Kepala BPIP RI Tekankan Pentingnya Ideologi Pancasila bagi Keutuhan Bangsa

Pancasila yang merupakan ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia yang merupakan pedoman rumusan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bentuk kesetiaan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora terhadap Pancasila, maka diselenggarakan Seminar Kebangsaanbertemakan “Pancasila di Era Disrupsi Peluang dan Tantangan”. Acara yang diselenggarakan secara hybrid pada Kamis (16/12) di ruang Interactive Center FISHUM tersebut diisi oleh narasumber yang mumpuni di bidangnya, yakniProf. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. dan Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A.


Dalam paparannya, Prof. Yudian Wahyudi yang merupakan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia menekankan bahwa keislaman di Indonesia tidak lengkap tanpa pancasila karena Indonesia mampu proklamasi tidak berdarah di tengah perang dunia kedua dan tanpa teknologi militer serta mendapat pengakuan internasional. Menurut beliau “Konsensus ijma’ hukum tuhan tertinggi berlaku di kehidupan bernegara. Bagi muslim di NKRI yang melawan Pancasila berarti melawan 3 kali lipat terhadap Allah,” tuturnya.


Prof. Yudian meluruskan kembali pada argument Pancasila to God dalam Quran ditujukan kepada Fir’aun karena ia mengaku tuhan, menjadi raja absolut, memperbudak manusia serta menjalankan ethnic cleansing yang merintahkan membunuh bayi laki-laki yahudi. Pancasila membebaskan manusia dan tidak ada ethnic cleansing, melihat kembali hoax yang menyerang negara menggunakan argumen keagamaan tersebut tidak memahami dasar khilafah keagamaan. Bahwasannya nilai-nilai Al-Qur’an melekat pada Pancasila dan mengandung unsur pluralisme. “Bersyukurlah bahwa Indonesia merupakan kumpulan doa yang diijabahi oleh para nabi. Salam Pancasila!,” imbuhnya.


Lebih lanjut Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A. dalam pantauannya mengemukakan bahwa bangsa ini sudah lama meninggalkan ideologi bangsa. Kini pancasila menjadi topik menarik semua orang dengan membuat pancasila terbuka, dibicarakan banyak orang dan mengartikan pancasila bahkan orang-orang merindukan Pancasila. Beliau sangat bersyukur di Kabinet Indonesia Maju pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. menjadi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, dari pemerintahan beliau yang kini menjadi perhatian terhadap pancasila yang terus meluruskan arti pancasila tanpa didoktrin maupun di paksa tafsir versi pemerintah , karena Pancasila merupakan tafsir terbuka.


Senada dengan Rektor, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. (Dekan FISHUM UIN Sunan Kalijaga) saat sambutan acara pembukaan mengatakan,seminar ini dilaksanakan sebagaiupaya untuk meneguhkan nilai-nilai Pancasila. “Sebagai civitas akademik yang berada dalam rumpun keilmuan sosial, tentu menjadi kewajiban untuk terus memberikan penguatan dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila,” jelasnya. Beliau juga menjelaskan bahwa Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.


Handini, M.I.Kom., Dosen prodi Ilmu Komunikasi juga menyampaikan bahwa Pancasila sebagai falsafah hidup dan fundamental bangsa kita penting unuk kita hayati dan amalkan sebagai ideologi Pancasila, melihat generasi muda saat ini yang mulai melupakan ideologi panasila, maka diselenggarakan seminar ini sebagai komitmen kebangsaan terhadap Pancasila.


“Bapak/ibu hadirin maka penting untuk kita sebagai pewaris semangat perjuangan para pendiri bangsa untuk tetap membumikan, menghayati dan mengamalkan butir-butir ajaran Pancasila di tengah kepungan dan rong-rongan ideologi transnasional, era disrupsi dan kebencian Sebagian anak bangsa ini terhadap bangsanya sendiri. Maka hadirnya seminar Kebangsaan ini menjadi jalan kita untuk terus meneguhkan komitmen kebangsaan kita terhadap Pancasila,” ujar Handini.(Nurul/Fishum)