Hijrah Mental

Oleh: Dr. Hamdan Daulay, M.Si. M.A. (Ketua Program Magister KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Pesan utama peristiwa hijrah nabi Muhammad SAW adalah pentingnya membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Ketika nabi menghadapi berbagai kesulitan, tantangan dan ancaman di kota Makkah, muncul ide cemerlang. Nabi membuat peristiwa penting dalam sejarah peradaban manusia dengan melalukan hijrah ke kota Madinah. Hijrah dalam makna luas, tidak hanya sebatas perubahan dan perpindahan secara geografis, namun juga mencakup ide dan pemikiran. Dalam peristiwa hijrah nabi, ada pesan bahwa kemajuan dan kesuksesan akan bisa diperoleh manakala ada kemauan membuat perubahan yang dinamis.

Hijrah yang dilakukan nabi dari Makkah ke Madinah adalah merupakan peristiwa sejarah yang luar biasa. Ketika kondisi umat Islam di Makkah terpuruk dan teraniaya dengan berbagai penyiksaan, nabi melakukan langkah strategis untuk pengembangan dakwah dan peradaban yang lebih baik. Sejarah mencatat bahwa dari peristiwa hijrah ini, Islam membuat perubahan penting dalam sejarah peradaban umat manusia. Masyarakat Arab yang awalanya dilanda peradaban jahiliyah berubah menjadi peradaban Islam yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai keadilan.

Demikian pula dengan kondisi yang ada saat ini, ketika masyarakat dilanda berbagai bencana, mulai dari wabah Covid, korupsi yang menggurita, ujaran kebencian, hingga tindakan intoleransi antar sesama anak bangsa, diperlukan gerakan hijrah mental menuju kondisi yang lebih baik. Keterpurukan dari berbagai bencana tersebut akan segera berakhir manakala dilakukan hijrah mental, yaitu dengan adanya semangat optimisme dan solideritas yang tinggi menghadapai berbagai bencana. Ketika sesama anak bangsa memiliki komitmen yang kuat, bersatu dan disiplin menghadapi bencana, maka akan bisa mencapai kesuksesan. Esensi hijrah mental dalam konteks saat ini adalah merubah pola pikir dari kondisi yang pesimis dan egois menjadi optimis dan bersatu menguatkan solidaritas sosial.

Dalam ajaran Islam juga disebutkan tentang pentingnya memiliki sikap optimisme. Setiap ada musibah dan bencana pasti berakhir manakala dihadapi dengan penuh optimisme dan kesabaran. Dalam al Qur’an disebutkan, “Setelah kesulitan pasti ada kemudahan “ (Q.S. Al Insyiroh : 6). Hijrah dari kesulitan menuju kemudahan bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari hijrah secara fisik, maupun hijrah secara mental. Ada saatnya harus dilakukan hijrah secara fisik manakala kondisinya memerlukan hijrah fisik dengan perpindahan dari satu tempat ke temapt lain.

Aktualisasi hijrah di masa pandemi Covid-19 saat ini lebih tepat dilakukan dengan merubah pola pikir dan budaya. Perlu ada hijrah pola pikir dan budaya masyarakat dari yang selama ini abai dengan kesehatan dan kebersihan menjadi lebih sungguh-sungguh menjaga kesehatan dan kebersihan bersama. Rajin mencuci tangan, selalu pakai masker dan juga selalu menjaga jarak adalah merupakan bentuk hijrah baru yang harus dilakukan masyarakjat saat ini. Berbagai peruahan budaya yang dilakukan saat ini dengan hadirnya pandemi Covid-19 merupakan bentuk hijrah baru.

Hijrah mental harus terus dilakukan untuk membuat pemikiran dan ide-ide baru yang cemerlang untuk kebaikan masyarakat. Dinamika peradaban yang terus berkembang dengan berbagai tantangan yang dihadapi, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan hingga sosial budaya, membuat pentingnya melakukan hijrah mental dengan membuat pola pikir yang dinamis. Mereka yang melakukan hijrah mental, selalu berusaha membuat gerakan pemikiuran yang dinamis ke arah yang lebih maju. Sebaliknya mereka yang abai melakukan hijrah dan senantiasa terbelenggu dalam pemikiran yang statis (anti perubahan) akan mengalami banyak kekalahan dan keterpurukan.

Teladan hijrah yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW dengan terobosan pemikiran yang cerdas dan cemerlang, mampu melahirkan perubahan besar dalam sejarah peradaban umat manusia. Demikian pula dengan kondisi yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini di tengah bencana pandemi, perlu ada reaktualisasi hijrah. Menumbuhkan kesadaran bagi setiap warga negara tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan bersama adalah bentuk nyata dari hijrah saat ini. Kesungguhan melakukan hijrah mental adalah bagian dari aktualisasi perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Semoga dalam menyambut tahun baru Islam 1443 H ini, bisa muncul semangat dan gerakan hijrah baru menuju kondisi yang lebih baik, sehat, dan optimis menghadapi pandemi covid-19 yang akan segera berakhir (*).

Kolom Terpopuler