UIN Sunan Kalijaga Mewisuda 684 Orang Sarjana, Dr. Ali Sodik Lulusan tercepat Terbaik, Fayyad Lulusan Difabel berprestasi

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin mewisuda sejumlah 684 orang Sarjana baru, bertempat di Gedung Prof. H.M., Amin Abdullah, 10/8/2022. Wisudawan/Wisudawati pada prosesi Wisuda periode IV tahun akademik 2021/2022 kali ini terdiri dari 549 orang lulus Sarjana (S1), 133 orang lulus Program Magister (S2), 2 orang lulus Program Doktor (S3).

Ada dua yang istimewa yang diwisuda kali ini. Yang pertama; salah satu wisudawan terbaik, Dr. Ali Sodiq adalah Tenaga Kependidikan UIN Sunan Kalijaga, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Sebelumnya menjabat sebagai Kabag Keuangan, Biro Administrasi Umum dan Keuangan, UIN Sunan Kalijaga. Dalam kepadatan rutinitas tugas-tugas dan tanggungjawab sebagai pejabat, Dr. Ali Sodiq dapat merampungkan studi Doktoralnya dengan waktu 3 tahun 5 bulan 14 hari dan lulus dengan predikat Cumlaude. Dr. Ali Sodiq juga aktif menulis karya ilmiah. Yang kedua Wisudawan Fayyad Aunilbar, dari Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi adalah lulusan Difabel yang berhasil meraih predikat Cumloude. Selama kuliah Fayyad aktif mengikuti berbagai kompetisi di bidangnya baik di tingkat nasional maupun internasional.

Ditemui di sela sela prosesi wisuda kepada humas Dr. ali Sodiq menceritakan, sikap hidup keseharian yang dilakukannya hingga dapat meraih sukses dalam karir maupun dalam studi. “Ikut senang melihat orang bahagia dan berempati terhadap kesusahan orang lain. Kesulitan itu harus dihadapi dan diselesaikan bukan dihindari kalau mau sukses,” ungkapnya mengawali cerita. Selain memiliki semangat kerja dan semangat belajar yang tinggi, Dr. Ali Sodiq juga mencontohkan sikap kedisiplinan yang tinggi dalam belajar untuk kedua buah hatinya (Maulana Ali Akbar dan Riffat Farhan Aly). Kepadulian pada sesama ditunjukkan dengan mengangkat beberapa anak asuh untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Baginya pendidikan merupakan kunci untuk merubah nasib menjadi lebih baik dan mengangkat derajat seseorang agar lebih berkah.

Mengawali kuliah S3 saat menjadi Kabag Keuangan dan Akuntansi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengambil kesempatan mengikuti assessment Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) setelah selesai ujian pendahuluan disertasinya. “Alhamdulillah di masa perjuangan menempuh S3 diberikan kesempatan mengemban amanah menjadi Kepala Biro di UIN Jember, mulai 8/10/2021 lalu,” kata Ali Sodiq. Selain itu Ali Sodiq tercatat aktif di organisasi sosial dan yayasan serta takmir masjid. Salah satu Yayasan yang menaungi Institut Teknologi Bisnis dan Kesehatana Bhakti Putra Bangsa (IBISA) Purworejo, memberikan amanah tugas kepada ali Sodiq sebagai sekretaris yayasan.

Kunci sukses kuliahnya, menurut Ali Sodiq, saat masih mengambil teori mata kuliah, sembari mengerjakan tugas-tugas dari Dosen, Ali Sodiq mengambil kesempatan tugas yang mengarah penelitian untuk disertasi. Sehingga ketika menyusun proposal disertasi sudah selesai dan bisa digunakan untuk mendaftar seminar proposal paling awal. Disela kesibukan sebagai Kepala Biro di Kampus UIN Khas Jember, Ali Sodik meluangkan waktu untuk riset dan menulis hasil riset disertasinya.

Kesuksesan meraih gelar Doktor dengan jarak tempuh Jember – Jogya bukan sesuatu yang mudah, karena kesibukan sebagai Kepala Biro dengan agenda pekerjaan yang padat. Namun berkat doa ibunda tercinta, Hj Mastofah serta Istri yang selalu mendukung dan memberikan motivasi, Hj. Fransisca Listiariny yang berprofesi sebagai guru di MAN 4 Bantul, menjadi kekuatan energi yang tak terhingga, kata Ali Sodiq. Ali Sodiq merupakan lulusan Doktor ke 4 Program Doktor PAI FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kepada generasi muda Ali Sodiq menyampaikan pesannya, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban dan tuntunan agama, belajarlah sepanjang hidup jangan ada kata putus untuk belajar,” ujarnya. Berdoa, ikhtiar dan tawakal adalah kunci sukses.

Sementara itu dipandu pendamping dari Pusat Layanan Difabel UIN Suka kepada humas Fayyad Aunilbar menyampaikan, kecintaannya dengan dunia informatika dimulai dari cita-cita sebagai pilot. Namun sebagai penyandang tuli membuat Fayyad tidak bisa meneruskan impiannya. Sejak itulah, Fayyad memulai passion barunya dibidang IT. Fayyad menyebut bidang IT sebagai longlife dan inventable passion. Fayyad menempuh pendidikan secara homeschooling sejak tingkat SD, lalu untuk mendapatkan pendidikan inklusif yang setara, kedua orang tua Fayyad sempat mengajak untuk tinggal di Jerman selama 8 tahun. Selama tinggal Jerman itulah minatnya terhadap dunia IT terbangun selain karena terinspirasi dari ayahnya yang seorang Software Egineer.

Selama berkuliah di UIN Sunan Fayyad merasa sangat terbantu dengan pendampingan juru bahasa isyarat dari Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Suka. Sehingga mampu menyelesaikan seluruh proses akademik dan juga mampu menorehkan karya nyata diluar kampus. Prestasi Fayyad juga telah membuat bangga UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan kejuaraannya meraih Award Certificate of the Best Campuspada ARUBALYMPICS 2020, menempatkan DI. Yogyakarta pada posisi 3 nasional setelah Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Saat itu Fayyad bersama tim berhasil memenangkan 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu sehingga menjadikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi 25 kampus dengan perolehan medali terbanyak se-Indonesia

Fayyad juga pernah mengikuti program Bangkit 2021 yang digagas oleh Google sebagai program pengembangan karir yang dirancang melalui kemitraan dengan Dirjen Dikti Kemendikbud, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Tahun ini Bangkit masuk dalam salah satu program Kampus Merdeka Kemendikbud dan ikuti oleh 3000 mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya adalah Fayyad.

Dalam ranah Internasional Fayyad mampu menyabet predikat Creative Category pada Hackathon 2021 (ajang kompetisi Hackathon Online 48 Jam by Si Cepat untuk para pemuda penggiat teknologi dalam menciptakan teknologi terkait sebagai sebuah ide / produk / Solusi). Kali ini, sebagai salah satu wisudawan difabel, Fayyad mampu menyelesaikan studinya dengan masa 3, 5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3, 65, lulus dengan predikat “Cumloude.”

Fayyad telah membuktikan bahwa kekurangan fisik bukanlah halangan untuk berprestasi. Keterbatasan itu justru dijadikan motivasi untuk berusaha lebih keras meraih mimpi, karena keberhasilan adalah hak semua orang. Siapa pun mampu untuk berhasil asalkan memiliki kemauan yang disertai dengan tindakan, perjuangan keras, serta do’a memohon keridhaan Allah. Salah satu rahasia keberhasilan adalah tidak mengenal kata putus asa, walaupun kegagalan demi kegagalan terjadi, tetapi tetap bangkit dengan penuh semangat.

Kepada gererasi muda Fayyat berpesan, jangan pernah merasa ragu mengikuti kesempatan apapun. Karena pengalaman adalah sangat berharga dalam rangka menempa hidup. Walaupun gagal dari lomba pertama, bukan berarti sudah gagal sepenuhnya. Kegagalan adalah salah satu langkah menuju kesuksesan. Perbanyak pengalaman agar dapat memanfaatkan pengalaman tersebut untuk lomba berikutnya, pungkas Fayyad dengan penuh semangat.

Selain Dr. ali Sodiq dan Fayyad, ada 14 orang berhasil meraih predikat sebagai lulusan terbaik dan tercepat, yakni: Hardiva Pratama dari Program Magister Ilmu Syari’ah, Fakultas Syariah dan Hukum dengan IPK 4. Dini Anggraeni dari Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3, 97. Sandi Mulyadi dari Program Magister Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 3,95. Masykur Rozi dari Program Magister Interdiscplinary Islamic Studies, Sekolah Pasca Sarjana dengan IPK 3, 93. Nurun Nisaa Baihaqi dari Program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan IPK 3,93. Mohammad Dzulkifli Program Magister Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3, 86. Sonya Novana Prodi Sarjana Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan 3,91. Ade Nisa’ Azzahra dari Program Sarjana Hukum Tata Negara, Fakultas Syari’ah dan Hukum dengan IPK 3,90. Revaldi Eka Pramuja dari Program Sarjana Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi dengan 3,89. Hayun Millata Husna dari Program Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan IPK 3,87. Maza Syifaun Millah dari Program Sarjana Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan IPK 3, 86. Ria Ida Maf’ula Ghoynaqi dari Program Sarjana Perbankan Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,85. Ikka Putri Hapsari dari Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3,83. Misfalah dari Program Sarjana Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan IPK 3, 80.

Prof. Dr. Phil. Al Makin dalam pidato sambutannya mengutip biografi seorang milyuner terkenal dari Inggris, Richard Branson Screw it, let’s do it, Lesson in Life and Business. Selain itu Prof. Al Makin juga mengutip kisah sukses Elon Musk dan Perjuangan hidup Nabi Muhammad SAW. "Jadi kita harus berani membayangkan yang besar-besar, Musk dan Branson sudah mengirim orang ke luar angkasa dengan modal swasta. Jangan bercita-cita kecil dan minder, mari bermimpi dan melaksanakan mimpi itu. Perjuangan Bronson mungkin cocok untuk penyemangat hidup kita. Jadi, jika kita mempunyai kesulitan dari kecil mungkin itu tantangan pertama untuk sukses." ungkap Prof . Al Makin

Prof. Al Makin juga menyampaikan nasehat untuk para wisudawan/wisudawati. Terdapat empat poin nasehat yaitu; Pertama , Just Do It, yakni Percayalah pada insting Anda, bahwa Anda bisa melakukannya. Jika Anda mempunyai pikiran, gagasan atau ide, lakukanlah jangan tunda. Jangan mendengar orang lain mengatakan tidak, atau tidak mungkin. Hajar saja. Kedua, Have fun, yakni Menikmati dan bergembira dalam melakukan sesuatu adalah kunci kita mencintai pekerjaan yang akhirnya membawa karir kita dan menghasilkan uang jika itu bisnis. Bergembira dan menikmati yang kita lakukan adalah kunci kesuksesan. Ketiga, be bold, Jangan menyesal kala kalah atau tidak berhasil. Jangan pernah tengok ke belakang, teruslah maju ke masa depan. Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Tetapi kita bisa belajar dari masa lalu. Jika Anda bermimpi tentang sesuatu, lakukanlah segera. Jangan ragu. Keempat, challenge yourself, Jika kita tantang diri sendiri, kita akan berkembang. Hidup akan berubah karena tantangan. Tidak mudah mencapai tujuan, tetapi tidak ada alasan untuk berhenti. Tetapi katakan pada diri sendiri, Saya bisa melakukannya. I can do it. Ada dua cara untuk menantang diri sendiri, yaitu kerjakan terbaik di rumah atau di tempat kerja, yang kedua adalah berpetualang. (Weni/Dimas/Firman/Nasrul)