Pameran Seni Rupa Bersama Dalam Beda, Berbeda Dalam Sama Ditutup

Setelah 7 hari berlangsung, dinikmati ribuan pengunjung, pameran seni rupa bertajuk “Bersama dalam Beda, Berbeda dalam Sama” resmi ditutup oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin. Agenda ini dihadiri pula oleh para seniman yang memamerkan karyanya, para Wakil Rektor, para Dekan, para Kepala Biro, dan civitas akademika UIN Suka. Dalam sambutannya sebelum menutup secara resmi, Prof. Al Makin menyampaikan terima kasihnya kepada Curator, Kuss Endarto sebagai coordinator seniman, Kabiro AUK, panitia dan para seniman yang terlibat dalam acara ini.

Disampaikan Prof. Phil Al Makin, 2.500 tahun yang lalu pendidikan sudah dipikirkan di Kota Athena dan Sparta. Pendidikan itu ada 4: Pertama; etika, kalau dalam bahasa arab akhlaq, kalau bahasa sekarang itu disebut karakter building. Kedua; estetika. Ketiga knowledge/pengetahuan. Dan yang ke empat sport atau olahraga. Kota Athena adalah pusat seni, pusat pengetahuan dan pusat estetika dan Kota Sparta adalah pusat sport/olahraga. Sparta ini terkenal sebagai kota militer dan kemudian teori peperangan Sparta in digunakan oleh Romawi kuno dan kemudian bertahan di romawi timur/konstantinopel. Diadopsi daulah umayyah,terutama pada masa pemerintahan marwan bin abdul malik. Kali ini publik UIN Sunan Kalijaga didik oleh seniman untuk menghargai estetika.

Prof. Phil Al Makin-pun menyampaikan terima kasihnya kepada 106 orang seniman yang sudah berpartisipasi dalam pameran seni rupa di kampus UIN Suka. Prof Phil Al Makin berjanji Untuk tetap bersahabat dengan seniman. “Artinya gedung ini akan selalu mengucapkanj sugeng rawuh kepada seniman yang ingin pameran di UIN sunan Kalijaga, pameran tunggal ataupun pemeran kolektif. Tahun depan Rektor juga berencana untuk pameran seni rupa lagi bersama para Seniman, selain merencanakan pagelaran wayang kulit. Pihaknya bersemangat untuk kontinyu bekerja-sama dengan para seniman. Karena melalui kerja-sama dengan para seniman, UIN Suka dapat melakukan proses pembelajaran tentang etika, estetika, dan banyak pembelajaran tentang keilmuan lainnya, yang tidak harus di dalam kelas.

Sementara itu, Kuss hendarto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. UIN Sunan Kalijaga sebagai tuan rumah dan para seniman yang sudah terlibat dalam acara ini. Pihaknya berharap pameran seni rupa seperti ini dapat dilaksanakan lagi di masa-masa mendatang dengan waktu yang lebih panjang, tidak hanya 1 minggu. Pihaknya merasa bahagia bisa mengkoordinir para seniman ternama di negeri ini hingga dapat dipamerkan 106 karya seni rupa. Dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Yogyakarta, terutama para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga maupun mahasiswa dari kampus-kampus lain.

Setiap hari tidak kurang dari 500 orang pengunjung yang hadir untuk melihat dan mengamati karya karya yang dipamerkan. Para pengunjungpun mengapresiasi dan menggaungkannya secara lebih luas dengan mempublikasi baik secara sendiri-sendiri melalui medsos, maupun melalui kelembagaan media online, radio, televise dan media cetak. “Setiap hari selama pameran berlangsung, saya melihat sendiri bagaimana publik bisa menggaungkan, menyebarluaskan lebih luas lagi karya-kaya yang dipamerkan melalui perilaku medsos lewat foto, video, atau bentuk mediasi lain. Sehingga memungkinkan ajang pameran ini bisa terdistribusi sangat luas.

Kuss Indarto berharap, gaung pameran ini dapat berlanjut melahirkan atau memunculkan isu, opini, dan pemikiran yang positif tentang keberagaman di negeri ini. “Kami tidak bisa mempresentasikan pameran seratus persen . Semoga ditutupi dengan tingginya antusiasme masyarakat yang menikmati karya-karya pameran, “ demikian harap Kuss Indarto. Dalam penutupan pameran seni rupa kali ini juga disampaikan Hibah lukisan karya para seniman untuk UIN Suka, pengumuman pemenang lomba foto dan video tentang pameran di Instagram, dan penyerahan Kenang kenangan Dari seniman untuk Rektor UIN Suka, Prof. Phil Al Makin. (Dimas/Doni/Weni)