UIN Sunan Kalijaga kembali menegaskan komitmennya sebagai pelopor pendidikan inklusif dengan menjalin kerja sama strategis bersama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini berlangsung pada Kamis (20/3/2025) di Ruang Rektor, Gedung PAU Lantai 2 kampus setempat. Ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dengan penuh antusias menyambut delegasi Dirjen Bimas Buddha. Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, yakni Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Dr. Mochamad Sodik, serta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Abdur Rozaki. Sementara itu, dari pihak Dirjen Bimas Buddha, hadir Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Drs. Supriyadi, M.Pd., beserta jajaran elitnya, termasuk Kabag Umum dan BMN, Sayit, S.H., S.Ag., M.H.; Pembimas Buddha Kanwil DIY, Naryoto, S.Ag.; serta PPK Urusan dan Pendidikan, Sigit Prajoko, S.Ag.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah visioner dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi berbasis inklusivitas. “Kami selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk kolaborasi. Mari kita sinergikan potensi yang ada, kembangkan inovasi bersama, dan tingkatkan mutu pendidikan demi masa depan bangsa.” ujar Prof. Noorhaidi Hasan dengan penuh semangat.
Salah satu implementasi dalam kerja sama ini adalah sertifikasi dosen (Serdos), di mana UIN Sunan Kalijaga siap menjadi wadah bagi dosen dari berbagai Sekolah Tinggi Buddha untuk memperoleh sertifikat keahlian sebagai dosen. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa inklusivitas bukan sekadar slogan, melainkan sebuah aksi nyata yang telah diterapkan. Sebelumnya, UIN Sunan Kalijaga menerima peserta Serdos dari kalangan dosen beragama Katolik dan Hindu.
Lebih dari sekadar administrasi akademik, MoU ini juga mencakup penguatan kapasitas penelitian dosen. Noorhaidi menambahkan bahwa UIN Sunan Kalijaga akan menjadi mitra strategis dalam membimbing dan meningkatkan kualitas penelitian akademik para dosen di lingkungan Bimas Buddha. “Kami siap berkontribusi dalam penguatan pendidikan dan penelitian di Perguruan Tinggi Buddha, mendukung pengembangan akademik yang bermutu serta inovatif bagi para dosen dan mahasiswa. Begitu juga bagi siapa pun yang ingin menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, kami terbuka di semua jenjang. Bahkan, bagi mereka yang ingin bergabung sebagai dosen ASN,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Drs. Supriyadi, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas komitmen dan keterbukaan UIN Sunan Kalijaga dalam mewadahi kerja sama lintas agama. “Terima kasih atas kesediaan UIN Sunan Kalijaga yang begitu hangat membuka ruang kolaborasi. Kami melihat bahwa implementasi MoU ini sangat strategis, terutama dalam aspek BKD dan sertifikasi dosen, yang merupakan elemen krusial saat ini. Workshop penelitian juga menjadi kebutuhan mendesak agar para dosen memiliki pemahaman riset yang kuat dan dapat memperjuangkan jabatan fungsional hingga ke level guru besar.,” ungkapnya penuh harap.
Ia juga menkankan kerja sama ini tidak hanya sebatas kepentingan akademis di STAB (Sekolah Tinggi Agama Buddha), tetapi juga dapat berkembang lebih jauh dalam kajian-kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman ini menjadi simbol eratnya kerja sama antara kedua lembaga; yakni pihak pertama, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, ditandatangani langsung oleh Direktur Jenderal, Drs. Supriyadi, M.Pd., sementara pihak kedua, UIN Sunan Kalijaga, ditaken langsung oleh Rektor.
Kolaborasi ini semakin menegaskan UIN Sunan Kalijaga sebagai episentrum pendidikan yang menjunjung tinggi keberagaman dan pluralisme. Dengan semangat inklusivitas, kampus ini terus berjuang dalam membangun harmoni antarumat beragama, sekaligus memperkokoh posisinya sebagai salah satu tonggak pendidikan di Indonesia. Kerja sama strategis ini diharapkan menjadi gerbang emas bagi peningkatan mutu pendidikan dan kebersamaan dalam membangun peradaban yang lebih maju dan toleran.(humassk)