eff5e7dc-acc3-4392-8773-ece38e590d36.jpg

Sabtu, 27 Desember 2025 12:04:00 WIB

0

Prodi IIS Pascasarjana Jalani Asesmen, UIN Sunan Kalijaga Tegaskan Komitmen Mutu dan Relevansi Global

Komitmen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam menjaga dan memperkuat mutu akademik kembali diuji melalui pelaksanaan Asesmen Lapangan Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies (IIS) Pascasarjana, di Aula Lantai 1 Pascasarjana, Sabtu (27/12/2025). Asesmen ini bukan sekadar agenda rutin akreditasi, melainkan bagian dari mekanisme evaluasi berkelanjutan untuk memastikan relevansi keilmuan, akuntabilitas institusional, serta keberlanjutan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Selain dihadiri oleh para pimpinan dan stakeholders. Proses asesmen melibatkan dua guru besar lintas perguruan tinggi, yakni Prof. Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag., S.H., M.H., M.A. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof. Dr. As’aril Muhajir, M.Ag. dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Kehadiran asesor eksternal tersebut mencerminkan pentingnya perspektif lintas institusi dalam menilai kualitas akademik sekaligus memperkuat tradisi kolaborasi antarkampus di lingkungan pendidikan tinggi Islam.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Noorhaidi Hasan menegaskan bahwa IIS memiliki posisi strategis dalam lanskap akademik kampus. Program ini lahir dari kebijakan afirmasi Kementerian Agama melalui kerja sama Indonesia–Kanada dan sejak awal dirancang sebagai ruang pengembangan keilmuan Islam lintas disiplin yang responsif terhadap problem sosial. Karakter tersebut, menurutnya, justru membentuk lulusan dengan kapasitas adaptif dan lintasan karier yang luas di berbagai sektor strategis, baik akademik, birokrasi, maupun lembaga sosial.


Dalam konteks internasionalisasi, ungkap figur yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana, IIS juga menunjukkan konsistensi penguatan jejaring global. Pada fase awal, seluruh mahasiswa memperoleh kesempatan mengikuti program sandwich di Kanada. Seiring perkembangan, IIS kini dipercaya menjalankan program double degree dengan sejumlah universitas bereputasi dunia, seperti University of Edinburgh dan SOAS University di London. Kepercayaan mitra global tersebut menjadi indikator penting atas kredibilitas akademik IIS dalam jejaring pendidikan tinggi internasional.

Pengakuan terhadap kualitas IIS tidak hanya datang dari mitra luar negeri, tetapi juga dari lembaga strategis nasional. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) secara berkelanjutan menjalin kerja sama pengembangan sumber daya manusia filantropi melalui IIS. “Alumni IIS telah melahirkan disertasi-disertasi yang sangat mengesankan dan bernilai penting bagi pengembangan akademik. Karena itu, tidak mengherankan jika lembaga seperti BAZNAS RI mempercayakan kader-kader terbaiknya untuk menempuh studi di UIN Sunan Kalijaga,” ungkapnya.

Penguatan fondasi keilmuan turut menjadi perhatian utama dalam pengembangan program. Ketua Dewan Pertimbangan Akademik Pascasarjana, Prof. Dr. Machasin, menegaskan bahwa orientasi global IIS tidak mengesampingkan khazanah keilmuan klasik. Justru, penguasaan tradisi akademik Islam, penguatan religiositas, serta kompetensi bahasa asing dikembangkan secara simultan sebagai basis pembentukan intelektual yang utuh dan berdaya saing.


Dari sisi evaluasi eksternal, Asesor asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Ahmad Tholabi menekankan bahwa asesmen lapangan merupakan bagian dari siklus akademik berkelanjutan untuk memastikan peningkatan mutu dan akuntabilitas. Menurutnya, asesmen tidak semata dipahami sebagai proses penilaian administratif, tetapi juga sebagai ruang dialog akademik yang memungkinkan pertukaran gagasan, refleksi kritis, dan penguatan tradisi keilmuan antarperguruan tinggi.


Sementara itu, Pimpinan BAZNAS RI Dr. Saidah Sakwan, yang hadir secara virtual melalui zoom meeting, menyampaikan bahwa sebagai user, BAZNAS menaruh kepercayaan tinggi terhadap kapasitas UIN Sunan Kalijaga. Hingga kini, kerja sama pendidikan yang terjalin telah melibatkan 83 mahasiswa pascasarjana bidang filantropi, terdiri atas 20 mahasiswa magister yang masih aktif, 34 lulusan Magister Filantropi, serta 29 mahasiswa doktoral yang tengah menempuh studi.

Menurutnya, kerja sama tersebut memberikan nilai strategis bagi BAZNAS, terutama dalam penguatan kerangka ontologis dan epistemologis kajian filantropi. “Kualitas lulusan menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dalam penguasaan logical framework, penguatan narasi keilmuan secara manhaji, pemahaman terhadap khazanah kitab turats, kajian filantropi kontemporer, serta perspektif keagamaan yang moderat dan inklusif,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, BAZNAS dan UIN Sunan Kalijaga merencanakan pengembangan kolaborasi lanjutan untuk memperkuat narasi filantropi nasional, sekaligus mendorong peningkatan literasi dan riset terkait ekosistem serta tata kelola perzakatan di Indonesia. Ia menilai alumni UIN Sunan Kalijaga sebagai sumber daya strategis yang mampu berkontribusi nyata dalam memperkuat ekosistem zakat nasional secara berkelanjutan.

Melalui asesmen lapangan ini, UIN Sunan Kalijaga menegaskan bahwa penguatan mutu akademik merupakan proses reflektif dan strategis. Prodi IIS hadir tidak hanya berfungsi sebagai etalase internasionalisasi, tetapi juga sebagai cerminan arah pengembangan keilmuan Islam yang integratif, inklusif, dan berorientasi pada dampak nyata bagi masyarakat. (humassk)