu sama lain.
Khalifatul ‘Ardl yang mempunyai misi mewujudkan kemaslahatan yang seluas-luasnya dimanapun dan kapanpun semampu kita. Sebagi individu misi kita tidak hanya menjadi Sholih/ah, tapi juga Muslih/ah (pelopor kemaslahatan) baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Aktif melakukan kebaikan kepada individu yang lain. Keluarga maslahah adalah yang seluruh anggotanya kerjasama meneguhkan komitmen tauhid, dan membuktikannya dengan cara mewujudkan kemaslahatan baik keluarga sendiri maupun keluarga yang lain.
Negara yang Islami yaitu negara yang mempunyai prisip berketuhanan yang maha esa, punya komitmen tauhid dan seluruh warganya bekerjasama mewujudkan kemaslahatan dan negara itu aktif mewujudkan kemaslahatan untuk negara lain seluas-luasnya. Islam rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan kemaslahatan seluas-luasnya. Menjadi manusia berarti tidak hanya menjadi manusia secara fisik, tapi juga intelektual dan spiritual.
Kemampuan intelektual akan membuat manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan spiritual berdampak pada nurani yang mampu mewujudkan kemaslahatan. Sehingga makna hadis Khoirunnas Anfauhum Linnas adalah bahwa manusia yang mampu dan mau mendayagunakan akal budinya untuk mewujudkan kemaslahatan yang seluas-luasnya untuk diri sendiri dan orang lain, dan Manusia yang mau dan mampu untuk mewujudkan versi terbaik dari dirinya sendiri. Aku Manfaat, Maka Aku Ada, demikian papar Dr. Nur Rofiah.
Khotimatul Husna menambahkan, Bootcamp ini merupakan sarana untuk peningkatan kapasitas Duta Santri, sehingga diharapkan menjadi bekal awal untuk melakukan perubahan di masyarakat. “Di era ini santri harus tampil sebagai role model, karena; yang pertama, santri diakui memiliki peran besar sejak pra kemerdekaan, merebut kemerdekaan, dan setelah kemerdekaan berkontribusi dalam memajukan peradaban bangsa. Kedua, santri adalah calon pemimpin masa depan yang harus selalu menjadi garda depan dan teladan dalam membangun bangsa dan negara. Dan yang ketiga, santri memiliki modalitas spiritual tinggi yang akan mendukung kemampuan keilmuan dalam menggerakkan masyarakat menuju kemaslahatan”.
Lebih lanjut, Husna berharap agar menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menggali pengetahuan dan pengalaman. Kesempatan ini tidak datang setiap saat, keberuntungan ini diniatkan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.
Memiliki role model dan menjadi role model adalah dua hal yang juga perlu dilakukan seorang santri. Pada kesempatan yang lain, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. menyampaikan, santri hendaknya memiliki role model. Menurut Prof. Phil Al Makin, memiliki role model adalah hal penting untuk memotivasi diri sendiri dalam bertumbuh. Bisa tokoh agama atau tokoh populer yang menginspirasi. Dari terinspirasi menjadi role model tersebut, maka akan tercipta wawasan yang dapat membuka cakrawala dan memperluas pandangan atas suatu hal.
Pemilihan Duta Santri Nasional tahun 2021 yang didukung oleh UIN Sunan Kalijaga ini akan melakukan seleksi kembali untuk menyaring peserta yang akan melakukan proses karantina. “Semangat untuk Sobat Santri!”, demikian Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. memotivasi para peserta Duta Santri. (NF/Ihza/Weni)