Yogyakarta, 14 Oktober 2025 — Dalam rangkaian kegiatan Pemilihan Duta Kampus UIN Sunan Kalijaga Tahun 2025, para finalis melaksanakan kegiatan "Sowan Unit Kampus" sebagai langkah strategis untuk mengenal lebih dekat unit-unit kerja yang ada di lingkungan UIN Sunan Kalijaga. Sowan ini merupakan bagian dari proses penguatan sinergi, peningkatan pemahaman peran kelembagaan, serta pengembangan soft skill dan kapasitas kepemimpinan finalis Duta Kampus.
Melalui kegiatan ini, finalis diajak untuk memahami fungsi unit-unit seperti Pusat Layanan Disabilitas (PLD), Humas, Admisi, Perpustakaan, International Office, serta Pusat Pengembangan Bahasa. Sowan menjadi ruang interaksi langsung yang mempertemukan para finalis dengan para pengelola lembaga untuk mendengarkan langsung visi, tantangan, serta kolaborasi yang bisa dikembangkan bersama.
Nurain mewakili kemahasiswaan, menekankan bahwa Duta Kampus harus menjadi figur yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki performa sosial yang kuat, peduli terhadap isu lingkungan, serta mahir dalam komunikasi. “Duta Kampus adalah wajah dari 25 ribu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Mereka perlu memahami kampus secara utuh agar dapat membawa narasi UIN ke publik dengan kredibel dan penuh semangat,” jelasnya.
Dalam Penyampaian tentang kehumasan RTM. Maharani memberikan arahan penting mengenai peran strategis Duta Kampus dalam menjaga dan membangun citra institusi. Menurutnya, Duta Kampus bukan hanya simbol representatif, tetapi juga penggerak komunikasi kampus.
“Duta Kampus memiliki peran krusial sebagai representasi resmi kampus, baik dalam kegiatan internal maupun eksternal. Mereka harus mampu menjembatani komunikasi antara kampus dan publik—termasuk media, calon mahasiswa, sponsor, dan masyarakat luas. Kemampuan komunikasi yang baik, sikap profesional, dan etika berinteraksi menjadi bekal utama dalam menjalankan peran ini,” jelas Maharani.
Lebih lanjut, Maharani menjabarkan tanggung jawab yang bisa dijalankan oleh Duta Kampus antara lain: Menjadi MC atau moderator di acara resmi kampus, membuat publikasi dan promosi kegiatan, menjalin hubungan dengan media untuk peliputan, mempublikasikan narasi kegiatan kampus melalui media sosial, artikel, dan website, menangani komunikasi dalam situasi sensitif secara bijak dan tenang
“Selain itu, Duta Kampus harus aktif berkolaborasi antar divisi dan menunjukkan inisiatif serta kreativitas, seperti membuat konten inspiratif, live report, hingga wawancara dengan alumni sukses,” tambahnya.
Wakil dari Admisi, Kadek, juga menyampaikan harapan besar terhadap peran Duta Kampus dalam mensosialisasikan penerimaan mahasiswa baru. “Duta Kampus bisa menyebarkan informasi penerimaan melalui media sosial atau kegiatan luar kampus. Di mana pun mereka berada, mereka bisa menebar inspirasi dan harapan,” ujarnya.
Koordinator Pusat Layanan Disabilitas (PLD) Dr. Asep Jahidin, menyampaikan bahwa para finalis diberi pemahaman mendalam tentang pentingnya kehadiran spiritual dan empati dalam mendampingi mahasiswa difabel. Contoh nyata sdr. Mufid, membantu PLD yang sekaligus mantan Duta Kampus, menekankan bahwa PLD bukan sekadar layanan, tetapi wajah inklusivitas kampus yang nyata. “Kami berharap duta mampu membawa semangat inklusi ini sebagai bagian dari citra UIN yang ramah bagi semua,” katanya.
Sedangkan Kepala UPT Perpustakaan UIN Suka Dr Tafrihuddin, Perpustakaan menjadi ruang belajar tentang literasi dan akses pengetahuan. Kepala Perpustakaan juga menjelaskan rencana pengembangan perpustakaan menjadi pusat budaya dan literasi digital, dengan lebih dari 25.000 buku fisik, ribuan e-book dan jurnal, serta pengembangan galeri budaya dan Defabel Corner.
Di International Office, para finalis diperkenalkan dengan program student mobility, pengurusan visa dan Qitas, serta jejaring internasional. Kantor ini menjadi penghubung kampus dengan dunia global dan menawarkan peluang kolaborasi internasional yang bisa dimanfaatkan oleh Duta Kampus ujar Dr Witri Ketua CDCIA.
Tak kalah penting, Pusat Pengembangan Bahasa memberikan pemahaman tentang pentingnya kemampuan bahasa asing bagi mahasiswa yang ingin lanjut studi atau mendapatkan beasiswa. Sekretaris pusat pengembang bahasa, Miftahus Sa'adah, menegaskan bahwa Duta Kampus harus menjadi contoh mahasiswa dengan bekal bahasa yang baik. “Kemampuan bahasa adalah syarat penting untuk banyak peluang besar ke depan,” jelasnya.
Kegiatan sowan ini diakhiri dengan refleksi dan komitmen para finalis untuk membawa semangat kolaborasi, inklusivitas, dan profesionalisme dalam menjalankan peran Duta Kampus. Mereka tidak hanya akan menjadi wajah kampus, tetapi juga suara, cerita, dan jembatan antara UIN Sunan Kalijaga dan masyarakat luas. (humassk)