Seperti Rindu, Kekalahan OASE 2021 Dibayar Tuntas dengan Medali Emas di OASE 2023

Seperti rindu, kekalahan yangdirasakan pada Olimpiade Akademik Sains dan Ekonomi (OASE) tahun 2021 telah berhasil dibayar dengan tuntas oleh Vebri Aldiansyah dan Natasya Rahmasari. Kerja keras, ketekunan, dan persiapan yang matang telah mengantarkanVebri dan Natasya dalam meraih medali emas pada ajang OASE II PTKI Tahun 2023.

Dengan tekad yang kuat, Vebri Aldiansyah, mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Natasya Rahmasari, mahasiswi program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam mempersiapkan diri mereka sebaik mungkin dan bahkan ikut serta dalam lomba Debat Bahasa Inggris sebagai sarana latihan intensif dalam menghadapi babak final OASE PTKI II tahun ini. Prestasi luar biasa ini menjadi bukti komitmen mereka dalam mengatasi kegagalan mereka pada OASE tahun sebelumnya.

"Kami bersyukur, senang, excited, dan tentunya deg-degan karena ini adalah momen yang kami tunggu sejak OASE 1 2021 silam yang gagal membawa kami sampai final. Jadi ketika dinyatakan lolos ke final kami sangat bersyukur di tahun terakhir sebagai mahasiswa, OASE yang dapat kami ikuti ini mampu memberikan kesan terbaiknya," ungkap Vebri

Keputusan ini terbukti tepat, karena mereka berhasil meraih posisi juara 3 tingkat nasional dalam lomba tersebut, mengungguli pesaing-pesaing lainnya.

"Prestasi ini sangat berarti bagi kami karena selain meraih juara 3 tingkat nasional, ini juga memberikan pengalaman berharga yang memperkuat mental kami dalam menghadapi OASE II."

Membawakan dua mosi yakni "This House would provide maternity leave for father as much as maternity leave for mother" pada babak semifinal, dan mosi babak final, "This House will replace Banknote with digital money to respond to the global digital-based economic transformation", keduanya berhasil memberikan performance terbaiknya, sukses mengungguli 12 finalis lainnya serta mempersembahkan Medali Emas untuk UIN Sunan Kalijaga.

Meskipun meraih prestasi gemilang, Vebri juga menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi selama OASE II, seperti inkonsistensi teknis perlombaan, penilaian yang tidak transparan, dan kurangnya kejelasan dalam sistem lomba. Namun, mereka berhasil mengatasi hambatan tersebut dengan semangat dan motivasi.

Salah satu hal yang menjadi motivasi bagi mereka adalah adanya dukungan penuh dari universitas. Salah satunya adalah melalui kegiatan karantina yang diselenggarakan oleh kampus. Bagi keduanya, karantina ini telah membantu mempersiapkan para kontingen dalam hal materi, fisik, mental, dan juga menyediakan keseimbangan secara spiritual. Sehingga merasa terbantu dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung mereka.

"Asistensi yang diberikan mulai dari babak penyisihan hingga final ini cukup berharga. Terima kasih kepada bapak ibu,mas mbak dari seluruh elemen UIN Sunan Kalijaga, tanpa kalian kami akan tidak maksimal." pungkas Vebri.

Kepada sivitas akademika, Vebri dan Natasya memberikan pesan untuk mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Bisa dimulai darimencari kesempatan, orang, dan momen yang dapat membantu dalam pertumbuhan pribadi. Ia juga menekankan pentingnya untuk tidak membatasi diri dengan keterbatasan dan terus menjaga semangat dalam mencapai tujuan.

(Ihza/Doni/Alfan)