Prodi PAI FITK UIN Sunan Kalijaga Luluskan Doktor ke 12

Doktor Pendidikan Agama Islam ke-12 berhasil dilahirkan dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Gelar Doktor PAI ini berhasil diraih oleh Sarwadi, S.Pd.I, M.Pd.I. setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pendidikan Kewirausahaan Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah,” 19/12/2023. Dari Prodi PAI, mantan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (SITITMA) Yogyakarta ini merupakan Doktor keduabelas.

Ujian Terbuka atau Ujian Promosi ini dilaksanakan di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga di Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman. Dalam ujian ini, Ketua Sidang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Sri Sumarni, M,Pd., yang didampingi oleh Prof. Dr. Sukiman, M.Pd., yang merupakan Ketua Program Studi PAI. Dalam kesempatan ini, hadir pula Promotor I, Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A., Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan, dan Promotor II, Dr. Muqowim, M.Ag. Secara khusus, yang bertindak sebagai penguji I-IV adalah Prof. Dr. Imam Machali, S.Pd.I., M.Pd., Prof. Dr. Mahmud Arif, M.Ag., Prof. Dr. Muhammad, M.Ag., Prof. Dr. Marhumah, M.Pd. Penguji semuanya berasal dari FITK UIN Sunan Kalijaga, kecuali Prof. Muhammad yang merupakan guru besar Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.

Disertasi yang berhasil dipertahankan Promovendus kali ini menyoroti pandangan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah tentang pendidikan kewirausahaan. Promovendus melakukan penelitian pustaka dengan menggunakan pendekatan analisis isi. Sehingga Promovendus berhasil mengungkap, pertama; pemikiran M. Quraish Shihab tentang kewirausahaan merupakan pejabaran secara implisit dari kata al-tijārah dan al-fal. Tijārah dijadikan sebagai bentuk kreativitas dan inovasi manusia untuk mencapai al-fal. Kewirausahaan merupakan potensi manusia yang bersifat given sejak masa kelahiranya. Potensi ini adalah potensi khalifah, kecerdasan, syahwat, jasmaniyah, intuisi/ilham. Potensi-potensi tersebut menjadi potensi dasar manusia untuk menjadi seorang wirausahawan dengan sentuhan pendidikan. M. Quraish Shihab mendasarkan potensi ini dengan istilah fitrah dasar manusia yang terkonstruk dari kata khalifah Allah fi al-ar, al-rusydu, khubbu asy-syahwat, al-jismu, dan ilham. Kelima hal tersebut menjadi tools bagi manusia untuk mejadi pengusaha.

Temuan berikutnya adalah bahwa pendidikan kewirausahaan harus berakar pada penumbuhan potensi dengan melakukan recalling DNA kewirausahaan untuk membentuk hamba Allah sekaligus khalifah. Oleh karena itu pendidikan kewirausahaan secara bertahap harus dilakukan mulai dari recalling DNA sampai dengan ekosistem kewirausahaan yang peneliti sebut dengan metamorfosa pendidikan kewirausahaan, demikian papar Sarwadi di hadapan Promotor dan Tim Penguji.

Dalam sambutannya, Promotor I, Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.A. menyampaikan bahwa gelar doktor merupakan tahap awal untuk memasuki cakrawala keilmuan yang lebih luas. Melalui tulisan akademik, cakrawala ini akan mampu diungkap dan disuguhkan kepada masyarakat. Aktivitas menulis itu sendiri harus terus-menerus dilakukan karena tidak lain merupakan fondasi peradaban Islam itu sendiri. Disertasi yang menginvestigasi integrasi keilmuan ini dapat menjadi model aternatif bagi perguruan tinggi keagamaan Islam. (Weni/Alfan)