Webinar Series Sukses Study Di Luar Negeri Saintek UIN Suka Tampilkan 7 Alumni Sukses Studi dan Karier Di Masa Muda

Dalam rangka memacu motivasi untuk bisa meraih kesuksesan selagi masih muda, Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Webinar Series, menampilkan narasumber tujuh orang alumni Fakultas Saintek, UIN Sunan Kalijaga yang berhasil meraih kesuksesan study di luar negeri, sekaligus sukses juga dalam meniti karier pada usia muda. Webinar Series diselenggarakan 23/6 dan 30/6. Kedua agenda ini masing-masing melibatkan 1000 orang partisipan dalam Zoom Meeting, dan dapat juga diikuti melalui live Youtube.

Pada Webinar Series 23/6, tiga narasumber yang tampil; Budy Sugandi (alumni Prodi Pendidikan Matematika, Master Marmara University, Istambul & Technische Braunschweig, Jerman, Ph.D. Candinate Education Leadership and Management, Southwest University China, Founder Klikcoaching.com). Rischan Mafrur (alumni Teknik Informatika, Master School of Computer Engineering, Chonnam Nasional University, Korea, Ph.D. Candidate, Data Science, The University of Queenland, Australia, Penulis Buku “24 Purnama di Negeri Ginseng” ). Anwari Nur Muttaqin (alumni Pendidikan Biologi, Master Science Education Boston University, USA, Independen Evaluator, Organisasi Penggerak Merdeka Belajar, Smeru Research Institute & Kemendikbud). Kegiatan yang dibuka oleh Dekan Fakultas Saintek, Dr. Murtono ini dimoderatori oleh Muhammad Zamhari (alumni Pendidikan Kimia, Master Analytical Chemistry, Prince of Songkla University, Thailand, Dosen Tetap Fakultas Santek UIN Suka).

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Murtono antara lain menyampaikan, kegiatan ini sangat penting untuk memberikan inspirasi para mahasiswa dan alumni. Melalui kegiatan ini peserta dapat mengetahui bagaimana kiprah alumni yang telah memotori kuliah di luar negeri. Ada banyak Poin plus mereka yang belajar di luar negeri , antara lain; kemampuan bahasa inggris, kemampuan menulis jurnal ilmiah internasional, hubungan luar negeri akan memberikan berkontribusi bagi pengembangan institusai, serta pembangunan negara dan bangsa. Pihaknya berharap melalui kegiatan seperti ini, adik-adik kelas tergugah, dengan mengetahui bahwa para seniornya telah banyak yang berkiprah di luar negeri, banyak yang sukses secara internasional.

Budy Sugandi memaparkan, tips sukses selepas lulus S1; hormati para guru dan dosen. Menurutnya masa-masa kuliah S1, yakni semasa kuliah di UIN Suka adalah masa yang paling berkesan baginya dalam membangun semangat untuk meraih masa depan yang cerah. Selama itu ia berupaya memahami kehidupan orang-orang sukses di sekelilingnya. Dan ia berupaya untuk kenal mereka, seperti Prof. Amin Abdullah, Prof. Musa Asy’ari, Prof. Yudian Wahyudi. Dari mengenal mereka itu Budy terinspirasi oleh apa yang telah diraih Prof. Amin Abdullah dan Prof. Yudian Wahyudi, dan ia punya mimpi untuk bisa seperti mereka. Semasa S1 ia juga menggeluti hobinya di olah raga karate, maka ia masuk di UKM Karate. Menurut budu menggeluti hobi itu dapat membentuk karakter dan keberanian untuk berkometisi. Di kampus UIN Suka semua hobi bisa salurkan melalui UKM. Budi juga bersikaplah inklusif, bergaul dengan banyak teman. Semangat budi untuk sukses juga terbentuk dari dorongan guru dan dosen. Menurutnya dorongan para disen itu sangat berpengaruh terhadap keberanian mahasiswanya. Tetapi setelah keinginannya kuliah di luar negeri terwujud, ternyata rasanya biasa saja. Maka agar ada nilai plusnya, ia berupaya keras mengembangkan ilmunya untuk bisa berkarya. Maka selepas lulus Master ia menulis buku dan membuat Star-up Klikcoaching.com. Melalui banyak bergaul selepas lulus S1, ia jadi mengerti bahwa di luar itu melihat bahwa alumni UIN Suka itu dikenal fleksibel (bisa jadi apa saja). Tidak harus sesuai bidang keilmuannya, itulah kelebihan alumni UIN Sunan Kalijaga. Oleh karenanya kepada adik-adik kelasnya Budi berpesan bahwa, untuk meraih sukses itu nilai IPK tinggi tidaklah cukup, perlu juga ekpresikan setiap kegiatan melalui organisasi atau bentuk komunitas yang bisa untuk membangun jejaring. Karena jejaring itulah yang akan memudahkan langkah selanjutnya selepas S1.

Rischan Mafrur menuturkan, tips suksesnya terinspirasi Imam Syafi’i “berkelanalah dengan menuntut ilmu dan kemuliaan”, Mafrur juga punya keinginan yang kuat (mimpi) ingin seperti orang-orang yang sudah sukses. Untuk mewujudkan mimpinya itu Mafrur membiasakan aktif menulis, ia aktif nulis di blog mafrur.com. Menurutnya, mahasiswa UIN Suka punya kapasitas yang cukup untuk studi lanjut ke luar negeri, tinggal bangaimana menguatkan keinginan. Di kampusnya (Chonnam Nasional University), mahasiswa punya kedekatan khusus dengan Profesor. Demikian juga dirinya. Dengan Profesor pembimbingnya itu ia banyak membuat proyek-proyek riset kerja-sama dengan perusahaan.

Kepada adik adik kelas ia menyampaikan, banyak perusahaan Korea yang menawarkan beasiswa, oleh karenanya yang ingin kuliah ke luar negeri harus tidak bosan mencari terobosan beasiswa. Menurut Mafrur disamping mengerjakan banyak proyek dengan Profesor pembimbingnya, selama kuliah di Korea ia memiliki 7 kaya ilmiah terpublikasi di jurnal internasional terindeks scopus. Di sela sela kuliah ia juga mengajar agama Islam di lingkungan asramanya. Dan saat ini ia menginisiasi belajar sedekah hasilnya untuk mendirikan lembaga Beasiswa Pandawa. Banyak mahasiswa UIN Suka yang terbantu UKT-nya dari ini. Menurut Mafrur, di Korea para mahasiswa menulis karya ilmiah itu, Indeks jurnal nggak begitu dikejar, tetapi bagaimana bisa ikut dalam forum konference internasional. Kepada adik adik kelas Mafrur menyampaikan, jika ingin study lanjut ke luar negeri persiapkan mental dan kemampuan berbahasa Inggris sejak dini dan terus mencari peluang beasiswa yang saat ini semakin banyak yang membuka mulai dari ADS, IPRS, LPDP, Kemenlu, Kemenag, IDB, atau dari kampus tujuan dan banyak lagi. Siapapun kita jangan takut bermimpi untuk meraih sukses. Tulislah mimpi mimpimu, coba wujudkan satu per satu, dan serahkan pada Allah untuk bisa terwujud.

Anwari Nur Muttaqin menuturkan, lulus Saintek awal 2015. Ikut beasiswa berawal dari program Inglish Akademic dari Program 5000 Doktor dari Kemenag . Kalau ke USA Inggris Akademiknya khusus. Alhamdulillah dari belajar Ingglish Akademic dari Program 5000 Doktor selama enam bulan di Bali memenuhi syarat untuk bisa kuliah di USA. Ia memilih Program studi yang bisa diterapkan secara multidisipliner, dengan riset yang independen. Masih ada sementara orang yang memutuskan studi lanjut ke luar negeri dasarnya dari ranking PT yang dituju. Menurut Anwari Ranking PT yang dituju tidak begitu pokok. Yang paling utama dipertimbangkan adalah kultur akademiknya. Karena rangking itu versinya banyak, tidak bisa untuk dasar pertimbangan. Budaya risetlah yang penting. Maka ia masuk ke Boston University, USA pada summer 2017. Menurutnya Boston University, USA memiliki kultur riset yang sangat kuat dan letaknya berdekatan dengan kota kota besar (New York, Piladelpia, Washington DS) itu berpengaruh pada akademik Kultur, memudahkan untuk mempresentasikan karya-karya riset ke banyak kota besar. Yang tidak kalah penting memutuskan untuk berangkat kuliah ke luar negeri adalah komitmen yang kuat, tanpa komitmen yang kuat mustahil untuk bisa lulus dan benar benar menguasai bidang yang ditempuh, karena tantangannya lebih banyak dibanding studi lanjut di negeri sendiri, kata Anwari.

Sementara pada Webinar 30/6, tiga narasumber yang tampil; Ganjar Alfian (alumni Teknik Informatika, Master Ph.D. Industrial and System Engeenering, Dongguk University Seoul, Korea, Assisten Professor di Nano Information Technology Academy, Dongguk University Seoul). Ismun Nisa Nadhifah (alumni Pendidikan Fisika, Master Science Education, University College London, UK Busineess Analyst di Salim Wazaran Group). Herninanjati Paramawardhani (alumni Teknik Industri, Master Logistics and Supply Chain Management, Lund University, Swedia, Dosen Prodi Teknik Industri UIN Suka).

Menurut Ganjar untuk kuliah di luar negeri memang banyak persyaratan yang harus dipenuhi apalagi kalau di negera tujuan mensyaratkan bahasa inggris dan harus bisa bahasa lokal. Saya sendiri bahasa inggrisnya belum begitu menguasai saat awal wawancara dengan professor, dan harus belajar lagi. “Untuk penguasaan bahasa lokal Alhamdulillah saya dapat beasiswa untuk ikut kursus bahasa korea, meski sekarang digunakan untuk bahasa sehari-harian saja”. Kata ganjar alumni Teknik Informatikan angkatan 2005.

Kemudian Ganjar menambahkan, banyak model beasiswa yang bisa diraih di Korea, salah satunya yang saya dapatkan di Dongguk University Seoul, Korea yakni beasiswa integrasi magister dan dilanjutkan program doktor. “Program beasiswa yang lain dari pemerintah Korea (KSGP), LPDP, lembaga pusat penelitian Korea, ada juga dari lembaga laboratorium dari bidang keilmuan tertentu, serta beasiswa dari perusahaan yang ada di Korea.” Ucap Ganjar yang sekarang menjadi asisten professor di Dongguk University.

Pengalaman yang lain dirasakan Ismun Nisa Nadhifah alumni Pendidikan Fisika yang aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan mengantarkan kuliah luar negeri meraih beasiswa LPDP di Master Science Education, University College London, UK. “Saya merasakan di mudahkan untuk meraih beasiswa ini, dengan aktif berorganisasi di masyarakat”. kata Ismun asal Kendal.

Manfaat berorganisasi Ia rasakan untuk mendapatkan rekomendasi untuk profil dan pengalamannya. Jiwa sosialnya tidak menyulitkan Ismun untuk menempuh program masternya dengan waktu singkat. “ Tentunya untuk melaksanakan tugas harus tuntas, jangan menunda pekerjaan dan tugas kampus.” Pungkas dara yang bekerja di Busineess Analyst di Salim Wazaran Group.

Pembicara berikutnya Herninanjati Paramawardhani alumni Teknik Industri yang berhasil meraih beasiswa LPDP Master Logistics and Supply Chain Management, Lund University, Swedia. Menurutnya untuk kuliah di luar negeri bisa menetukan tujuan diri dulu melalui 5W 1 H. “Mulai what and why dengan menentukan apa cita-cita dan mimpinya, mau jadi apa, tentukan passion dulu , cari apa yang disukai dan tidak sukai. When, kapan persiapan , dibuka registrasinya, dan batas akhirnya beasiswanya. Where, mau sekolah di dalam atau luar negeri, kemudian kemampuan bahasa mau kursus dimana? Who, siapa yang dihubungi untuk mencari beasiswa, dan mencari support agar percaya diri untuk studi lanjut, dan How, bagaimana caranya untuk meraih tujuan itu semua.” Kata Ninan (Weni-khabib/humas)