LPPM UIN Sunan Kalijaga Me-Launching Pusat Studi Manuskip dan Ngaji Naskah

Semua orang bisa membuat sejarah. Tetapi tidak semua bisa menulisnya. Lewat manuskrip, sejarah Nusantara yang masyarakatnya multikultur dan multi pandangan tersimpan rapi, menunggu tangan-tangan baik yang mau menjamah dan mengeksplorasi. Dari latar belakang itulah kampus UIN Sunan Kalijaga ingin turut andil berperan terhadap studi manuskrip dengan mendirikan Pusat Studi Manuskrip.

Pusat Studi Manuskrip ini di-launching secara Hybrid (secara langsung dan melalui Zoom Meeting, serta disiarkan secara live streaming YouTube @sukalib). Pusat Studi Manuskrip UIN Sunan Kalijaga di-launching oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Dr. Muhrisun, S.Ag., BSW., M.Ag., MAW., 26/1/2023. Dilanjutkan dengan Ngaji Naskah Manuskrip menghadirkan dua Narasumber: Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum., selaku Ketua Pusat Studi Manuskrip UIN Sunan Kalijaga dan Peneliti Tasawuf Melayu. Dan Dr. Maharsi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Pusat Studi Manuskrip UIN Sunan Kalijaga, yang juga Peneliti Tasawuf Jawa. Dengan moderator Mahasiswa Prodi Magister Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, Jergian Jodi. Hadir membersamai forum ini, Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Dr. Labibah, MLIS.

Dalam sambutannya mengawali launching, Dr. Labibah antara lain menyampaikan, Pusat Studi Manuskrip UIN Sunan Kalijaga nantinya akan banyak membantu mengembangkan peran perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Disampaikan, Perpustakaan umumnya menyebut buku. Tetapi sesungguhnya tidak demikian. Ada banyak koleksi yang dikembangkan di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dalam rangka mendukung pengembangan ilmu pengetahuan di kampus. Ada koleksi elektronik, tercetak, digital, kekayaan SDM intelektual, ada sistem, tempat yang representatif, dan layanan. Dengan kelengkapan produk dan fasilitas tersebut pihaknya berharap dapat diperoleh impact yang maksimal terhadap bertambahnya pengetahuan dan wawasan pengunjung, serta perubahan mindset cara berpikir yang terus meningkat. Perpustakaan juga berfungsi untuk mendukung riset, belajar dan preservasi.

Dengan hadirnya Pusat Studi Manuskrip sangat penting bagi keberadaan perpustakaan sebagai wahana untuk preservasi pengetahuan, yang akan disimpan, dipaparkan di perpustakaan, dan presentasikan. Hasil Pengembangan akademik dari manuskrip melalui Pusat Studi juga akan disimpan di perpustakaan, dan diseminasikan secara berkelanjutan, serta dijaga untuk kepentingan pembelajaran generasi mendatang. Oleh karena itu kerja sama Pusat Studi Manuskrip dengan perpustakaan sangat bagus. Perpustakaan akan menyimpan hasil-hasil kajian Manuskrip, yang kemudian diseminasikan untuk masyarakat untuk memahami kekayaan kearifan lokal Nusantara. Selamat atas berdirinya Pusat Studi Manuskrip UIN Sunan Kalijaga, demikian kata Dr. Labibah.

Dr. Muhrisun menambahkan, LPPM menaungi Pusat Studi Manuskrip sebagai upaya pengembangan riset dan preservasi ilmu pengetahuan. Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga memiliki kelebihan kekayaan koleksi manuskripnya. Dengan berdirinya Pusat Studi Manuskrip akan menghidupkan agenda-agenda preservasi ilmu pengetahuan yang berciri khas UIN Sunan Kalijaga. Harus ada yang meng-afirmasi untuk mengembangkan ciri khas keilmuan UIN Sunan Kalijaga. Jadi kampus UIN Sunan Kalijaga bukan hanya perpikir industri, capaian akreditasi menjaga mutu global, tetapi juga bagaimana menjaga kekuatan ciri khas UIN Sunan Kalijaga. Kekhasan UIN Suka dipertahankan sebagai upaya pengkayaan pengembangan akademik di tingkat Kementerian Agama.

Sementara itu pada sesi Ngaji Naskah yang pertama kali ini difokuskan pada kajian manuskrip tasawuf Nusantara abad 17-18. Mengawali paparannya, Dr. Adib Sofia menyampaikan bahwa Pusat Studi Manuskrip akan menempati Sunan Kalijaga Corner yang ada di gedung perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sebagai sekretariatnya. Pihaknya berharap kegiatan Ngaji Naskah tidak berhenti berlangsung kali ini saja. Tetapi dapat terselenggara tiap bulan. Pihaknya juga berharap Pusat Studi Manuskrip dapat memberi manfaat bagi pengembangan keilmuan di kampus UIN Sunan Kalijaga.

SDM riset Manuskrip di UIN banyak sekali, sangat mendukung berdirinya Pusat Studi. Bangsa ini besar, juga karena jejak-jejak peninggalan pengetahuan masa lalu yang masih bisa kita pelajari sekarang melalui kajian manuskrip, kata Adib Sofia.

Sementara dalam presentasinya Dr. Adib Sofia menyampaikan tentang Sisi Lain Nuruddin Ar-Raniri-Kritik Filologis Spiritualitas Nusantara. Melalui Manuskrip Ar-Raniri Dr. Adib Sofia mengajak menyelami narasi-narasi yang memuat pernyataan strange (aneh), other (lain), outsider (kurang layak), who are not equal (sesuatu yang tidak sama), atau less worthy (kurang layak). Manuskrip Ar-Raniri sekaligus menjadi refleksi positif bagi masyarakat pembaca dalam membangun kehidupan yang harmonis.

Sementara itu Dr. Maharsi, menyampaikan materi yang diberi tajuk “Serat Sastra Gendhing Mistisisme Islam Jawa Masa Mataram Abad XVII”. Dalam pemaparannya, disebutkan bahwa awal Perkembangan Islam di Pedalaman Jawa bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Mataram Islam dengan puncak kejayaan Mataram Islam adalah pada masa Sultan Agung (1613-1645 M), seorang raja yang negarawan, ahli politik, juga ahli agama. Pada masa Sultan Agung inilah ditulis naskah Sastra Gending yang menjadi dasar pedoman kehidupan masyarakat Mataram.

Sastra Gendhing ini berisi beberapa hal, antara lain dijelaskan oleh Dr. Maharsi: (1) Keseimbangan antara syariat dan hakikat, seperti sastra dan gendhing, agar irama kehidupan harmonis tidak saling mengunggulkan, saling memahami kebenaran pendapat orang lain. (2) Konsep mistik martabat tujuh, berasal dari konsep emanasi Ibn Arabi. Manusia adalah tajalli (penampakan Tuhan) di atas bumi melalui martabat alam ketuhanan ahadiyat, wahdat, wahidiyat menuju alam kenyataan alam arwah, alam mitsal, alam ajsam, dan insan kamil. Pada tahap akhir inilah manusia merupakan kenyataan Tuhan di muka bumi. (3) Hakikat emanasi dalam Islam sama dan sebangun dengan konsep Hindu. Penjelmaan Dewa Wisnu ke Kresna, Sang Hyang Manikmaya ke Bathara Guru. (4) Konsep ha, na, ca, ra, ka (ahadiyat), da, ta, sa, wa, la( wahdat), pa, dha, ja, ya, nya (wahidiyat) dan ma, ga, ba, ta, nga (manusia sebagai cerminan Tuhan). (Weni/Ihza)