KKN Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Mengelola Potensi Ekonomi Masyarakat Tengger

Mahasiswa KKN Angkatan 99 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, membuat produk unggulan dari bahan kentang. Keripik kentang dan Brownis kentang khas Tengger berhasil diolah dan dikembangkan menjadi produk rumah tangga sekaligus penunjang perekonomian masyarakat sekitar, khususnya untuk kegiatan ibu rumah tangga.

Pelatihan yang dilakukan mahasiswa KKN dilaksanakan pada hari senin-selasa (19-20) Agustus 2019, bertempat di Balai Desa Pandansari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Peserta yang datang rata-rata dari ibu rumah tangga dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan sekaligus masak bersama tersebut.

“Masyarakat sangat senang dan berharap bisa menFollow-Up kegiatan seperti itu, karena masyarakat biasanya tidak terlalu mahir mengola kentang, jadi kita bermitra untuk saling mensejahterakan masyarakat” Ujar M. Aulia Asyrof Maulidi, selaku ketua penyelenggara acara tersebut.

Selain antusias warga yang sangat membantu program kerja Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, perangkat desa dan kecamatan pun ikut hadir dalam acara tersebut. Sekretaris Desa Pandansari, Suyadi sangat mengapresiasi kinerja para mahasiswa.

“Kami merasa sangat beruntung desa kami dapat dibantu secara pengetahuan dan fisik oleh mahasiswa KKN UIN Jogja, karena dengan basis pengetahuan mereka, masyarakat bisa mengembangkan potensi kentang yang ada, yang awalnya habis panen langsung di jual ke tengkulak, sekarang masyarakat dapat mengolahnya, dan menjadi penghasilan yang dapat membantu ekonomi warga” kata pak Suyadi.

Kapolsek Kecamatan Sumber Sono juga hadir dalam acara tersebut, meski hanya sebentar namun Kapolsek yang bernama Sono tersebut berbincang dengan para mahasiswa yang kebetulan sedang mempersiapkan alat pengolahan kentang.

“Kalau bisa saya ikut promosikan kentang ini, ketika pulang nanti” kata Kapolsek setelah menerima keripik kentang hasil olahan mahasiswa

Produk pengolahan kentang nantinya akan dibantu di distrubusikan ke toko swalayan terdekat di daerah Sumber, selain itu tujuan utama mahasiswa ialah membuat masyarakat sadar akan potensi sumber daya yang mereka miliki, seumpama harga kentang di pasaran anjlok mereka masih punya alternatif untuk mengolahnya dan harganya lebih menguntungkan serta ekonomis bagi mereka.

Salah satu kelebihan dari produk kentang tengger ialah warnanya yang kuning langsat dan teksturnya yang lembut sehingga cocok dijadikan adonan kue seperti brownis. Selain itu dalam pengolahan kentang, jenis kentang yang dipilih untuk diolah dan dipasarkan ialah jenis kentang yang sudah termasuk jenis ketiga atau dalam skala pasar lebih murah harga jualnya, dan inilah yang dimanfaatkan mahasiswa untuk memaksimalkan potensi kentang khususnya kentang tengger yang sudah didistribusikan di wilayah indonesia.

Harapannya, dengan adanya pelatihan pengolahan kentang di Desa Pandansari, masyarakat mampu hidup mandiri dengan memanfaatkan potensi alam yang mereka miliki serta muncul kesadaran peduli terhadap sosial dikarenakan pengolahan kentang disini akan lebih berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan tujuan tersebut kita bermitra dengan kelompok PKK desa Pandansari, sehingga apabila pengolahan kentang sudah bisa dijalankan oleh kelompok PKK secara mandiri dan mendapatkan hasil maka hasil tersebut bisa digunakan untuk masyarakat sendiri dengan di jadikannya BUMDES. (khabib/humas)