Tafsir Kolaborasi dan Pengaruh Syiah dalam Tafsir Indonesia

Selama ini dikenal ada empat macam metode tafsir, yaitu tafsirtahlili(analitik),tafsir Ijmali(global),tafsir muqaranah(komparatif), dan tafsirmaudlu’i(tematik) serta perspektif aliran kalamSunnidan Syiah.

Pada sidang disertasi di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Supandi, MAg mengemukakan modeltafsirlain yaitu “tafsir kolaborasi” dalam pengertian penkolaborasian antara metode dan perspektif aliran tafsir.

Metode penafsiran Alquran pada era kontemporer di Indonesia menunjukan kecenderungan yang berbeda dari periode sebelumnya.

Pada era tersebut, di samping menafsir, paramufasirjuga melakukan kritik dan mengoreksi tafsir-tafsir periode sebelumnya.

Dalam melakukandouble movement ini, para mufasir melibatkan berbagai pendekatan dan multidisiplin ilmu pengetahuan untuk melihat kelemahan masa lalu dan menatap masa depan tafsir yang mampu menjawab tantangan zaman.

Syi’isme dalam tafsir sebagai sebuah metode yang lahir di era kontemporer ini, berupaya merespon tantangan-tantangan itu dengan melibatkan dua perspektif aliran kalam yang berbeda: Sunni dan Syiah.

Secara demikian, metode ini termasuk baru dan unik dalam dunia tafsir sehingga mengundang pro dan kontra dari kaum Muslim di Indonesia yang mayoritas berhaluan Sunni. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Syi’isme dalam dinamika perkembangan tafsir di Indonesia dan menjelaskan konstruksi Syi’isme tersebut pasca revolusi Iran.

Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui resepsi kaum Sunni di Indonesai terhadap Syi’isme dan menganalisis implikasi Syi’isme dalam tafsir terhadap perkembangan metodologi penafsiran Alquran.

Penelitian ini menggunakan teori resepsi dan sosiologi pengetahuan (sociology of knowledge) sebagai pendekatan. Sumber data primer menggunakan kitab-kitab tafsir dari kalangan Sunni dan Syīah yang beredar di Indonesia pada era kontemporer atau sesudah revolusi Iran, yaitual-Mīzān fī Tafsīr al-Qur’ānkarya Muhammad Husein Ṭabāṭabā’i, MengungkapRahasia Surat Yasinkarya Dasteghib,Tafsir Sufi al-Fatihahkarya Jalaluddin Rakhmat danWawasan al-Qur’ankarya Quraish Shihab.

Hasil penelitian Supandi dalam disertasinya berjudulSyi’isme Dalam Tafsir Kontemporer Di Indonesiamenunjukan bahwa Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam adalah negara yang dilanda Syi’isme dalamtafsir Alqurandengan cepat.

Ada beberapa konstruksi (bentuk) Syi’isme di Indonesia, yaitu: pertama, penyebaran buku-buku tafsir Syīah dalam bahasa asing terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kedua, terjemahan yakni tafsir-tafsir yang ditulis oleh ulama Syīah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan beredar di kalangan kaum Muslim serta menjadi bacaan publik.

Ketiga, tafsir yang ditulis oleh ulama Syīah Indonesia. Keempat, buku tafsir yang ditulis oleh mufasir Sunni di Indonesia yang banyak mengutip pendapat ulama Syīah.

Resepsi kaum Sunni terhadap Syi’isme dalam tafsir begitu buming. Mereka membeli, membaca, mengoleksi dan mengkaji serta menyebarluaskan gagasan-gagasan di dalamnya.

Tidak dimungkiri adanya kelompok kaum Sunni yang menentang Syi’isme di Indonesia. Mereka mengkristal membentuk kelompok anti Syīah, menolak hal –hal yang beraroma Syīah. Kelompok ini terdiri dari dua aliran yaitu pertama, yang secara apologetik menolak Syīah dengan segala atributnya. Kedua, kelompok yang moderat, menolak sebagian dan menerima sebagian lainnya dengan argumen.

Dengan adanya resepsi estetis terhadap tafsir yang menghasilkan sunnisme di satu sisi dan Syi’isme di sisi yang berbeda, berarti telah terbentuk metode tafsir baru yang kemungkinan terus berkembang di masa depan.

Untuk memudahkan identifikasi sekaligus membedakan dengan metode penafsiran yang sudah eksis terlebih dahulu, tidak ada salahnya metode ini diberi nama dengan metode kolaboratif(manhaj ta’āwunī).

Metode kolaboratif dapat terjadi pada semua metode tafsir:tahlīlī, ijmālī, muqārin dan mauuʻī. Teknik operasional penafsirannya seperti yang sudah lazim terjadi, hanya saja di dalamnya perlu dihadirkan pendapat-pendapat dari ulama Sunni dan Syīah untuk menggali makna ayat.

Supandi, peneliti disertasi tersebut kelahiran Majalengka Jawa Barat adalah dosen UIN Raden Mas Said Surakarta. Sekarang ia menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa pada perguruan tinggi tersebut.

Oleh : Guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Syihabuddin Qalyubi, Lc. M.Ag