Temu alumni UIN Sunan Kalijaga; Bincang Kebangsaan Untuk Keharmonisan Bangsa dan Negara

Alumni UIN Sunan Kalijaga dari Sabang sampai Merauke hadir kembali di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 18/11/2023. Kehadira para alumni yang saat ini sudah banyak berperan penting menjadi tokoh masyarakat, mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara disambut hangat oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Al Makin, Wakil Rektor 2, bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Prof. Sahiron, Wakil Rektor 3, bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Dr. Abdur Rozaki, Kepala Biro AUK, Dr. H. Ali Sodiq, dan jajaran pimpinan Dekanat, di Gedung Prof. R.H.A Soenarjo, S.H. Gus Muwafiq juga hadir pada moment temu alumni kali ini sebagai salah satu alumni UIN Sunan Kalijaga yang dakwahnya memberi kesejukan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dengan segala pluralitasnya.

Tidak hanya bernostalgia, dan mengenang kembali perjuangan mereka menimba ilmu di kampus putih UIN Sunan Kalijaga, kehadiran para alumni juga menjadi ajang diskusi dan berbagi pemikiran, serta bincang kebangsaan menyumbang kontribusi dalam rangka menciptakan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih menjelang berlangsungnya pesta demokrasi 2024.

Acara temu alumni diawali dengan pemutaran film bertajuk Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan Kampus UIN Sunan Kalijaga, lantunan Ayat Ayat Suci Al Qur’an, dilanjut Shalawat Nabi Agung Muhammad SAW. Wakil Rektor 3, Dr. Abdur Rozaki dalam sambutan pembuka temu alumni antara lain menyampaikan, dalam kepemimpinannya, UIN Sunan Kalijaga berupaya untuk menyatukan alumni UIN Sunan Kalijaga dalam ikatan yang kuat bernama Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga (IKASUKA). Dr. Abdur Rozaki berhasil mendeklarasikan berdirinya IKASUKA di berbagai daerah di seluruh Indonesia, yang sudah dirintis oleh para Wakil Rektor 3 sebelumnya. Deklarasi IKASUKA banyak dimudahkan oleh para alumni sukses yang memiliki otoritas. Seperti saat deklarasi di Sumatera Barat, yang kebetulan gubernurnya adalah alumni UIN Sunan Kalijaga.

Beberapa deklarasi yang lain diantaranya Jagodetabek, Lampung, Jateng, DIY, Pekalongan, Tasik, Jatim, NTT dan seterusnya. Deklarasi di Jombang banyak dibantu oleh para kyai Tebu Ireng yang kebetulan banyak yang alumni UIN Sunan Kalijaga. Bentuk deklarasi juga unik yakni di moment-moment hajatan. Pada moment deklarasi ketemuan antara senior dengan yang muda-muda menjadi cerita yang inspiratif dan membangun semangat berjuang. Moment ketemuan juga menjadi sangat penting, karena melalui pertemuan alumni, yang muda membutuhkan link untuk membangun relasi yang memudahkan mereka meniti karir, demikian ungkap Rizaki.

Banyak alumni UIN Sunan Kalijaga yang sukses dalam berkarir menjadi Hakim, pengusaha, polisi, tentara, kepala daerah, DPR, tokoh masyarakat, akademisi, ulama dan seterusnya. Pihaknya berharap mereka yang sudah sukses dapat membantu memudahkan yang muda-muda untuk meniti karir. Selaku Sekjen IKASUKA, Dr. Abdur Rozaki menyampaikan 3 pesan kepada IKASUKA yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Yakni: yang pertama, IKASUKA dapat saling membangun persahabatan, saling sapa saling jaga persahabatan dan saling berupaya kembangkan UIN Sunan Kalijaga. 2. Menjadi permata Islam Indonesia melalui Islam Wasyatiyah agar terus dapat memberi kesejukan untuk Indonesia. 3. Aktif berpartisipasi menuju pemilu 2024 yang damai dan bermartabat untuk kepemimpinan yang demokratis bagi Indonesia kita, demikian harap Abdur Rozaki.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin dalam sambutannya antara lain menyampaikan, IKASUKA ibarat Prahu Nabi Nuh. Dapat menjadi penyelamatan ketika penumpangnya (anggota IKASUKA) mengalami petaka. “IKASUKA itu perahu besar, jika terjadi apa apa silakan naik perahu IKASUKA,”ajak Prof. Al Makin.

Ditambahkan Prof. Al Makin, di tahun politik yang penuh dinamika ini, banyak alumni IKASUKA yang turut berjuang untuk meraih kemenangan. Untuk Indonesia maju dengan segala visi-misinya. Ada koalisi Indonesia maju, ada koalisi unggul, ada koalisi perubahan. Kampus tidak punya otoritas, tidak punya kuasa, tidak punya senjata ataupun tentara, tidak punya legitimasi. “Kampus dan IKASUKA ini prahu besar untuk mengobarkan semangat, dan memberikan doa-doa. Silakan berjuang bersama di luar sana untuk meraih kemenangan, dan memperjuangklan kebenaran, jika terjadi apa apa kembalilah ke prahu, berkeluh kesah dan membangun semangat lagi untuk meraih kemenangan dan memperoleh keselamatan. Banyak kampus lain yang tidak selamat (gagal menjadi pemimpin yang amanah-korup). Namun Kampus UIN Sunan Kalijaga dan prahu IKASUKA akan terus berdoa dan membacakan sholawat fatih untuk keselamatan dunia dan akherat seluruh penumpangnya” kata Prof. Al Makin.

Kampus kita beruntung, akreditasi unggul baik Prodi, Fakultas dan Universitas. Institusi pertama yang meraih akreditasi unggul di linkup PTKIN. 31 Prodi unggul, ini menambah kepercayaan alumni untuk bersaing dan berhasil. Kampus UIN menguatkan karakter dengan honoris kausa tiga tokoh dunia yang berbeda, dan melukis on the spot, membuktikan bahwa kampus UIN Sunan Kalijaga memberi kenyamanan untuk semua yang berbeda, pungkas Prof. Al Makin.

Sementara itu, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof. Alimatul Qibtiyah yang didapuk sebagai Narasumber pada Bincang Kebangsaan menyampaikan, Indonesia bukan milik golongan-golongan. Tetapi milik bersama. Perjuangan lebih mudah dalam mengusir penjajah, namun akan lebih sulit berjuang di Indonesia, karena semua adalah bangsa Indonesia. Pesan Bung Karno ini bisa untuk inspirasi kepemimpinan UIN Sunan Kalijaga. UIN bisa menjadi contoh mengimplementasikan keadilan dalam kepemipinan. Kampus UIN Sunan Kalijaga juga harus dapat menjadi contoh kepemimpinan yang mengakomodasri keterwakilan perempuan. Karena perempuan sejatinya bisa lebih baik dalam mengimplementasikan kepemimpinan jika diberi kesempatan. Hal ini sudah dibuktikan oleh kepemimpinan Ratu Bilqis yang dapat menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang Baltadun Thoyyibatun Warobun ghofur. Itu disebutkandalam Al Qur’an, kata Prof. Alimatul Qibtiyah.

Pihaknya juga menyebutkan, tantangan pesta demokrasi 2024. Politisi harus dapat merangkai narasi yang mencerdaskan pemilih, sehingga dapat berlangsung pesta demokrasi dengan kegembiraan. Pilihan boleh berbeda, namun semua harus gembira dan berpikiran baik. Sementara Kriteria kemimpinan yang demokratis menurut Prof. Alimatul Qibtiyah adalah, yang berpersepsi aktif, tidak berpihak golongan, melibatkan semua secara adil, merawat diri dan orang lain, kritik yang memberdayakan bukan merendahkan, kolektif kolegial, tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apapun, inkusif dan mengakui keberagaman, pelibatan perempuan dalam posisi yang strategis.

Sementara itu Gus Muwafiq dalam paparannya menyampaikan penjelasan, kenapa PTKIN termasuk UIN Sunan Kalijaga menggunakan nama-nama Wali. Menurur Gus Muwafiq, karena Wali inilah yang dapat membuat sistem keislaman yang bisa kita jalankan sampai sekarang. Sebelum Wali, kehidupan spiritual masyarakat Indonesia dipengarui oleh laku Brahmana dari agama Hindu. Kebiasaan Wali dan Brahmana itu sama, yakni bertapa dalam waktu yang lama. Keduanya memiliki tujuan yang sama yakni men-download cloudsnya Allah. Sunan Kalijaga 3 tahun bertapa, untuk mendapatkan petunjuk dari Allah.Wifi Wali itu thawassul. Dalam Islam, manusia semua bawa paketan, terhubung dengan lauh mahfud. Teknologi sekarang sejatinya seperti clouds (ilmunya Gusti Allah). Menyadur konsep Wali tentang thawassul. Yang pada hakekatnya serupa dengan yang dilakukan Bhrahmana dalam Hindu. Sehingga dalam lakunya Wali mendapatkan karomah, Brahmana mendapatkan kesaktian. Maka bila kehidupan berbangsa dan bernegara belajar pada keilmuan turunan Wali di UIN itu pas. Karena dengan konsep Wali bisa meneruskan keilmuan dari Allah. Wali juga meninggalkan wilayah sebagai cikal bakal NKRI. Dengan konsep Wali kepemimpinan harus dipegang oleh orang yang memiliki hikmah, agar yang berbeda-beda bisa diselamatkan dalam keadaan apapun. Oleh karena itu Islam di Indonesia punya tanggungjawab untuk menjaga wilayah NKRI. Itu semua menjadi tanggungjawab PTKIN sebagai penerus Ke-Islaman dari para Wali. Oleh karenanya Gus Muwafiq berharap, UIN Sunan Kalijaga dapat memberikan kontribusi akademik dan nilai nilai Islam penyelenggaraan pemerintahan melalui kiprah para alumni yang tersebar luar di Indonesia. (Weni/Fauzi)