Go International; Dr. Asih Wisudawati Presentasikan Kurikulum Pendidikan Kimia di Jerman
Dosen Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Dr. Paed. Asih Widi Wisudawati, M.Pd. berkesempatan mempresentasikan karya risetnya pada agenda ilmiah bergengsi di Jerman. Yakni pada acara Konggres Ilmiah Tahunan yang diselenggarakan oleh Penerbit Elsevier bekerja sama dengan ISC3 (International Sustainable Chemistry Colaboration Centre) dan Institute of Sustainnable and environment chemistry, Universitas Lüneburg Jerman. Konggres tahunan yang sudah dilaksanakan yang ketujuh kalinya ini dilaksanakan di Dresden Jerman, 21- 24/5/2023.
Kepada Humas, usai kepulangannya dari Jerman, lulusan Program Doktor University of Münster Germany ini menyampaikan pengalamannya yang sangat berharga saat mempresentasikan karya risetnya terkait perkembangan kurikulum Pendidikan Kimia, dan pertemuannya dengan delegasi ilmuwan dari berbagai negara, yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi pengembangan Prodi Pendidikan Kimia di kampus UIN Sunan Kalijaga.
Menurut Dr. Wisudawati, Penerbit Elsevier Jerman telah melakukan seleksi yang sangat ketat untuk menerima riset yang dapat dipresentasikan dalam kongres ini. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan riset-riset high-level untuk mendapatkan global prespective dari pemerintah, industri dan akademia di universitas dari negara maju dan negara berkembang dalam upaya bersama-sama menyusun tindakan nyata untuk menghadapi perubahan musim (Climate change) dan degradasi lingkungan (Environment degradation).
Ada 59 negara yang berhasil mendapatkan tiket untuk mengirim delegasinya untuk mempresentasikan riset yang dikaji dari berbagai disiplin ilmu termasuk ekonomi dan kebijakan publik. Namun di forum ini tetap menempatkan kimia sebagai fondasi untuk sustainable future.
Dr. Wisudawati sendiri menjadi delegasi perwakilan dari Indonesia, mempresentasikan tentang prespektif dari bidang Pendidikan Kimia untuk mendukung SDGs goal nomor 4, 13 dan 14 (Pendidikan berkualitas, penanganan perubahan iklim, dan ekosistem lautan) melalui makalahnya berjudul; System Thinking stimulation via understanding ocean acidification on sub-micro level: Potential sustainable chemistry practice for Indonesia.” Menurut Dr. wisudawati, bersama dengan Prof. Dr. Hans-Dieter Barke, makalah yang disampaikannya di hadapan 285 peserta dari 59 negara merupakan upaya membangun kurikulum kimia untuk sekolah melalui pendekatan System Thinking sebagai salah satu indikator dari pelaksanaan Sustainable Chemistry di level sekolah.
Secara singkat dalam abstraksinya, Dr. Wisudawati mengungkap hasil risetnya tentang bagaimana memahami konsep partikel melalui System thinking (ST) yang dipadukan dengan representasi tiga level (makroskopik, simbolik hingga submikroskopis) dapat menjadi bagian awal implementasi Kimia Berkelanjutan dalam pendidikan. Konsep ini ini ia terapkan untuk mengetahui pengasaman laut melalui partikel terkecil seperti ion kalsium (ion Ca2+), ion karbonat (ion CO32-), ion hidrogen karbonat (HCO3-), akhirnya ion hidronium (H3O+), ion hidroksida (OH-) , molekul H2O dan molekul CO2 diperlukan.
Selanjutnya dari hasil riset yang ia lakukan, ia dapat mengungkapkan bahwa; hubungan yang tepat antara konten dan konteks sangat penting untuk memasukkan pemikiran sistem (System Thinking) ke dalam pembelajaran kimia. Pengasaman laut Indonesia merupakan tema yang potensial hal ini disebabakan karena Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan dengan jumlah siswa yang sangat besar, harus memahami masalah ini pada tingkat sub-mikro.
Melalui hasil risetnya ini, Dr. Wisudawati juga mencoba merancah kompetensi pemikiran sistem untuk beralih dari makro ke simbol dan ke tingkat sub-mikro dan sebaliknya. Selanjutnya, bagaimana mendiskripsikan pemahaman persamaan kimia melalui tes berbasis kertas. Sementara saat ini sedang dalam proses pengembangan percobaan laboratorium yang diawali dari percobaan kimia dasar yang berprinsip Green Chemistry pada tingkat makro. Dan melakukan penelitian lanjutan bagaimana konteks pengasaman laut dapat diterapkan untuk Pendidikan Kimia berkelanjutan.
Untuk dapat bergabung di acara level internasional di Jerman ini, Dr. Asih Wisudawati mendapatkan bantuan dari Royal Society of Chemistry (RSC) suatu himpuan kimiawan dari Inggris dan University of Münsterdalam skema travel grant. Selain itu, bantuan lain juga datang dari GDCh (Gesellschaft Deutscher Chemiker) atau himpunan kimiawan Jerman dalam rangka membantu semua anggotanya. Karena Dr. Wisudawati adalah anggota aktif dari RSC, GDCh, dan Himpunan Kimiawan Indonesia (HKI) divisi pendidikan kimia serta anggota di ISC3 (International Sustainable Chemistry Colaboration Centre)https://www.isc3.org/page/online-atlas.
Pihaknya berharap, dengan dapat mengikuti agenda presentasi riset di forum internasional, kedepan akan dapat dijalin kerja sama lebih lanjut antara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan banyak organisasi internasional yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup melalui multidisiplin ilmu pengetahuan. Danjuga dapat memperkuat kolaborasi riset, sebagai bagian dari Laboratorium terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Selain itu, selama berada di Jerman, Dr. Wisudawati juga berkesempatan melihat dari dekat peralatan laboratoriun yang dibuat di perusahaan pembuat alat laboratorium di Göttingen yaitu Phywe System Gmbh & Co.KG. Melakukan koordinasi dengan manajemen perusahaan tersebut dan belajar dari dekat bagaimana memanfaatkan secara optimal peralatan laboratorium yang di produksi dari persahaan Phywe.
Menurut Dr. Wisudawati, Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga banyak memiliki peralatan laboratorium yang berasal dari persahaan Phywe, yang selama ini belum dapat digunakan secara maksimal. Alat-alat laboratorium merupakan aset untuk mendukung kelancaran proses pendidikan dan penelitian di Perguruan Tinggi khususnya untuk MIPA dan Teknik. Jika tidak ada perawatan atau tidak dapat menggunakannya secara optimal karena ada kendala penggunaannya, maka alat-alat dari Phywe tersebut akan rusak dan tidak berguna.
“Jadi melalui kunjungan saya ke persahaan Phywe, berdiskusi dengan pimpinan Phywe Dr. Wolfgang Kuhnle, diperoleh kesepakatan, Phywe akan mensupport Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan mungkin laboratorium lain di Indonesiayang memiliki kendala yang sama,” kata Dr. Wisudawati.
Diharapkan, ke depan UIN Sunan Kalijaga dapat menjadi pusat koordinasi antara Phywe System Gmbh & Co.KG., dengan berbagai universitas di Indonesia, dalam upaya mengotimalkan penggunaan alat alat laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran di lingkup siswa menengah atas dan Mahasiswa, imbuhnya. (Wemi/Ihza)