Perkemahan Wirakarya Nasional: Pentas Seni Implementasi Keberagaman dalam Persatuan dan Perdamaian Bangsa
Pentas seni dan Foto Bersama Peserta Kontingen dengan Kepala Biro AAKK, Dr. Mamat Rahamatullah beserta Pembina Pramuka
(Gorontalo, 22/05) Belum sempurna matahari memasuki peraduannya. Lambat-lambat suara adzan magrib bersahutan dari setiap masjid di kota yang sering disebut serambi Madinah, Gorontalo. Tetapi semangat kakak-kakak pramuka kontingen UIN Sunan Kalijaga yang dipimpin oleh Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga, Dr. Abdur Rozaki, M.Si., tetap terpompa dengan baik. Kekuatan pemuda disertai semangat meningkatkan kapasitas diri dan keinginan untuk melakukan yang terbaik terpancar dengan jelas pada raut wajah mereka.
Sebagian berangkat ke masjid yang tidak jauh dari bumi perkemahan. Sebagian beranjak ke kamar mandi yang cukup banyak tersebar di lokasi perkemahan, dan sebagian beristirahat menjaga posko sambil menunggu giliran bersuci dan beribadah.
Selesai bersuci dan beribadah, Kak Rani, panggilan akrab kakak-kakak pramuka, Dra. RTM Maharani, MM, dan Kak Irul, panggilan akrab Khoirul Anwar, MA, MD, Kabag Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga merupakan pembina dan pendamping kontingen PWN PTK ke XVI Gorontalo, mulai memberikan arahan kegiatan yang akan dilaksanakan pada malam pertama PWN, yaitu Pentas Seni. "Kita sekarang harus bahu membahu mensukseskan kegiatan pentas seni malam ini. Pentas seni ini adalah wajah kita, wajah Racana Nyi Ageng Serang, wajah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, wajah Rektor kita, dan wajah seluruh civitas akademika UIN Sunan Kalijaga. Kita akan dilihat oleh kurang lebih 1200 orang dari berbagai daerah, ditambah dengan pewarta dan media sosial lainnya. Kita tidak memiliki waktu untuk melakukan kesalahan, tidak ada waktu untuk melakukan koreksi, dan tidak ada kesempatan untuk merevisi setiap kekurangan nada, gerak, dan lagu. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi kita selain mempersiapkan diri semaksimal mungkin, agar kita dapat tampil maksimal dan memberikan penampilan terbaik sebagai upaya untuk kesuksesan acara ini dan semangat persatuan bangsa ini," lanjutnya sambil menyemangati peserta kontingen.
Serentak peserta balik kanan, sebagian ada yang mempersiapkan makan Sebagian ada yang mempersiapkan pentas. Sebagian yang lainnya mulai merias diri dan memepersiapkan wardrobe.
Sementara pembina, kak Rani, mulai melangkah dalam ke dalam tenda yang temaram membantu mempersiapkan, mendandani peserta. Sesekali perasaan keibuannya terpancar pada raut wajah yang terlihat cemas melihat keadaan peserta yang dari pagi belum beristirahat, tetapi semangat ke-pembina-anya menggelora dan memaksanya untuk berkata dan bersikap dengan tegas terhadap adik adik binaannya,
Sementara itu disudut yang lain, kak zain, panggilan akrab bagi Khazainullah Hasrudin mahasiswa Fakultas Syariah prodi Ilmu Hukum, yang juga peserta kontingan PWN PTK XVI sedang melakukan latihan kecil untuk memaksimalkan performanya pada opening session bagi kontingan UIN Sunan Kalijaga. Pada kesempatan pentas seni ini kak Zain akan menampilkan gerak silat sebagai bagian utuh dari gerak tari kontingen UIN Sunan Kalijaga, ditanya kenapa silat yang ditampilkan, kak Zain, mengatakan bahwa, “Pencak silat adalah salah satu bentuk budaya lokal dalam konteks kebudayaan Indonesia secara keseluruhan. Keindahan gerak pencak silat sangat dipengaruhi oleh budaya lokal dimana gerak pencak silat dikembangkan silat yang dikembangkan di jawa berbeda dengan silat ala Gorontalo atau sumatera bahkan mungkin sorong, gerak silat dalam satu daerahpun akan berbeda dengan daerah lain sekalipun satu wilayah seperti silat Cimande dan Betawi. Tetapi para pelaku gerak pencak silat ini tetap bersatu menyatakan diri bahwa silat adalah budaya nasional tidak terjebak pada sektarianisme kebudayaan lokal masing masing. Karakter pesilat inilah, salah satu bentuk manifestasi tema PWN PTK ke XVI kali ini ”Merawat Keberagaman dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama”.
Dittanya tentang tema pentas seni yang akan ditampilkan oleh kontingen UIN Sunan Kalijaga Kak Sania Arini, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengatakan, sebagaimana arahan dari Pimpinan Kontingen, Wakil Rektor III Kakak Dr. Abdur Rozaki, M.Si, tema untuk pentas seni nanti adalah Rhapsody Jogja Istimewa, dalam rhapsody ini kita ingin menampilkan mozaik kota Jogja yang menghargai keberagaman suku dan agama, mencintai perdamaian dan bersatu dalam budaya.
Tepat pukul 20.40 WITA, MC mulai memanggil kontingen UIN Sunan Kalijaga untuk tampil, lampu mulai redup, suasana menjadi sunyi, semua penonton seakan tidak sabar menantikan apa yang akan ditampilkan kontingen Jogjakarta sebagai kontingen yang terkenal karena budanyanya yang luhung. Seseorang berpakian hitam-hitam maju kedepan dengan sikap seorang ksatria, dan suara musik mulai menggelegar, liukan tiupan terompet berpadu dengan harmonisasi pukulan perkusi seakan akan menyatu padu membentuk gerak lincah yang sangat indah, tubuhnya meliuk naik turun meloncat dan turun dengan akurasi yang seimbang antara kaki, tubuh dan tangannya, matanya nanar memancarkan semangat pemuda yang siap memberikan segala bagi cita cita yang diinginkan oleh bangsa. Setiap tendangan adalah pekikan ketakutan musuh yang merongrong persatuan dan setiap pukulan sekan ujaran kasih sayang untuk menjaga Marwah dan martabat. Tepuk tangan penonton serentak menggelegar membahana menjadi saksi akan indahnya budaya Jogja. Sebelum gerakan silat berakhir disusul oleh masuknya grup tarian budaya Jawa dengan di padukan gerakan tarian modern, yang semuanya menjadi sebuah racikan gerakan yang indah.
Tidak berhenti disini, seorang narrator mulai tampil disela-sela penampilan sang ksatria tangguh dan tarian budaya Jawa-modern, “ Ada Jogja ada cerita. Ada cerita ada kenangan, kenangan yang membuat rindu, rindu yang berpacu dengan waktu. Namun Jogja tidak membisu dengan rindu, kalau ada yang bertanya tentang rindu jawabanya suasana malam di Jogja kota perjuangan, kota budaya. “ Selamat buat kontingen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kalian telah berhasil menggambarkan jogja yang istimewa, Jogja yang moderat, toleran dan jogja yang indah, sambut Kepala Biro AAKK, Dr. Mamat Rahamatullah, saat menyambut group pentas seni UIN Sunan Kalijaga. (Faozi-Doni)