FST UIN SUKA Gelar Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, Angkat 9 Topik Besar di Era Pandemi
Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains ke-5
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga menggelar secara hybrid Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains (KIIIS), dengan mengangkat tema “Integrasi Data Sains dan Studi Agama di Era Pandemi”, bertempat di Gedung RHA Soenarjo, SH., atau Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, 4/10/2022.
KIIIS merupakan agenda tahunan yang digelar olehFakultas Sains dan Teknologi sejak tahun 2018, sebagai wadah untuk memaparkan konsep keilmuan yang terpadu dan terkait antara keilmuan agama dengan keilmuan alam dengan harapan dapat menghasilkan output etis filosofis yang seimbang. Dengan paradigma ini, UIN Sunan Kalijaga semakin menegaskan kepeduliannya terhadap perkembangan masyarakat Muslim khususnya dan masyarakat umum pada umumnya, dalam menghadapi era pandemi.
Pada sambutannya mengawali acara, ketua panitia Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains (KIIIS), Dr. Ir. Ira Setyaningsih, S.T., M.Sc, IPM, ASEAN Eng., menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar secara hybrid sebagai bentuk penyesuaian masa peralihan pandemi. Dr. Ira juga menambahkan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia mengikuti kegiatan ini cukup besar yakni 91 paper yang telah masuk dengan 9 tema yakni Teknologi Pendidikan Islam dan Sains, Halal Industri dan Sains, Islam dan Sains Medika, Manajemen Keuangan Syariah, Fikih Lingkungan, Sains dan Sejarah Kebudayaan Islam, Komunikasi Penyiaran Islam di Era Digital, Sosial Sains dalam Islam, dan Topik lain yang terkait. Konferensi ini dihadiri oleh narasumber yakni, Prof. Damayanti Buchori, Ph.D. (Guru Besar IPB), Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D (Guru Besar Universitas Monash), dan Dr. Nita Handayani, S.Si., M.Si (Dosen Fisika UIN Sunan Kalijaga).
“Peserta Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains (KIIIS) ke-5 ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat untuk Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga sebagai wadah untuk memaparkan gagasan keilmuan yang dimiliki. Sekaligus menjadi motivasi untuk terus melakukan perbaikan agar pada agenda KIIIS di tahun yang akan datang menjadi lebih baik lagi,” jelas Ira.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan kerja keras seluruh panitia dalam melangsungkan konferensi ini. Semoga apa yang kami baktikan untuk fakultas dan UIN Sunan Kalijaga, dapat memberikan kebermanfaatan yang luas”, pungkasnya.
Wakil Dekan 2, Dr. Arifah Khusnuryani, S.Si., M.Si., juga memberikan apresiasi atas kinerja panitia konferensi, dan menyampaikan bahwa pemilihan tema yang diangkat berdasarkan pada dinamika perkembangan dunia akademik dan masyarakat umum yang terjadi saat ini. “KIIIS ini merupakan agenda tahunan dari Fakultas Sains dan Teknologi dengan mengangkat tema yang telah disesuaikan dengan perkembangan dunia akademik dan fenomena yang terjadi di masyarakat, sebagai upaya untuk mengimplementasikan core values dari UIN Sunan Kalijaga,” demikian ujar Arifah Khusnuryani.
Sementara itu, Prof. Dr. Phil Sahiron, M.A., menyampaikan harapannya agar Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains di Fakultas Sains dan Teknologi dapat terus diselenggarakan pada tahun-tahun berikutnya. “Saya berharap konferensi ini terus ada, siapapun Dekannya ke depan, saya berharap konferensi ini terus dapat diselenggarakan karena penting untuk membicarakan bagaimana kita mengintegrasikan koneksikan antara studi agama dan sains, khususnya di UIN Sunan Kalijaga. Natural science adalah das sein, berbicara tentang realita, sedangkan agama adalah das sollen, tentang etika apa yang seharusnya sebaiknya dilakukan. Dan ini adalah dua hal berbeda, yang perlu dicari how to mengintegrasikan dan mengkoneksikannya untuk kemaslahatan bersama.”
Prof. Sahiron juga berpesan kepada Mahasiswa dan Mahasiswi yang mengikuti kegiatan Konferensi ini untuk dapat terus belajar dengan tekun, diiringi dengan melakukan penelitian yang mendalam. Selain itu, diharapkan sivitas akademika juga dapat mulai mempelajari dan menafsirkan Al-Qur’an sebagaimana yang dilakukan Syaikh Tantawi Jauhari, penulis kitab al-Jawahir fi Tafsir al-Qur'an al Karim yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an beliau menggunakan pendekatan yang menjurus pada sains modern. “Perlu belajar dengan tekun, melakukan penelitian, utamanya jika melakukan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an. Namun dengan tetap menyadari bahwa penafsiran memiliki sifat relatif. Kami juga berharap, sivitas akademika dapat memiliki ketertarikan terhadap bidang ini dan bisa melahirkan filsafat sains dan Al-Qur’an.”
Mengawali sesi pertama Plenary Session, materi disampaikan oleh Prof. Ir. Damayanti Buchori, M.Sc Ph.D. (Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences Institut Pertanian Bogor) menjelaskan mengenai “Humanity at a Crossroad”, bagaimana sains dan agama itu bisa terjalin, berdialog, berkomunikasi dan berdiskusi antar keduanya dan menambahkan peran rahmatan lil ‘alamin terhadap lingkungan itu kembali lagi kepada nilai-nilai yang ada kenapa kita ada di Bumi, tambahnya.
Dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph. D (Guru Besar Universitas Monash) yang juga merupakan anggota di beberapa jurnal top dunia. Seorang penulis buku dan jurnal penelitian. Pada konferensi ini membahas topik Studi Agama di Era Pandemi yang berisi tentang bagaimana para agamawan dan scientist dituntut untuk saling belajar kedua disiplin ilmu seperti integrasi dan interkoneksi yang diterapkan, karena keduanya saling berhubungan dan membutuhkan.
Selanjutnya Dr. Nita Handayani, S.Si., M.Si (Dosen Fisika UIN Sunan Kalijaga) yang mendapatkan banyak penghargaan salah satunya yaitu penghargaan Dosen Teladan Mutu pada tahun 2020. Pada acara KIIIS ke-5 ini mengangkat Judul Data Science in Healthcare, Medical Sciences and Neurosciences. Dr. Nita menjelaskan bahwa revolusi industri setelah pandemi menuju masyarakat era society yang saling memanfaatkan dan berdampingan dalam semua bidang, baik bidang ekonomi, keamanan, teknologi, kesehatan, dengan menggunakan data sains dan data teknologi.
Dr. Nita juga menyampaikan bahwa ada 3 profesi yang berkaitan dengan data science yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri kedepannya yaitu Data Science, Data Engineer dan Data Analyst. Beberapa peran data science dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Genetics and genomics Data management, Drug discovery, Virtual assistant, Predictive analysis, mage analysis dan berharap perangkat yang digunakan tersebut memiliki ruang atau data medis yang cukup besar. Selain data sains dan teknologi, kita juga tetap perlu menyadari bahwa peran agama itu penting dalam ilmu sains karena ilmu sains yang lebih bersifat objektif dan ilmu agama itu bersifat subjektif., sederhananya ilmu agama itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena berfungsi sebagai pengontrol ilmu lain. (Tim Humas)