Kembangkan Pendidikan Peduli Kelestarian Alam, Dosen Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Suka Raih Kalpataru
Dosen Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Dr. H. Moh. Habib, M. Ag., mendapatkan Anugerah Penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an dan Al Madkhal fi al-Nahwi (S1), serta Mata Kuliah Filologi Arab (S2) yang akrab dipanggil Kyai Habib Syakur ini menerima Penghargaan Kalpataru sebagai Pembina Lingkungan Hidup. Penghargaan Kalpataru diserahkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi DIY, Ir. Hananta Hadi Purnomo, M. Sc., di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi DIY, 10/12/2020.
Penghargaan Kalpataru merupakan penghargaan dalam hal pelestarian lingkungan hidup yang setiap tahun diberikan oleh Kementerian LHK kepada penggiat lingkungan hidup. Di tahun 2020 ini Kementerian LHK kembali memberikan Penghargaan Kalpataru kepada penggiat lingkungan hidup dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia (5 Juni). Tetapi karena kondisi pandemi Covid 19, penghargaan baru diserahkan bulan Desember ini.
Ditemui humas di sela-sela aktifitas di ruang kerjananya (kampus Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Suka), bapak empat putra; Sir Aujalhyda Tazayyan, SS., Husam Islah Azzad, Atraf Husein El Hakim, Shela Najwa Abida, dari istri Kuni Khumairo’, S.Pd., ini bercerita panjang lebar seputar kegiatannya bersama para santri asuhannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Imdad Bantul, bagaimana ia membina para santrinya untuk membebaskan pesantren dan lingkungannya dari sampah dan menghijaukannya. Tak hanya itu, Kyai Habib Syakur dan para santri Ponpes Al Imdad juga berjuang keras mengelola sampah menjadi pupuk dan barang barang kerajinan tangan yang bernilai ekonomi. Hingga saat ini, tanaman-tanaman yang menghijaukan lingkungan pesantren, juga di berbagai tempat di wilayah Kabupaten Bantul hingga di lereng Merapi sangat bermanfaat dalam rangka ketahanan pangan di masa-masa pandemi Covid – 19, yang tidak pernah terbabayangkan oleh Kyai Habib Syakur.
Kegiatan pelestarian lingkungan seluruh santri Al Imdad dibimbing Kyai Habib Syakur telah dimulai sejak tahun 2008. Dimulai dari pengelolaan sampah yang baik di lingkungan Ponpes Al Imdad. Sampah organik diolah menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, dan penghijaun di lingkungan pesantren. Sementara sampah non organik di lebur atau langsung dikreasi menjadi kerajinan tangan untuk dijual. Tahun 2010 Kyai Habib Syakur mengerahkan para santrinya untuk melakukan penghijauan di lereng Merapi yang rusak parah akibat eropsi merapi. Kiprahnya ini membuahkan penghargaan sebagai Ponpes berwawasan lingkungan hidup dari Pemerintah Daerah Propinsi DIY.
Kiprah Kyai Habib Syakur dalam membina para santri peduli lingkungan terus berlanjut dengan berbagai kerja sama dalam berkegiatan. Seperti misalnya, kerja-sama dengan Kodim 0729 Bantul dalam program Go Green di wilayah Kabupaten Bantul. Kerja-sama dengan Direktorat PD. Pontren Kementerian Agama RI dalam kegiatan “Ro’an Akbar Jaga Hati Jaga Bumi,” dan masih banyak lagi. Pak Kyai juga aktif menjadi pemateri tentang pelestarian lingkungan hidup di berbagai Ponpes di seluruh Indonesia. Karena aktifitasnya dalam membina para santri dalam hal pelestarian lingkungan hidup itulah, pada tahun 2018 Ponpes Al Imdad yang di asuhnya mendapatkan penghargaan sebagai Ponpes berwawasan lingkungan hidup di tingkat Propinsi DIY.
Berkat kegigihan Kyai Habib Syakur dalam membina Ponpes Al Imdad terus aktif berkegiatan, kini Ponpes yang memiliki motto; Santri Salih (Santun, Agamis, Nasionalis, Terampil, Ramah, Inovatif, dan Sadar Lingkungan Hidup), memiliki Al Imdad Farm, yang asri, indah, nyaman untuk berekreasi para santri, namun juga menghasilkan berbagai sayuran dan buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan pangan pesantren, serta peternakan kambing. Juga peralatan pengolah limbah tinja menjadi biogas, pengolah pupuk organik, mesin penghancur limbah non organik, dan bengkel kerajinan tangan. Al Imdad juga dapat memproduksi sabun sendiri.
Kegigihan Ponpes Al Imdad dalam usaha pelestarian lingkungan ternyata juga tersiar sampai manca negara, terbukti banyak tamu yang berkunjung ke Ponpes ini, baik untuk studi banding atau belajar pengelolaan sampah dan bagaimana penghijaukan lingkungan, maupun studi riset program pelestarian lingkungan hidup. Ponpes Al Imdad sempat dikunjungi beberapa Profesor dari Manca Negara, seperti; dari Jerman, Perancis dan Sri Langka, dan para mahasiswa dari Jerman dalam rangka studi lapangan. Bahkan apa yang dilakukan Kyai Habib Syakur dan para santri Al Imdad dicantumkan dalam sebuah jurnal internasional oleh seorang Profesor dari Jerman.
Sebagai dosen di kampus UIN Sunan Kalijaga, dengan seabrek kegiatan pengasuhan santri, Kyai Habib Syakur mengaku tidak pernah meningalkan kewajibannya mengajar dan membimbing para mahasiswanya. Pak Kyai juga masih menyempatkan diri menulis karya buku. Di antara karya buku pembelajaran hasil karyanya adalah; Qiro’ah Mayyassaroh, Cara Cepat Bisa Baca Kitab Metode 33, Belajar Baca Kitab berbasis Teks, dan masih banyak karya yang lain. Maka Pantaslah Pak dosen yang satu ini mendapatkan penghargaan Kalpataru. Selamat dan sukses ya Pak Kyai, semoga membawa kebahagiaan dunia dan akherat, dan menjadi inspirasi bagi civitas akademika UIN Sunan Kalijaga untuk berkiprah di luar kampus. UIN Sunan Kalijaga untuk Bangsa, UIN Sunan Kalijaga Mendunia. (Weni)