100_20220615_IMG_7865.JPG

Rabu, 15 Juni 2022 13:11:58 WIB

0

UIN Sunan Kalijaga Kembali Gelar Wisuda Luring, Luluskan 1199 Wisudawan

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,   Prof. Al Makin   mewisuda sejumlah 1199 lulusan baru. Wisuda UIN Sunan Kalijaga kali ini dilaksanakan dalam dua hari secara luring.  Rabu, 15/6 prosesi wisuda untuk Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 16/6 prosesi wisuda untuk  Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Sains dan Teknologi,  Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,  Program Pascasarjana dan Program Doktor.  Wisuda kali ini merupakan wisuda luring yang pertama kali dilakukan di kampus UIN Sunan Kalijaga setelah Pandemi Covid-19 berlalu, yang bisa dihadiri seluruh orang tua atau wali wisudawan/wisudawati.

17 orang wisudawan/wisudawati berhasil lulus dengan menyandang predikat lulusan terbaik dan tercepat. 8 orang lulusan terbaik dan tercepat diwisuda pada tanggal 15/6, yakni; Khairunnisa dari Prodi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3,84, Amilia Zamzabila Putri dari Prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 3,86, Nadia Khairunnisa dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan IPK 3,93, Risqo Dzulqarnain, dari Prodi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum dengan IPK 3,95, Muhammad Bachrul Ulum  dari Program Magister  Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan IPK 3,86, Agung Pangeran Bungsu dari Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan IPK 3,86, Syaiful Anam, dari Program Magister Jinayah Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum dengan IPK 3,98, serta Arowadi Lubis dari Program Magister  Ekonomi Syariah,  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan IPK 4.00.

9 orang lulusan  terbaik dan tercepat diwisuda pada tanggal 16/6 yakni; Alfina Hawawi dari Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan IPK 3,76, Nofri Rahmawati dari Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi  dengan IPK 3,77,  Berlian Puji Pangastuti dari Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan IPK 3,85, Nuril Fathiha dari Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,87, Imamul Wathoni dari Program Magister  Aqidah dan Filsafat, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dengan IPK 3,83, Anna Zakiah Derajat dari Program Magister Interdisciplinary Islamic Studies, Pascasarjana dengan IPK 3,89, Ragil Dian Purnama Putri dari Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,99, Dr. Bono  Setyo dari Program Doktor Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3,87, Doktor Mochamad Iskarim dari Program Doktor Studi Islam, Pascasarjana dengan IPK 3,94.

Rektor UIN Suka, Prof. Al Makin dalam sambutannya usai mewisuda  antara lain mengabarkan bahwa tekad UIN Sunan Kalijaga  mendunia ini benar-benar sudah  terjadi. UIN Sunan Kalijaga sudah dikenal di seantero dunia. “Saya baru saja dari Italia, dari Roma tepatnya dari Vatikan bersama Menteri Agama RI, Ketua PBNU dan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI. Saya berjumpa dengan Paus Fransiskus.  Saya membawa misi untuk persaudaraan antar iman. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan mengundang Paus ke Indonesia atas pesan presiden. Ketua PBNU KH Yahya Staquf sudah lama berhubungan dengan Paus. Juga PP Muhammadiyah, mempunyai relasi kuat antar sesama organisasi agama seluruh dunia. UIN Sunan Kalijaga universitas berkelas dunia, harus memainkan peran itu, merekatkan umat, membangun bangsa. UIN Sunan Kalijaga  mendapatkan kehormatan untuk  terus berperan secara dunia,” kata Prof. Al Makin. 

"Saya mendapatkan kesempatan audiensi ke Paus dan saya menyampaikan pesan bahwasannya saya akan memberi anugerah Honoris Causa ke Vatikan dan pemimpin agama di Indonesia agar kampus kita berkontribusi dalam panggung dunia. UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa telah dan akan benar-benar kita laksanakan, dengan berkontribusi dalam perdamaian antar agama tingkat dunia. Pak Menteri, Ketua PBNU, Dirjen Bimas Katolik dan Saya selaku Rektor berkesempatan menyampaikan silaturahim kami sebagai umat Islam Indonesia ke Katolik dunia. Kesempatan yang luar biasa,” imbuh Prof. Al Makin. 

Kepada para  wisudawan dan wisudawati Prof. Al Makin mengajak untuk berbesar hati  menjadi lulusan mendunia. Oleh karena itu pihaknya mendorong agar para wisudawan dan wisudawati dapat  berkontribusi lebih jauh, tidak hanya di dalam negeri.  Tetapi melanglang dunia membawa misi moderasi beragama, mengembangkan akademik, menyebarkan nilai-nilai Islam yang Rahmat ke Korea, Jepang, Amerika, Eropa, Australia dan seterusnya. “Raihlah kesempatan yang sangat luas di luar Indonesia. Seperti saya barusan ke Vatikan, Warek 2 ke Belanda. Dosen-dosen UIN Suka juga sama, banyak dosen dan  banyak alumni UIN Suka yang berkontribusi  berbagai negara, demikian Prof. Al Makin memotivasi. 

Ketua BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) RI  adalah Prof. KH Yudian Wahyudi resmi menjadi ketua BPIP sampai 2027. Prof. Amin Abdullah anggota dewan pengarah. Dua mantan Rektor kita bekerja untuk bangsa. Dan masih banyak lagi para alumni kita yang duduk di DPR, MPR, Menteri, Bupati, Gubernur, Camat, tokoh masyarakat, pengusaha, petani, aktivis LSM, tokoh agama. Contohlah mereka, kata Rektor Al Makin. 

Lebih jauh disampaikan, alumni UIN Suka selain harus memiliki semangat untuk sukses berkarir, juga harus dapat menjadi duta dari UIN Sunan Kalijaga dengan mencontoh   Sunan Kalijaga  bijak, toleran, dan terbuka pikirannya.  Seperti lawatan  ke Vatikan, Prof. Al Makin  mencoba menjadi Sunan Kalijaga, melakukan  silaturahim ke Vatikan, membuka diplomasi, dialog, dan menjalin persaudaraan dan persahabatan  dunia. Maka para alumni UIN Suka juga harus dapat memposisikan seperti Sunan Kalijaga yang menebar kebaikan dalam dunia politik, sosial, ekonomi dan sebagainya, harap Rektor Al Makin. 

Alumni UIN Suka harus bangga menjadi bagian dari UIN Suka,  kampus keragaman, kampus yang    nyaman untuk semua iman, kampus kebhinekaan. Satu-satunya PTKIN yang unggul dalam akreditasi nasional. Saat ini kampus UIN Suka memiliki  8 prodi unggul: Prodi Bahasa Inggris di fakultas Adab; Pendidikan Agama Islam S2 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, S2 Teknik Informatika di Fakultas Sains dan Teknologi; dan Prodi Sosiologi di Fakultas Sosial dan Humaniora. Akreditasi Unggul  secara institusi tentunya menjadi nilai lebih untuk meraih kemenangan dalam  bersaing di dunia kerja,  dunia usaha, maupun  dalam pendaftaran berbagai  kesempatan. 

Baca juga:    Wisata Religi Basilika Vatikan: Persaudaraan Antariman

Dalam  perjalanan  ke Roma,  Prof. Al Makin berkesempatan  membaca  buku auto-biografi Maradona. Disampaikan, Diego Armando Maradona lahir di Buenos Aires, di Lanus, kawasan miskin. Dia menjadi pemain sepakbola terkenal dengan sebutan macam-macam. El Pibe de Oro (golden Boy). Karirnya cemerlang. Menjadi juara dunia bersama timnas Argentina, di Mexico tahun 1986. Asalnya sama dengan Paus Fransiskus.  Clubnya di Boca Junior, Barcelona,  dan menjadi nama stadion di Napoli.  Maradona mencintai sepakbola dari kecil. Dia membangun team Napoli dari Zero. Dia sukses  membangun  semangat kawan- kawannya. Begitu juga pada team nasional di Argentina. Dia mencintai sepakbola, maka juara dunia,  menjadi pemain terbaik seabad, goal seabad, dan bersama Pele dari Brazil dia menjadi pemain legendaris tak terlupakan. Tetapi Maradona mempunyai kelemahan dalam mengatur emosi. Dia sering bertengkar, baik di Barcelona, Boca Juniors, Sevilla, Newell Old Boys, Napoli sendiri. Dia tidak bisa mengendalikan diri bahkan terlibat dalam obat-obatan. Dia dilarang main dua kali oleh FIFA (Football International Federation). Maradona sukses dalam karir sebagai pemain dunia, tetapi Maradona tidak sukses dalam mengatur diri.

Biografi Maradona dapat dijadikan cermin bagi alumni UIN Suka. Orang sukses adalah orang yang dapat  mengatur diri sekaligus relasi sesama manusia. Maradona sukses dalam mengatur relasi,  saling membantu, dan mengangkat teman dan anggota team.   Membantu rekan-rekannya dalam mencetak gol. Memberi semangat saat team kelihatan lesu. Dan memenangkan team, ini dapat menjadi contoh untuk meraih sukses menjadi pengusaha, ilmuwan, pejabat, politisi, aktivis LSM, dan semua pekerjaan. Maradona tidak sukses dalam mengatur diri. Ini tidak boleh dicontoh, kata Prof. Al Makin.  (Tim Humas)