Temukan Tiga Prinsip Komunikasi Pembelajaran Inklusi, Bono Setyo Raih Gelar Doktor
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga, Bono Setyo, M.Si meraih gelar Doktor dalam sidang terbuka (Promosi Doktor), 10/3/2022, di Gedung Prof. R.H.A., Soenarjo, S.H. (Convention Hall) UIN Sunan Kalijaga.
Bono Setyo mempresentasikan karya penelitian disertasinya berjudul “Komunikasi Pembelajaran dalam Pendidikan Inklusi (Studi Kasus pada mahasiswa Berkebutuhan Khusus UIN Sunan Kalijaga),” di hadapan Promotor; Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A., dan Prof. Dr. Iswandi Syahputra, serta Tim Penguji antara lain; Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd., Prof. Dr. Maragustam, M.A., Prof. Dr. Suranto, M.Pd., Dr. Istiningsih, M.Pd. Sidang Promosi Doktor dipimpin Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin, dengan sekretaris Dr. Karwadi, M.Ag.
Bono Setyo memaparkan, dari hasil penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam di kampus UIN Sunan Kalijaga, pada implementasi pembelajaran inklusi masih terdapat beberapa hambatan dan kesenjangan komunikasi (communication gap). Baik itu di tingkat kebijakan, implementasi di lapangan, maupun kesenjangan komunikasi antara dosen dengan mahasiswa penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam proses pembelajaran.
“Kesenjangan komunikasi muncul dikarenakan adanya perbedaan persepsi atau penafsiran pesan yang dipengaruhi beberapa faktor. Disamping itu, mindset sivitas akademika khususnya para dosen yang belum melek difabel menjadi penghambat utama mahasiswa ABK dalam menyelesaikan studinya,” terangnya.
Dia mengemukakan keberadaan pendidikan inklusi menjadi sebuah solusi. Namun sekaligus permasalahan tersendiri dalam pendidikan bagi penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus (ABK). Di satu sisi, konsep pendidikan inklusi telah menghapuskan label perbedaan yang dimiliki oleh ABK, baik dari aspek fisik maupun psikis, dan telah memberikan hak pendidikan yang sesuai dengan porsinya.
Pendidikan inklusi, jelas Bono, juga mampu mengakomodir ABK agar tidak termarginalisasi oleh sistem pendidikan yang ada. Namun, disisi lain adanya kekurang siapan dari lembaga penyelenggara pendidikan yang menyangkut sarana prasarana maupun aspek sistem dan proses pembelajarannya telah memunculkan permasalahan-permasalahan baru bagi ABK.
Bono Setyo menambahkan, komunikasi merupakan faktor penting dan penentu dalam proses pembelajaran terutama dalam pendidikan inklusi. Komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di pendidikan inklusi ini selanjutnya disebut sebagai Konsep Komunikasi Pembelajaran Inklusi.
Dari hasil riset disertasinya Bono Setyo mengungkap komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan inklusi ini selanjutnya disebut sebagai Konsep Komunikasi Pembelajaran Inklusi. Ruang lingkup komunikasi pembelajaran inklusi yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: aspek ontologi komunikasi pembelajaran inklusi, efektivitas komunikasi dalam pembelajaran inklusi, hambatan komunikasi dalam pembelajaran inklusi serta model dan pola komunikasi dalam pembelajaran inklusi.
Menurut Bono Setyo dari hasil analisis disertasinya dapat diungkap juga bahwa Ilmu Komunikasi bukanlah Ilmu yang Monodisiplin. Sehingga dapat disumbangkan Keilmuan Komunikasi dalam bingkai Multidisiplin Keilmuan. Dalam arti disiplin Ilmu Komunikasi dapat menyumbangkan Metodologi Keilmuan Pendidikan Agama Islam, khususnya Prinsip Komunikasi dalam Pembelajaran Inklusi, dan juga Model dan Pola Komunikasi untuk pembelajaran versi Difabel.
Sementara dalam implementasinya; Komunikasi Pembelajaran Inklusi haruslah disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing anak berkebutuhan khusus. Yakni dengan prinsip Kooperatif, Fleksibel dan Solutif. Ketiga prinsip tersebut selanjutnya disebut sebagai margin of tolerance. Seluruh civitas akademika, khususnya dosen haruslah memperluas margin of tolerance tersebut agar dapat membantu mahasiswa ABK dalam menyelesaikan studinya.
Oleh karena itu dari hasil penelitiannya ini, Bono Setyo merekomendasikan, agar dalam implementasi komunikasi pembelajaran inklusi lebih optimal dan efektif; diperlukan sosialisasi dan pembinaan secara masif pada sivitas akademika, terutama para dosen tentang pendidikan dan pembelajaran inklusi. Memberikan pelatihan singkat pada semua dosen tentang Komunikasi Pembelajaran Inklusi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar dan bekal dalam melaksanakan pembelajaran inklusi. Memasukkan Komunikasi Pembelajaran Inklusi dalam kurikulum di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, maupun di Fakultas-Fakultas lain di UIN Suka.
Di hadapan Promotor dan Tim Penguji, Bapak dua putra Lelita Azaria Rahmadiva dan Adhiyaksa Eldra Baihaqi dari istri Anna Fajria Hidayati ini, berhasil mempertahankan karya penelitian disertasinya dan lulus dengan predikat “Cumlaude” sebagai Doktor bidang Pendidikan Agama Islam, dan tentunya semakin meneguhkan UIN Sunan Kalijaga sebagai Perguruan Tinggi Inklusi. (Weni/Ihza)