WhatsApp Image 2025-05-26 at 10.50.19.jpeg

Senin, 26 Mei 2025 10:51:00 WIB

0

Festival Difabel: Api Inklusi yang Menyala dari UIN Sunan Kalijaga

Di tengah keterbatasan, semangat itu justru menyala lebih terang. Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun ini menapaki usia ke-18 dengan sebuah gebrakan besar. Untuk pertama kalinya, mereka akan menggelar Festival Difabel. Sebuah ajang yang tak sekadar merayakan milad, tapi juga menyalakan aura inklusi di panggung kebudayaan.

“Festival ini adalah bagian dari perjalanan panjang kami dalam membangun budaya masyarakat inklusif, setapak demi setapak,” ujar Asep Jahidin, Koordinator PLD, dalam Tadarus PLD ke-33 yang digelar menjelang puncak acara.

Puncak Festival Difabel akan digelar pada Rabu malam, 28 Mei 2025 di Gedung Taman Budaya Yogyakarta, menandai klimaks dari rangkaian perlombaan yang telah sukses diselenggarakan selama dua bulan terakhir dan melahirkan para pemenang. Malam puncak ini tak sekadar menjadi ajang seremoni, tetapi juga perayaan seni dan ekspresi inklusi. Sejumlah penampilan seperti tari daerah, paduan suara inklusif, hingga teater inklusif telah disiapkan untuk memeriahkan suasana dan menyuarakan keberagaman dalam harmoni.

Di balik perhelatan besar ini, ada kekuatan kebersamaan yang luar biasa, sebanyak 112 orang, yang terdiri atas relawan, mahasiswa difabel, dan tim manajemen PLD, bahu-membahu sebagai panitia dan tim pendukung. Mereka adalah wajah dari semangat kolektif yang tumbuh dalam ruang inklusif, diorkestrasi oleh nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan dedikasi tanpa pamrih.

Inisiasi Festival Difabel dimulai sejak Januari 2025. Namun jalan tidak selalu mulus. Kebijakan efisiensi sempat membuat acara ini nyaris dibatalkan. Tapi di situlah tekad diuji. “Relawan dan mahasiswa difabel tak mau menyerah. Kami bertekad mencari jalan keluar, menggalang dukungan dari siapa pun yang terpanggil,” tutur Asep.

Tak hanya dari internal kampus, peserta Festival Difabel datang dari berbagai universitas, bahkan dari luar Pulau Jawa. Animo tinggi juga terlihat dari antusiasme penonton, pendaftar untuk malam puncak telah mencapai kapasitas maksimal Gedung Taman Budaya, sekitar 300 kursi.  Bagi PLD, merayakan pencapaian bukan soal besar kecilnya hasil. “Setiap langkah kecil kami rawat. Karena dari situlah tumbuh nilai, tumbuh budaya baru yang inklusif,” kata Asep.

Festival Difabel bukan sekadar perayaan. Ia Sebuah proses yang melibatkan hati, semangat kolektif, dan keberanian untuk tumbuh bersama di tengah keterbatasan. “Kami memohon doa, semoga acara malam puncak tanggal 28 Mei yang akan dibuka langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga berlangsung lancar dan meriah, serta yang lebih penting, bermakna dan berdampak.” Pungkasnya.

Dan dari sinilah UIN Sunan Kalijaga menunjukkan komitmen mendalam terhadap nilai inti inklusif, sebagai wujud dari lingkungan pembelajaran yang terus bergerak, hidup, dan bertumbuh (continuous environment) menuju masa depan yang berkeadilan dan berperikemanusiaan bagi semua. (humassk)