Etnis Muslim Cham di Vietnam, Benarkah kaum Minoritas yang Tertindas?
Oleh: Dr. Andi Holilulloh, S.Pd.I., M.A. (Dosen Linguistik Arab Prodi Magister BSA FADIB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Vietnam, sebuah negara dengan nama resmi Republik Sosial Vietnam dan juga merupakan negara Komunis di kawasan Asia Tenggara. Meski demikian, kebebasan beragama dapat tumbuh di Vietnam sehingga hal ini menjadikannya sebagai negara dalam keberagaman. Lalu, bagaimana keadaan agama Islam di Vietnam? Ya, Islam menjadi agama minoritas di sini dengan presentase sekitar 0,16 % atau sekitar -+ 85.000 per tahun 2023. Keadaan ini membuat umat muslim merasakan sempit untuk bergerak dalam beribadah di negara komunis tersebut. Masjid-masjid yang ada di Vietnam juga tidak ramai jumlahnya, hanya ada di beberapa kota saja seperti di kota Hanoi dan kota Ho Chi Minh.
Aku mengamati Cahaya Islam di Vietnam saat mengunjungi kota Ho Chi Minh dan kota Vinh pada bulan Agustus 2023 silam. Pada dasarnya, kunjungan ini bertujuan untuk belajar terkait international affairs kepada unit International Officedi Vinh University, Vietnam. Saat di sana, tidak mudah bagi ku untuk menemukan masjid untuk beribadah sholat lima waktu dan begitu juga sholat Jum’at. Sama halnya dengan urusan makan, tidak lazim bagi ku untuk asal membeli makanan meski untuk sekedar makan siang karena sarat akan makanan tidak halal. Namun paling tidak, kita bisa membeli buah-buahan dan roti untuk mengganti makanan berat. Belum lagi ajakan kolega Vietnam untuk minum alkohol saat berkawan dengan mereka sebagai warga lokal. Rasanya, jika tidak punya prinsip hidup yang kuat tentu hati ini sudah mengikuti ajakan mereka.
Warga muslim di negara Vietnam ini banyak yang berasal dari keturunan Melayu, dan juga orang-orang Melayu mulai memberikan pengaruh kepada suku Cham pada awal abad ke-20. Pekerjaan mereka umumnya menjadi petani, nelayan, berjualan di Pasar dan lain-lain dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan dan perekonomian yang sulit. Timbul pertanyaan, apakah ruh Islam yang hidup di Vietnam ini berbahasa Melayu? Berdasarkan pengamatan, bahasa melayu banyak digunakan oleh khatib untuk penyampaian ceramah agama di masjid-masjid sehingga benar adanya bahwa bahasa Melayu banyak digunakan muslim Vietnam. Lalu, benarkah Islam dari Indonesia itu memilik hubungan yang kuat dari tokoh muslim di Vietnam? berdasarkan pengamatan, Sunan Ampel yang merupakan sosok Wali yang lahir dari Kerajaan Champa Vietnam.
Etnis Cham merupakan kaum minoritas di Vietnam yang dahulunya banyak yang terpengaruh dari pedagang-pedagang Arab dahulu yang singgah ke Vietnam. Nenek moyang mereka merupakan keturunan Kerajaan Champa yang eksis hingga abad ke-15. Kita dapat mengartikan Champa sebagai kampung Muslim di Vietnam yang mana mereka saling hidup rukun. Mayoritasnya mereka hidup di kota Phan Rang, Provinsi Nhin Thuan, Vietnam. Muslim bani Cham ada yang menganut sinkretisme Islam dengan kepercayaan leluhur. Berbeda dengan Islam sunni yang dianut sebagian besar etnis Cham di Vietnam. Cara beribadah penganut Sinkretisme ini berbeda dengan pemahaman Sunni, contohnya hanya Imam saja yang beribadah puasa Ramadhan, tempat ibadahnya tertutup (tidak mudah diakses orang lain), tidak sholat lima waktu, wanita tidak berhijab, tidak dikhitan dan lain-lain. Tapi meski perbedaan ini begitu mencolok, mereka bisa hidup saling rukun dan saling menghargai antara Bani Cham Sinkretisme dan Muslim Cham yang berpemahaman Sunni.