Menteri Agama RI Resmikan Gedung Baru UIN Sunan Kalijaga
Setelah meresmikan Gedung Baru I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan lima nama gedung di kampus UIN Sunan Kalijaga, 8/8/17 lalu, kini Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin meresmikan lagi Gedung baru II (FEBI) dan Nama-Nama sejumlah 21 Gedung lagi di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin, 4/3/19. Kehadiran Menteri Lukaman Hakim Saefudin di kampus UIN Sunan Kalijaga disambut hangat para mahasiswa, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, dan seluruh jajaran pimpinan kampus ini.
Gedung baru FEBI yang kedua ini dibangun melalui dana surat berharga syari’ah negara (SBSN) sebagai wujud sinergi antara Kementerian Keuangan, Kementerian Agama dan kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional. SBSN didesain sebagai upaya mempercepat pembangunan infrastruktur dengan melakukan diversifikasi pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara.
Pembangunan Gedung FEBI UIN Sunan Kalijaga menggunakan Dana SBSN tahun anggaran 2016 dan tahun 2018. Memiliki luas 12.773 meter persegi dengan 6 lantai, satu lantai adalah baseman untuk tempat parkir. Dilengkapi fasilitas furniture dan fasilitas penunjang pendidikan lainnya seperti komputer, jaringan internet, wifi, fasilitas penunjang lain untuk kegiatan mahasiswa dan pusat referensi, fasilitas kegiatan administrasi. Ditunjang pembiayaan pemeliharaan pasca pembangunan selama 6 bulan.
Dalam sambutannya sebelum peresmian, Prof. Yudian Wahyudi antara lain menyampaikan, UIN Sunan Kalijaga berkomitmen untuk melakukan percepatan pembangunan infrastruktur salah satunya gedung FEBI. Ini merupakan pesan menteri pada saat dirinya dilantik sebagai rektor untuk selalu mengedepankan profesional dan proporsional dalam melaksanakan tugas kepemimpinan. Menurut rektor, dibukanya FEBI dengan kepemilikan gedung yang dipercepat dan fasilitas yang representatif bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan rakyat Indonesia secara merata. Secara umum bantuan sarana dan prasana melalui Skema SBSN untuk UIN Sunan Kalijaga dapat menunjang keberhasilan pelayanan publik yakni meningkatkan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia secara merata. Diharapkan FEBI bisa banyak melahirkan orang-orang terbaik yang bisa berkontribusi membangun ekonomi Indonesia yang berkeadilan. Dan Alhamdulillah, dalam memanfaatkan dana Skema SBSN ini, UIN Sunan Kalijaga memperoleh penghargaan sebagai salah satu pengelola SBSN terbaik tahun 2018 dalam kategori PTKIN.
Dari Sisi SDM, baru saja UIN Sunan Kalijaga menerima putra-putra terbaik Indonesia berjumlah 172 orang sebagai dosen-dosen baru. Mereka ini lolos melalui proses seleksi yang sangat ketat dari hampir 4.000 orang pelamar sebagai kekuatan baru moderasi Islam di kampus UIN Sunan Kalijaga.
Setelah Gedung FEBI, UIN Sunan Kalijaga segera melanjutkan pembangunan Ma’had, yang diharapkan akan dibangun dari dana Perumpera dengan estimasi dana 108 M. Sembari menunggu dana Perumpera, UIN Sunan Kalijaga sudah menyiapkan dana awal sebesar 30 M agar pembangunan bisa segera dimulai.
Tentang perkembangan program riset pasca Doktor, Prof. Yudian Wahyudi melaporkan bahwa program ini baru saja melahirkan 4 profesor baru, 16 karya riset lolos jurnal terindeks Scopus. Dengan harapan 2 tahun lagi UIN Sunan Kalijaga sudah memiliki 40 guru besar. Rektor juga melaporkan tentang penyelesaian pembebasan tanah kampus II di Pajangan. Menurut Rektor untuk pembebasan tanah pajangan sudah menghabiskan dana 219 M dan masih ada yang belum terselesaikan. Oleh karena itu Rektor memohon kepada Kementerian Agama untuk memprioritaskan.
Sementara itu terkait peresmian 21 nama gedung di kampus UIN Sunan Kalijaga, Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan, ada dua nama tokoh Islam Indonesia terbaik yang menurutnya bisa mewakili persatuan, yakni KH. AR. Fakhruddin dari tokoh Muhammadiyah dan KH. Ali Maksum dari Tokoh NU. Kedua Tokoh ini mampu menyatukan Umat Islam Indonesia dalam banyak perbedaan dan mampu memotori pembangunan ekonomi umat. Nama nama gedung yang lainnya adalah tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan IAIN, dan perubahan menjadi UIN. Tokoh tokoh ini mewakili sejarah perkembangan dan kemajuan UIN Sunan Kalijaga sebagai kampus moderasi Islam, tegas Prof. Yudian Wahyudi.
Menteri Agama RI dalam sambutannya menyampaikan, moderasi Islam adalah ajaran Islam yang merupakan warisan ajaran Walisanga, salah satunya adalah Sunan Kalijaga. Pak Menteri berharap 58 PTKIN di Indonesia yang secara fisik saat ini sudah memiliki kampus yang representatif dengan gedung-gedung baru dan fasilitas modern dan sekarang juga mengembangkan keilmuan umum, bisa lebih kondusif dalam melaksanakan moderasi Islam, jangan sampai malah menggerus inti dari perguruan tinggi Islam.
Di Indonesia ini ada tiga lembaga yang menjadi tulang punggung moderasi Islam, yakni: Pesantren, Madrasah dan 58 PTKIN dengan 26 Ma’had. PTKIN merupakan posisi terdepan dalam mengawal kehidupan Islam yang moderat, yakni Islam yang mengayomi, Islam yang meninggikan harkat dan martabat manusia, Islam yang tidak berlebihan dan tidak garis keras.
Dalam menggelorakan moderasi Islam diharapkan PTKIN terus proaktif. Tidak hanya memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memperdalam rasa dalam beragama, tidak kaku, tidak formalistik dalam beragama. Mengedepankan hubungan kemanusiaan yang dekat, mengayomi, merangkul dan memanusiakan manusia. Pak Menteri juga setuju dengan Yogyakarta Istimewa, yang mengembangkan budaya agama, mengembangan kearifan lokal. Karena tanpa itu, manusia akan tercerabut dari kemanusiaannya.
Pak menteri berharap, Gedung yang baru diresmikan ini diberi ruh, dijiwai agar berkah. Perlu juga manajemen pemanfaatan yang baik agar efisien dan efektif. Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, menurut Menteri Lukman Hakim Saifuddin adalah dalam rangka penguatan daya saing bangsa dan mendukung peningkatan kualitas SDM.
Sementara itu nama nama gedung yang diresmikan oleh Menteri Agama yang ditandai dengan pendandatanganan prasasti yakni: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Machasin, M.A., Fakultas Dakwah dan Komunikasi dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A., Fakultas Syari’ah dan Hukum dinamakan Gedung Prof. Dr. Tgk. M. Hasbi Ash Shiddieqy, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dinamakan Gedung K.H. Moh. Dahlan, Fakultas Ushuluddin dan ;pemikiran Islam dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Simuh, Fakultas Sains dan teknologi dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, M.A. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dinamakan Gedung Prof. Dr. K.H. Moh. Tolchah Mansoer, S.H. 8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 1 dinamakan Gedung K.H. A.R. Fachruddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 2 dinamakan Gedung K.H. Ali Maksum, Gedung Pascasarjana dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Nourouzzaman Shiddiqi, M.A., Rektorat Lama dinamakan Gedung K.H. A. Wahab Hasbullah, PPG dinamakan Gedung Prof. K.H. R. Moh. Adnan, Student Center dinamakan Gedung K. H. Slamet Effendi Yusuf, Laboratorium Terpadu dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Mukhtar Yahya, Pusat pengembangan bahasa dinamakan Gedung Prof. H. Zaini Dahlan, M.A., Pusat Pengembangan Bisnis dinamakan Gedung Drs. K. H. Busyairi Majidi, Poliklinik dinamakan Gedung Dr. (HC) H. Zarkowi Soejoeti, RA/PAUD dinamakan Gedung Dra. Hj. Khadijah Nasution, PTIPD dinamakan Gedung Prof. Drs. H. A. Mu’in Umar, Gelanggang Mahasiswa dinamakan Gedung Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D.,Sport Center dinamakan Gedung Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain. (Weni)