Seminar Internasional KPI, Pahami Penyebaran Radikalisme Lewat Sosmed

Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi menyelenggarakan International Webinar bertajuk “Radicalization of Social Media,” bertempat di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, kampus UIN Sunan Kalijaga, 19/10/2022. Hadir pada pembukaan Webinar, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin, dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Marhumah. Sementara itu peserta Webinar adalah Mahasiswa di lingkup DIY, para Dosen dan pemerhati Gerakan Radikalisme. Narasumber antara lain: Ahmad Saiful Rizal(associate research Fellow ICPVTR RSIS),Rocky Gonzales(Social Media Specialist),dan Kalis Mardiasih(influencer jaringan GUSDURian).

Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Al Makin antara lain menyampaikan, berbicara mengenai keberagaman dan moderasi beragama, UIN Sunan Kalijaga memiliki pondasi yang kuat. Pada tahun 1970, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga pada waktu itu, yakni: Prof Mukti Ali telah memulai diskusi antar agama dalam cakupan nasional. Prof Mukti Ali bersama ketiga sahabatnya yang merupakan pendeta, biksu dan guru Hindu terus menerus melakukan dialog akademik mengenai keberagaman agama dan moderasi beragama. Program-program Prof. Mukti Ali terus berlanjut ketiga menjabat sebagai Menteri agama pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Kemudian, dialog antar agama yang digelorakan di Yogyakarta oleh Prof. Mukti Ali dan Prof. Amin Abdullah menjadi landasan dimulainya dialog antaragama bertaraf internasional.

UIN Sunan Kalijaga adalah tempat yang nyaman bagi seluruh masyarakat untuk berkolaborasi serta berdiskusi tanpa membedakan latar belakang budaya, suku, usia, dan perbedaan lainnya. Adanya globalisasi. Saat ini diperlukan kesiapan UIN Sunan Kalijaga menuju kancah internasional. Dan seminar pagi ini, merupakan kesempatan yang baik untuk lebih memperdalam pemahaman dan menentukan cara baru, strategi baru, dan pemecahan masalah serta promosi dalam pemahaman moderasi beragama dan radikalisme, demikian harap Prof. Al Makin.

Prof. Marhumah menjelaskan, ada 2 tujuan dari seminar internasional ini. Pertama, untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan, tidak hanya tentang Islam tetapi komunikasi dan juga studi media yang berhubungan dengan isu terorisme dan radikalisme. Kedua, untuk memperluas jaringan dan kerja sama dengan para sarjana, peneliti, praktisi dan akademisi di Indonesia dan seluruh dunia. Perkembangan pesat media saat ini telah banyak mengubah cara bagaimana agama dibentuk dan dipraktikkan di masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian tentang agama dan media. Banyaknya penelitian tersebut menunjukkan bahwa banyak orang diradikalisasi melalui media sosial. "Saya kira topik ini penting dan layak untuk dibahas, mengingat belakangan ini ideologi radikal dan teroris telah menyusup melalui penggunaan media baru", ungkapnya.

Media dapat diartikan sebagai pasar keagamaan, yang berarti umat beragama dapat dengan bebas memilih, mengkonsumsi, berbagi, dan menginternalisasi konten keagamaan yang menarik dan relevan dengan preferensi mereka. Sebagai contoh pendakwah baik dari kelompok moderat maupun kelompok radikal, kini memanfaatkan media sosial untuk menarik banyak pengikut, menyampaikan dakwahnya dan menyebarluaskan ideologinya. Oleh karena itu media juga disebut tempat. UIN Sunan Kalijaga perlu memahami bagaimana membingkai Islam yang progresif, damai dan moderat melalui konten-konten yang baik, yang dapat menarik di kalangan umat muslim, agar tercipta pemahaman keIslaman maju, bersahabat dan rahmat untuk semua umat, dan alam semesta ini, papar Prof. Marhumah.

Sementara itu, Ahmad Saiful Rizal bin Hassan, sebagai pembicara pertama membahas mengenai bagaimana radikalisme berbasis online di Singapura. Rocky Gonzales menyampaikan radikalisme yang dialami pemuda melalui sosial media. Kalis Mardiasih fokus membahas tentang perempuan, pemuda, dan konservatisme di Indonesia. (Nurul, Laela,Weni, Ihza)