Kajian Pada Penutupan TOT Penguatan Moderasi Beragama Radikalisme dan Ekstrimisme Serangan Terhadap Negara

Radikalisme agama yang mencakup pemaknaan ajaran agama yang ekstrim dan sempit serta merebaknya sikap intoleransi dimasyarakat telah menimbulkan kejadian-kejadian yang meresahkan di berbagai daerah. Beberapa insiden tersebut antara lain serangan teroris, penyebaran propaganda kebencian, dan penyangkalan kebebasan beragama. Pola penyebaran radikalisme agama sering menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan ideologi mereka, memikat kaum muda yang rentan untuk bergabung dengan kelompok ekstremis.

Salah satu aspek yang memperumit pengelolaan ekstremisme agama adalah masuknya penyebaran paham ini di lingkungan dunia pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi, bahkan beberapa lembaga pendidikan keagamaan disinyalir terpapar bahkan menjadi penggerak dari radikalisme dan sikap intoleran ini.

Pendekatan yang berfokus pada pencegahan dan deradikalisasi sangat diperlukan untuk mengatasi bahaya radikalisme agama. Keterlibatan Perguruan tinggi maupun komunitas lokal, tokoh agama, dan keluarga dalam upaya pencegahan menjadi kunci penting dan strategis dalam mengurangi pengaruh dan daya tarik gerakan ekstremis. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memperkuat pengawasan terhadap aktivitas mencurigakan dan mempromosikan pendidikan tentang nilai-nilai toleransi dan keberagaman sekaligus menjadi agen strategis didalam mempromosikan sikap moderasi beragama. Demikian disampaikan Dr. Syafi’i, M.Ag., Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, saat menutup acara TOT Penguatan Moderasi Beragama, 5/8/2023, di Hotel Mercure Yogyakarta.

Hal senada disampaikan juga oleh Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Prof. Dr. Phil. Sahiron. “Kami benar benar gelisah dan khawatir dengan perkembangan sikap radikalisme dan intoleransi ini, maka menjawab kegelisahan tersebut kami segera mengambil Langkah dengan melibatkan semua pimpinan. Baik pimpinan di tingkat universitas, yang ada di Fakultas dan Lembaga Lembaga lainnya di kampus UIN Sunan Kalijaga, untuk mengambil bagian dari Gerakan moderasi beragama. Keterlibatan pimpinan ini menjadi penting. Diharapkan para pimpinan di lingkungan UIN Sunan Kalijaga akan menjadi motor penggerak untuk mempromosikan nilai nilai moderasi d lingkungannya masing masing. Keterlibatan Perguruan Tinggi ini diharapkan akan menimbulkan multifle efek, bukan hanya mempromosikan dan menerapkan nilai nilai tersebut di dalam keluarganya sendiri, tetapi juga bisa menyebarkan lebih luas kedalam kurikulum, materi pengajaran, baik kepada Mahasiswanya maupun ke Masyarakat pada umumnya,” demikian tegas Prof. Sahiron.

Acara TOT Penguatan Moderasi Beragama ini didesain sangat padat, efektif, sangat menarik, dan tentunya akan sangat bermanfaat. Semua peserta sangat antusias dan Insnya Allah mampu menjadi fasilitator dan agen moderasi di lingkungannya masing masing. Hal ini disampaikan oleh Prof. Inayah Rohmaniyah Derkan Fakultas Ilmu Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Sementara itu dalam tanggapannya, Wakil Rektor 1, bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Iswandi Syahputra sangat apresiatif terhadap kegiatan ini, dan siap untuk mengimplementasikan nilai nilai Moderasi beragamaan ini dalam kehidupan kampus mengingat dampak negatif banyak ditimbulkan oleh sikap radikalisme dan intoleransi ini jauh lebih berbahaya daripada penyakit penyakit masyarakat lainnya. Prof. Iswandi juga berharap, Pemerintah memiliki struktur yang tegas dan jelas untuk melakukan kontra perlawanan terhadp gerakan anti Moderasi Beragama sebagaimana Pemerintah memiliki ketegasan yang kuat untuk membangun system pertahanan negara lainnya. (Fauzi)