Islamic Banking Festival Latih Mahasiswa FEBI Gigih Berjuang

Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar kegiatan Islamic Banking Festival, bertempat di Selasar FEBI, yang akan berlangsung selama 3 hari (2 s/d 4/9/2024). Kegiatan ini dibuka 2/08/2024, dihadiri Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi, Wakil Rektor Bidang 3, bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Dr. Abdur Rozaki, jajaran Pimpinan FEBI, serta segenap Dosen Prodi Perbankan Syariah. Kegiatan ini mengusung tema “Towards an Inclusive and Sustainability Sharia Banking Future: The Roleof Youth and the Milenial Generation in Society Era 5,0” tersebut.

Ketua Panitia dalam sambutannya menyampaikan bahwa Islamic Banking Festival menghadirkan serangkaian kegiatan lomba-lomba berskala internasional, regional, maupun internal sebagai upaya untuk menyambut Mahasiswa baru Prodi Perbankan Syariah tahun 2024. Prodi ini juga dipercayai kembali untuk menjadi tuan rumah Kongres Nasional 3 Mahasiswa Perbankan Syarian se-Indonesia pada tanggal 3 - 5 September 2024 bertempat di Asrama Haji. Tidak kurang dari 16 stand bazar turut serta memeriahkan kegiatan ini .

Sementara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Afdawaiza, M.Ag., di hadapan para hadirin menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian Penyambutan Mahasiswa Baru Prodi Perbankan Syariah Tahun 2024. Penyambutan yang tidak hanya berhenti di Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan Sosialisasi Pembelajaran (SOSPEM), melainkan berlanjut sampai hari ini dan 3 hari mendatang.

Menurutnya, UIN Sunan Kalijaga telah memberikan pengalaman yang luar biasa bagi Mahasiswa baru, dimulai dengan Shalat Dhuha bersama pada PBAK, yang dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lainnya yang berjalan sukses dan produktif. Begitu juga dengan kegiatan SOSPEM yang memberikan wawasan kepada Mahasiswa Baru mengenai Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Adapun hari ini sebagai ucapan selamat datang kepada mahasiswa baru, Prodi Perbankan Syariah menyajikan kegiatan yg berkualitas

Afdawaiza menambahkan bawa dengan hadirnya kegiatan bertagline interest get the best ini, artinya Prodi banggga dengan kehadiran Mahasiswa baru sebagai keluarga Perbankan Syariah, begitupun sebaliknya Mahasiswa Baru akan memiliki rasa bangga terhadap Prodi yang diambilnya. Bahwasanya sebagai Mahasiswa Baru, tidak akan menyesal lahir di Prodi Perbankan Syariah.

Nahkoda FEBI ini berharap semua pihak mampu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kegiatan yang memiliki tujuan utama memberi bekal kepada Mahasiswa, sehingga dapat dengan bangga dan kepala tegak menyambut dunia kerja. Afdawaiza berharap upaya yang dilakukan benar-benar mendatangkan dampak positif terhadap capaian akademik Mahasiswa. Terselenggaranya kegiatan tersebut juga sebagai bukkti bahwa Prodi Perbankan Syariah sudah diterima oleh lapisan masyarakan melampaui ras, agama, suku, dan budaya.

“Mudah-mudahan Prodi Perbankan Syariah semakin maju, semakin jaya, semakin bersemangat untuk membekali Mahasiswa dengan pengetahuan dan skill yang berkualitas, sehingga Mahasiswa dapat percaya diri utk menghadapi dunia kerja” pungkasnya.

Adapun Rektor UIN Sunan Kalijaga menyampaikan ungkapan rasa bahagianya berada di tengah-tengah Mahasiswa Baru Prodi Perbankan Syariah. Beliau teringat saat dulu dirinya menjadi Mahasiswa Baru dengan tekad mengubah nasib menaklukan dunia dan masa depan.

Prof. Noorhaidi mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Prodi Perbankan Syariah, yang mampu menjangkau lapisan masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan perbankan, tanpa memandang status ekonomi, strata sosial, agama, dan budaya. Perspektif inklusif ini, menurutnya, sudah dibangun sejak pertama kali menginjakkan kaki di UIN Sunan Kalijaga. Kampus ini juga menjadi tempat pembentukan karakter, sikap, dan kepribadian Mahasiswa untuk menatap masa depan yang cerah dengan riang gembira.

Menurut Noorhaidi, kegiatan ini menggambarkan bahwa kuliah tidak hanya berlangsung di dalam ruang kelas, tetapi juga dapat dikemas secara santai namun serius. Ia memompa semangat Mahasiswa Baru dengan menegaskan bahwa kesuksesan tidak akan menghampiri orang yang malas; sebaliknya, orang sukses pasti melalui perjuangan dan kesungguhan, sesuai dengan hukum alam.

Noorhaidi juga mengingatkan bahwa Generasi Z rentan terhadap masalah kesehatan mental, dan Generasi Milenial sering dikaitkan dengan istilah "generasi rebahan," karena banyak hal yang bisa dikendalikan melalui gawai. Akibatnya, dunia yang mereka pahami menjadi lebih sederhana, yang sedikit banyak membentuk mentalitas instan. Padahal, realitas, teori, dan perkuliahan jauh lebih kompleks daripada yang terlihat di layar smartphone. Realitas mengharuskan Mahasiswa untuk berpikir, menulis, dan mengerjakan berbagai tugas akademik. Menjadi tantangan yang lebih serius ketika Mahasiswa enggan berpikir dan mempercayakan pada chatgbt. Padahal Mahasiswa ditantang untuk dapat menggunakan akal, pikiran, dan daya nalar intelektual dengan maksimal, mencapai 100 persen.

Akademisi dengan tiga gelar dari Belanda ini juga membagikan pengalamannya meraih gelar M.Phil dalam waktu sembilan bulan. Ia bercerita tentang upayanya memahami berbagai buku dan mempresentasikannya setiap minggu di hadapan Dosen, bahkan di hadapan penulis aslinya. Kesungguhan ini juga membawanya menyelesaikan studi S2 dalam enam bulan, dengan tesis yang diselesaikan dalam satu bulan, dan lulus dalam delapan bulan, mendahului rekan-rekan sekelasnya. Ia khawatir Mahasiswa saat ini tidak dapat memaksimalkan potensi otak mereka karena hampir semua informasi dapat diakses melalui smartphone.

Di akhir sambutannya, Rektor mengajak Mahasiswa untuk menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, meraih kesuksesan, dan menjadi pribadi yang dapat dibanggakan. (tim humas)