Menyongsong PTN-BH, UIN Sunan Kalijaga Lakukan Benchmarking ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Brawijaya dan Universitas Malang

Dalam rangka persiapan transformasi kelembagaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dari Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PK-BLU) menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), Senat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan Kunjungan Kerja ke ITS, UNIBRAW dan Universitas Malang untuk mempelajari Proses Peralihan dan Best Practices Pengelolaan Perguruan Tinggi Badan Hukum.

Transformasi dari Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PTN PK-BLU) menuju Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) bukan hanya peralihan status, lebih dari itu Peralihan status hukum tersebut tentu saja akan berdampak pada perubahan di seluruh aspek Organisasi dan Tata Kelola (OTK) sebuah Perguruan Tinggi.

Kunjungan kerja tersebut dipimpin oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin, dibersamai dengan Wakil Rektor 1, Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H. Iswandi Syahputra, Ketua Senat, Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, Sekretaris Senat, Prof. Dr. H. Maragustam, Ketua Pusat Studi Manajemen Perguruan Tinggi Drs, H, Jarot Wahyudi., MA, Kepala Bagian Kerjasama dan Kelembagaan, Dra. RTM. Maharani, MM., Kasubag Kelembagaan, Faozi Barkah., SH dan Staf. Kunjungan kerja rombongan senat UIN Sunan Kalijaga ini dilaksanakan pada 31/8 s/d 2/9/2022.

Sesampainya di ITS, rombongan UIN Sunan Kalijaga disambut hangat oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ketua Senat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T., Wakil Rektor Bidang II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana, Ir. Mas Agus Mardyanto, M.E., Ph.D., Wakil Rektor 3 Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi Sistem Informasi ITS, Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng. Wakil Rektor 4, Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian ITS, Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D. dan Tim yang lain.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Iswandi Syahputra menyampaikan bahwa kunjungan ke ITS dalam rangka Belajar dari Senior Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Disamping juga untuk untuk mendapatkan pandangan kelebihan dan kekurangan, best practices pengelolaan Perguruan Tinggi Badan Hukum, peran MWA, Rektor dan SAU pada PTN-BH. UIN Sunan Kalijaga juga ingin belajar pada aspek Tata Kelola PTN-BH, Hubungan Kerja antara SAU, MWA dan Rektor, otonomi mahasiswa, keuangan, sarana dan prasarana. Serta pengalaman ITS saat mempersiapkan proses transformasi menjadi PTN-BH. Hal – hal ini yang menjadi titik fokus kunjungan kerja ke ITS, Universitas Brawijaya (Unibraw) dan Universitas malang (UM) yang sudah lebih dahulu melakukan transformasi tata kelola Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)

Menanggapi sambutan Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga, Rektor ITS membagikan pengalamannya mengelola ITS dengan skema PTN-BH. Dalam salah satu paparannya, Rektor ITS menekankan agar UIN mulai memperhatikan statuta yang akan menjadi landasan UIN ketika menjadi PTN-BH. Pandangan Rektor ITS tersebut diperkuat oleh Ketua Majlis Wali Amanat. “Jangan sampai statuta yang baru, yang menjadi landasan pelaksanaan Universitas menjadi belenggu baru bagi pengembangan manajemen berikutnya. Karena hal ini akan menjadi kontra produktif dari cita cita luhur PTN-BH.

Terkait dengan perubahan organisasi ini Rektor ITS menggambarkan tentang tiga organ penting dalam statuta ITS. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS, tiga organ ITS meliputi Majelis Wali Amanat, Rektor, dan Senat Akademik. Masing masing memiliki tugas dan fungsi masing masing. Senat harus dibedakan agar mandiri dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya; Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA merupakan organ ITS yang menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, serta melaksanakan pengawasan di bidang non-akademik. Rektorat adalah organ ITS yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan ITS. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah organ ITS yang menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. Rektor ITS menyampaikan juga kunci sukses dalam menjaga harmoni antara MWA, SAU dan Rektor dengan membangun hubungan ketiganya sebagai struktur Tritunggal.

Pertemuan diakhiri dengan tanya jawab yang semakin menambah wawasan seputar pengelolaan PTN-BH. Pertanyaan mengemuka diantaranya; Apakah transformasi ke PTN-BH ini dipengaruhi oleh pemikiran untuk melakukan efisiensi atau komersialisasi, dan siapakah yang paling diuntungkan dari perubahan ke PTN-BH tersebut. Menjawab pertanyaan tersebut Rektor ITS menyampaikan tentang sejumlah manfaat atas peralihan status tersebut, beliau menyampaikan bahwa dasar pemikiran perubahan ke PTN-BH bukanlah komersialisasi tetapi pada efisiensi, dalam kasus ITS, UKT tidak mengalami kenaikan karena dibatasi oleh ketentuan BKT dan real di ITS, UKT ITS hanya mendukung sebanyak 25 % dari seluruh beban ITS, bahkan dengan PTNBH mahasiswa ITS mendapatkan pelayanan yang lebih bagus baik dari sisi proses pembelajaran karena dosen dituntut untuk lebih profesional dan relevan, maupun dari sisi pelayanan akademik lainnya. Sehingga menjawab pertanyaan siapakah yang paling diuntungkan dari proses transformasi tersebut, Rektor ITS menegaskan,” yang paling diuntungkan adalah mahasiswa dan negara. Karena ditinjau dari sisi pendidikan dan pengajaran beban dosen dituntut lebih profesional bertanggungjawab, up to date dan relevan, dari sisi penelitian harus lebih banyak dan lebih berkualitas.

Sementara itu tenaga kependidikan dituntut lebih humanis, profesional, akuntabel, dan prima dalam melayani mahasiswa, dari sisi kelembagaan, pimpinan Universitas, Fakultas ataupun Sekolah dituntut lebih kreatif dan lebih keras lagi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta dituntut untuk kreatif, efektif dan efisien dalam pengelolaan lembaga serta lebih inovatif untuk mendapatkan sumber pendanaan selain dari SPP. Demikian mengakhiri pembicaraannya. Setelah acara seremonial penutupan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke malang untuk melanjutkan proses benchmarking ke Universitas Brawijaya dan Universitas Malang. (Tim Humas)