Komitmen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam menjaga dan memperkuat mutu akademik kembali diuji melalui pelaksanaan Asesmen Lapangan Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies (IIS) Pascasarjana, di Aula Lantai 1 Pascasarjana, Sabtu (27/12/2025). Asesmen ini bukan sekadar agenda rutin akreditasi, melainkan bagian dari mekanisme evaluasi berkelanjutan untuk memastikan relevansi keilmuan, akuntabilitas institusional, serta keberlanjutan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Selain dihadiri oleh para pimpinan dan stakeholders. Proses asesmen
melibatkan dua guru besar lintas perguruan tinggi, yakni Prof. Dr. Ahmad
Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof.
Dr. As’aril Muhajir, M.Ag. dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Kehadiran asesor eksternal tersebut mencerminkan pentingnya perspektif lintas
institusi dalam menilai kualitas akademik sekaligus memperkuat tradisi
kolaborasi antarkampus di lingkungan pendidikan tinggi Islam.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan bahwa
IIS memiliki posisi strategis dalam lanskap akademik kampus. Program ini lahir
dari kebijakan afirmasi Kementerian Agama melalui kerja sama Indonesia–Kanada
dan sejak awal dirancang sebagai ruang pengembangan keilmuan Islam lintas
disiplin yang responsif terhadap problem sosial. Karakter tersebut, menurutnya,
justru membentuk lulusan dengan kapasitas adaptif dan lintasan karier yang luas
di berbagai sektor strategis, baik akademik, birokrasi, maupun lembaga sosial.
Dalam konteks internasionalisasi, ungkap figur yang juga pernah
menjabat sebagai Direktur Pascasarjana, IIS juga menunjukkan konsistensi
penguatan jejaring global. Pada fase awal, seluruh mahasiswa memperoleh
kesempatan mengikuti program sandwich di Kanada. Seiring
perkembangan, IIS kini dipercaya menjalankan program double degree
dengan sejumlah universitas bereputasi dunia, seperti University of
Edinburgh dan SOAS University di London. Kepercayaan mitra global
tersebut menjadi indikator penting atas kredibilitas akademik IIS dalam
jejaring pendidikan tinggi internasional.
Pengakuan terhadap kualitas IIS tidak hanya datang dari mitra luar
negeri, tetapi juga dari lembaga strategis nasional. Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) secara berkelanjutan menjalin kerja sama pengembangan sumber daya
manusia filantropi melalui IIS. “Alumni IIS telah melahirkan
disertasi-disertasi yang sangat mengesankan dan bernilai penting bagi
pengembangan akademik. Karena itu, tidak mengherankan jika lembaga seperti
BAZNAS RI mempercayakan kader-kader terbaiknya untuk menempuh studi di UIN
Sunan Kalijaga,” ungkapnya.
Penguatan fondasi keilmuan turut menjadi perhatian utama dalam
pengembangan program. Ketua Dewan Pertimbangan Akademik Pascasarjana, Prof. Dr.
Machasin, menegaskan bahwa orientasi global IIS tidak mengesampingkan khazanah
keilmuan klasik. Justru, penguasaan tradisi akademik Islam, penguatan
religiositas, serta kompetensi bahasa asing dikembangkan secara simultan
sebagai basis pembentukan intelektual yang utuh dan berdaya saing.
Dari sisi evaluasi eksternal, Asesor asal UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Ahmad Tholabi menekankan bahwa asesmen lapangan merupakan bagian
dari siklus akademik berkelanjutan untuk memastikan peningkatan mutu dan
akuntabilitas. Menurutnya, asesmen tidak semata dipahami sebagai proses
penilaian administratif, tetapi juga sebagai ruang dialog akademik yang
memungkinkan pertukaran gagasan, refleksi kritis, dan penguatan tradisi
keilmuan antarperguruan tinggi.
Sementara itu, Pimpinan BAZNAS RI Dr. Saidah Sakwan, yang hadir
secara virtual melalui zoom meeting, menyampaikan bahwa sebagai user, BAZNAS
menaruh kepercayaan tinggi terhadap kapasitas UIN Sunan Kalijaga. Hingga kini,
kerja sama pendidikan yang terjalin telah melibatkan 83 mahasiswa pascasarjana
bidang filantropi, terdiri atas 20 mahasiswa magister yang masih aktif, 34
lulusan Magister Filantropi, serta 29 mahasiswa doktoral yang tengah menempuh
studi.
Menurutnya, kerja sama tersebut memberikan nilai strategis bagi
BAZNAS, terutama dalam penguatan kerangka ontologis dan epistemologis kajian
filantropi. “Kualitas lulusan menunjukkan peningkatan signifikan, terutama
dalam penguasaan logical framework, penguatan narasi keilmuan secara
manhaji, pemahaman terhadap khazanah kitab turats, kajian filantropi
kontemporer, serta perspektif keagamaan yang moderat dan inklusif,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, BAZNAS dan UIN Sunan Kalijaga merencanakan
pengembangan kolaborasi lanjutan untuk memperkuat narasi filantropi nasional,
sekaligus mendorong peningkatan literasi dan riset terkait ekosistem serta tata
kelola perzakatan di Indonesia. Ia menilai alumni UIN Sunan Kalijaga sebagai
sumber daya strategis yang mampu berkontribusi nyata dalam memperkuat ekosistem
zakat nasional secara berkelanjutan.
Melalui asesmen lapangan ini, UIN Sunan Kalijaga menegaskan bahwa penguatan mutu akademik merupakan proses reflektif dan strategis. Prodi IIS hadir tidak hanya berfungsi sebagai etalase internasionalisasi, tetapi juga sebagai cerminan arah pengembangan keilmuan Islam yang integratif, inklusif, dan berorientasi pada dampak nyata bagi masyarakat. (humassk)